Konten dari Pengguna

Tips Siapkan Proses Akreditasi LAMDIK pada Program Studi

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
21 Desember 2022 16:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Webinar: Strategi Kampus & Prodi Pendidikan untuk Meraih Akreditasi Unggul LAM Kependidikan (LAMDIK).
zoom-in-whitePerbesar
Webinar: Strategi Kampus & Prodi Pendidikan untuk Meraih Akreditasi Unggul LAM Kependidikan (LAMDIK).
ADVERTISEMENT
Saat ini, proses akreditas program tak lagi dilakukan melalui BAN-PT, namun telah berubah dan dilakukan pada Lembaga Akreditasi Mandiri. Salah satunya adalah Lembaga Akreditasi Kependidikan (LAMDIK). Akhir-akhir ini, kegiatan LAMDIK tengah dipersiapkan oleh perguruan tinggi dengan program studi kependidikan. Untuk menyiapkan proses akreditasi melalui LAMDIK ini rupanya membutuhkan persiapan yang matang.
ADVERTISEMENT
Ini diungkapkan oleh Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, Ph.D selaku Majelis LAMDIK pada Webinar bahwa proses akreditasi melalui BAN PT dan LAMDIK memiliki perbedaan. Terutama dalam menyiapkan dokumen persyaratan yang ada.
“Pada saat proses akreditasi melalui LAMDIK ini, setiap program studi harus menyiapkan dokumen dengan data kuantitatif dan kualitatif. Tentunya ini membuat setiap program studi kependidikan butuh penyesuaian,” tandas Prof. Sutrisna.
Sementara itu, Prof. Sutrisna juga mengungkapkan bahwa proses evaluasi diri dan juga kriteria pada akreditasi melalui LAMDIK juga sedikit berbeda. Menurutnya, akibat perbedaan ini, maka setiap perguruan tinggi harus bersiap melakukan persiapan yang cukup matang.
“Misalnya saja pada komposisi evaluasi diri pada program studi S1 di bidang kependidikan. Pada evaluasi diri ini memiliki komposisi sebanyak 85 butir. Yang terdiri dari UPPS sebanyak 9 butir dengan bobot 10%, kriteria 73 butir dengan bobot 85%, dan analisa permasalahan sendiri terdiri dari 3 butir dengan bobot 5%,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Prof. Sutrisna, Prof. Joko Nurkamto seorang guru besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, juga berbagi pengalaman bagaimana melakukan proses akreditasi pada program studi di perguruan tinggi.
Tak ketinggalan, Prof. Joko juga membagikan tips terkait proses pelaksanaan akreditasi di perguruan tinggi. Melalui pertemuan kali ini, Ia menjabarkan bagaimana cara yang tepat agar para civitas akademika bisa menyiapkan LAMDIK dengan tepat.
Tips Melakukan Persiapan Proses Akreditasi
Menurutnya Prof. Joko, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh program studi dalam melakukan proses akreditasi. Ini bertujuan agar proses akreditasi yang terhambat bisa berjalan dengan maksimal. Dengan berbagi sedikit tips tersebut, Prof. Joko berharap setiap program studi kependidikan bisa melakukan proses akreditasi mandiri secara maksimal.
ADVERTISEMENT
1. Penulisan pada LAMDIK harus sesuai dengan format.
Banyak program studi mengalami banyak permasalahan ketika melakukan proses akreditasi mandiri. Salah satu permasalahan yang kerap terjadi adalah melakukan penulisan dokumen atau data tidak sesuai dengan format yang diminta.
Para panitia akreditasi ini harus berhati-hati saat melakukan penulisan. Misalnya saat melakukan penulisan evaluasi. Penulisan evaluasi harus dilakukan dengan tepat agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi saat proses penilaian oleh asesor.
2. Membantu Asesor apa yang dibutuhkan saat melakukan asesi
Untuk memudahkan proses akreditasi berjalan lancar. Pihak program studi harus membantu kebutuhan yang diminta asesor. Kebutuhan tersebut tak hanya berupa dokumen semata. Namun juga harus memperhatikan beberapa format yang sudah ditentukan oleh persyaratan yang diminta.
ADVERTISEMENT
Jangan sampai pihak panitia akreditasi salah informasi namun menuliskan yang lainnya. Misalnya saja yang diminta oleh pihak asesor adalah status akreditasi PT, namun pihak program studi malah menyediakan hal yang lainnya.
3. Menulis data sesuai yang diminta
Penulisan data yang dibutuhkan saat akreditasi adalah hal yang sangat krusial. Oleh karena itu, setiap program studi harus menulis sesuai dengan data yang diminta.
Bisa dicontohkan, pada proses penulisan data yang kurang nyambung dengan hasil evaluasi, sehingga menyebabkan ketidak tepatan dalam mengatasi kelemahan yang seharusnya diperbaiki oleh pihak program studi. Selain itu, penulisan format dan keterangan pada tabel juga harus diperhatikan dengan baik.
4. Data ditulis secara tepat sasaran
Selain itu, para panitia akreditasi program studi harus menulis data dengan tepat sasaran. Tujuannya agar informasi yang tersampaikan bisa mudah dipahami dan memiliki kredibilitas tinggi.
ADVERTISEMENT
Bisa dicontohkan dalam penulisan informasi. Setidaknya harus memuat 5W + 1H. Sehingga cakupan, strategi, parameter bisa tercapai dengan baik.
“Harapannya setiap perguruan tinggi dan program studi memahami apa yang harus dilakukan saat proses penilaian akreditasi. Dengan begitu kegiatan akreditasi mandiri bisa terlaksana dengan baik,” tutup Prof. Joko.