Konten dari Pengguna

"Transformasi Pendidikan Islam: Kiprah Inspiratif Ibu Nila di STAI Samarinda"

SEVIMA
Sentra Vidya Utama (Sevima) adalah Education Technology yang berdiri sejak tahun 2.004, dengan komunitas dan pengguna platform yang tersebar di lebih dari 1.000 kampus se-Indonesia. Bersama kita revolusi pendidikan tinggi, #RevolutionizeEducation!
7 Januari 2025 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Ibu Nila Chaerunnisa, S.H.I., M.Pd, saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua III di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Samarinda. Sebagai seorang akademisi dan pemimpin, beliau dikenal memiliki pandangan yang visioner dan penuh dedikasi dalam mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dan pengalaman yang luas, Ibu Nila berperan penting dalam mendorong kemajuan institusi serta membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara spiritual.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah wawancara bersama Tim SEVIMA (06/01/2025), Ibu Nila memberikan pandangannya tentang makna Isra Mikraj sebagai momen penting dalam kehidupan Rasulullah SAW. Menurut beliau, perjalanan spiritual ini mengajarkan umat Islam untuk menanamkan kerendahan hati kepada Allah SWT melalui ketaatan menjalankan perintah-Nya, terutama shalat lima waktu. “Shalat bukan hanya kewajiban, tetapi juga sarana pembentukan karakter, seperti disiplin waktu dan rasa tanggung jawab,” jelas beliau. Dalam era teknologi modern, Ibu Nila menekankan bahwa kemajuan teknologi, seperti aplikasi pengingat shalat dan alarm adzan, seharusnya dimanfaatkan untuk membantu umat Islam menjaga kedekatan dengan Allah SWT di tengah kesibukan aktivitas sehari-hari.
Lebih lanjut, Ibu Nila membahas bagaimana perkembangan teknologi telah membawa dampak besar pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. “Teknologi mempermudah akses informasi, memungkinkan kita menjangkau berbagai sumber pengetahuan dari seluruh dunia. Namun, dalam memahami hukum Islam dan berbagai perbedaan pendapat, bimbingan dari guru tetap penting agar kita tidak salah langkah,” tutur beliau. Dalam konteks ini, Ibu Nila menekankan pentingnya menyelaraskan kemajuan teknologi dengan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, sehingga teknologi menjadi alat yang mendukung, bukan mengubah identitas masyarakat.
ADVERTISEMENT
Sebagai institusi yang berfokus pada pengembangan pendidikan Islam, STAI Samarinda, di bawah kepemimpinan dan arahan tokoh-tokoh seperti Ibu Nila, terus mendorong mahasiswanya untuk menyadari bahwa kehidupan bukan hanya soal materi dan gaya hidup. “Hidup ini harus selalu disertai rasa syukur dan ketaatan kepada Allah. Dalam setiap langkah, penting untuk menjaga keimanan, berbagi kebahagiaan dengan sesama, serta menjalani hubungan yang baik dengan Allah dan manusia. Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” ucap beliau pada SEVIMA (06/01
Melalui pandangan yang penuh kebijaksanaan ini, Ibu Nila menginspirasi generasi muda untuk terus memperbaiki diri, menjaga iman, dan berkontribusi bagi masyarakat. STAI Samarinda, dengan visi dan misinya, berkomitmen untuk melahirkan individu-individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai Islam. Dengan semangat ini, STAI Samarinda dan para pemimpinnya, seperti Ibu Nila, menjadi pelita harapan bagi pendidikan Islam yang lebih baik di masa depan.
ADVERTISEMENT