Tanggapan Rektor UGM Soal Rasio Penduduk Berpendidikan S2 dan S3 Masih Rendah

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
Konten dari Pengguna
5 Februari 2024 14:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Dok. UGM
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Dok. UGM
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 terhadap populasi produktif di Indonesia masih sangat rendah, di angka 0,45 persen. Angka tersebut dinilai masih tertinggal jauh dengan negara-negara tetangga (2,43 persen) dan negara maju yang telah mencapai 9,8 persen.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo pada pembukaan Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Surabaya. "Saya sepakat bahwa Indonesia membutuhkan SDM unggul, juga pengembangan IPTEK dan inovasi berkualitas di masa depan," kata Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Emilia dalam unggahannya di akun Instagram @ovaemi, Kamis, 18 Januari 2024.
Menurut Ova, dengan melihat kesenjangan rasio pendidikan terhadap populasi produktif tersebut, artinya Indonesia masih memiliki PR besar untuk mewujudkannya. Peningkatan kapasitas SDM melalui pendidikan Pascasarjana, penguatan beasiswa, dana riset, dan kerja sama industri untuk meningkatkan kualitas hilirisasi menjadi fokus bahasan dalam agenda Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia (FRI).
Ova menambahkan, pekerjaan ini memerlukan kerja strategis dan sinergis lintassektoral untuk mewujudkannya, baik dari institusi pendidikan tinggi, pemerintah, industri, dan masyarakat. untuk itu, kata Ova, sudah saatnya institusi pendidikan diletakkan dalam konteks masalah yang dihadapi negara.
ADVERTISEMENT
Fungsi bahwa institusi pendidikan adalah penghasil SDM unggul, bukan sekadar penghasil sarjana. Institusi pendidikan juga harus menjadi penghasil riset inovatif yang berujung pada hilirisasi.
"Harus dikuatkan dan menjadi keberpihakan yang harus ditunjukkan oleh pemerintah. 'Start from the end... what do we need...' Saya berpikir kita semua harus memulai dari poin tersebut," tegasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana menambah anggaran untuk pendidikan. Hal ini untuk memperkuat riset dan mengejar rasio penduduk Indonesia berpendidikan S2 dan S3 yang masih sangat rendah.
Jokowi menuturkan rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 di Indonesia di angka 0,4 persen. Sementara itu, negara tetangga sudah 2,43 persen, adapun negara maju sudah 9,8 persen.
"Ini jauh sekali. Saya minggu ini rapat dan mengambil kebijakan untuk mengejar ketinggalan. Tidak tahu anggaran dari mana, tapi kita carikan agar S2, S3, usia produktif bisa naik drastis. Karena ini kejauhan sekali," ujar Jokowi saat membuka Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia dikutip dari laman Antara, Senin, 15 Januari 2024.
ADVERTISEMENT
Sumber: Medcom