Konten dari Pengguna

Rektor UMJ Terpilih Sebagai Ketua Umum Forum Rektor PTMA 2025-2028

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
15 April 2025 9:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof. Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy, M.Si., terpilih sebagai Ketua Umum Forum Rektor Perguruan Tinggi (FR PTMA), 9 April 2025.
ADVERTISEMENT
Pemilihan Ketua Umum dilakukan dalam Musyarawah FR PTMA yang berlangsung di Hotel Aston Purwokerto. Para Rektor PTMA yang hadir menyepakati secara aklamasi mendukung Prof. Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy, M.Si., menjadi Ketua Umum FR PTMA Periode 2025-2028.
Ma’mun menggantikan Prof. Dr. Gunawan Budianto yang telah mengakhiri jabatannya sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Sebelum terpilih sebagai Ketua Umum, Ma’mun Murod Al-Barbasy dipercaya sebagai Sekretaris Umum FR PTMA.
Dalam sambutannya setelah terpilih menjadi Ketua Umum FR PTMA, Ma’mun Murod Al-Barbasy menyatakan bahwa FR PTMA penting melakukan peran-peran strategis untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Menurutnya, FR PTMA harus memberikan warna dalam perubahan Indonesia secara menyeluruh tidak hanya untuk kemajuan pendidikan tapi juga dalam konteks sosial kemasyarakatan.
ADVERTISEMENT
“Bagi saya, kampus tidak bisa hanya bicara pendidikan dalam pengertian sempit, melakukan advokasi sosial dan kemasyarakatan itu juga jadi sangat penting,” ungkap Ma’mun saat dimintai keterangan melalui saluran telepon, Kamis (10/04/2025).
Hal itu didasarkan pada kondisi pendidikan Indonesia yang menurutnya belum cukup baik dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN baik secara kuantitas dan kualitas. Seperti diketahui berdasarkan data kuantitas, rata-rata pendidikan orang Indonesia hanya setara SMP. Sementara jumlah sarjana, magister, dan doktor masih sangat sedikit.
Sementara itu, dari segi kualitas pendidikan di Indonesia terkendala faktor biaya yang masuk kategori mahal, serta pengelolaan dana pendidikan dari APBN yang mencapai kisaran 600 triliun yang belum optimal.
“Anggaran 600an triliun per tahun ini angka yang fantastis sebenarnya, tapi saat tata Kelola dan pertanggungjawaban yang tidak bagus maka akan menguap kemana mana. Ini juga hal yang menurut saya penting dilirik FR PTMA agar memberikan masukan,” tambah Ma’mun.
ADVERTISEMENT
Tak kalah penting, Ma’mun sangat berharap FR PTMA dapat hadir dalam memberikan solusi pada persoalan sosial kemasyarakatan. Ia mengatakan, hulu segala persoalan di Indonesia adalah politik. Apabila tata kelola dan praktik politik bagus maka akan berdampak pada kualitas di hilir.
Salah satu peran yang dapat diisi FR PTMA adalah pada pembahasan paket RUU politik di antaranya RUU terkait Pemilu, Pilpres, dan Parpol. Peran dalam advokasi ini menemui jalannya.
Ma’mun mengaku gembira karena FR PTMA mendapat kesempatan untuk diundang dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR RI. “Ini cukup bagus, kami juga harus memberikan masukan-masukan untuk DPR terkait masalah yang berkenaan dengan pendidikan dan masalah-masalah lainnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ma’mun mengatakan FR PTMA juga berkepentingan memberikan dukungan terhadap Presiden Prabowo Subianto. Hal itu didasarkan keseriusan dan visi presiden terkait masalah pendidikan terutama untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang memiliki harga diri.
ADVERTISEMENT
Ia juga mengapresiasi visi Presiden Prabowo menyangkut kemajuan pendidikan Indonesia, pemberantasan korupsi, pemberantasan judi online, dan sebagainya.
“Maka saya merasa penting, termask FR PTMA untuk memberikan dukungan dan masukan yang tidak lepas dari kritik, dengan catatan program-program yang dijalankan presiden senafas dengan kepentingan masyarakat dan kepentingan bangsa dan negara,” pungkasnya.
Sumber: UMJ