Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Unpas dan LLDIKTI IV Edukasi Warga Bandung untuk Kelola Sampah
21 November 2024 8:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari SEVIMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV bersama Universitas Pasundan (Unpas) menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) dan Komitmen Bersama di Kelurahan Pasirkaliki, Kota Bandung, pada 7 November 2024.
ADVERTISEMENT
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari koordinasi kewilayahan dan program kolaborasi Pengabdian Pada Masyarakat yang melibatkan LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat, perguruan tinggi swasta, dan Pemerintah Kota Bandung dalam upaya menangani sampah.
Sebanyak 62 Perguruan Tinggi Swasta, 990 mahasiswa, dan 99 dosen pembimbing lapangan dikerahkan ke 30 kecamatan dan 99 kelurahan di Kota Bandung selama periode 1 hingga 30 November 2024 dalam rangka Program Penanganan Sampah.
Program ini bertujuan memberikan edukasi dan inovasi kepada masyarakat terkait pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
FGD ini dihadiri oleh Lurah Pasirkaliki, para Ketua RW dan perwakilan RT, serta Pendamping Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung.
Dhini Ardianti, Dosen Pendamping Lapangan (DPL) dari LLDIKTI IV Tim Unpas, menjelaskan bahwa FGD bertujuan menyepakati sistem pemilahan sampah di Kelurahan Pasirkaliki.
ADVERTISEMENT
“Perlu ada komitmen bersama dari warga untuk mulai menyadari pentingnya mengelola sampah,” kata Dhini.
Ia menambahkan bahwa FGD juga dilakukan untuk mengidentifikasi masalah penanganan sampah di seluruh RW, dari RW 01 hingga RW 10. Dhini menyatakan pentingnya kesepakatan bersama dalam menghadapi krisis sampah di Bandung Raya.
Tim Unpas selanjutnya akan memberikan edukasi kepada warga serta memantau kepatuhan dalam pemilahan sampah. Disertai dengan perbaikan infrastruktur dan fasilitas di rumah maggot Kelurahan Pasirkaliki.
“Setelah sistem disepakati, kita akan melakukan edukasi door to door, dan monitoring bersama mahasiswa untuk pendataan kepatuhan warga dalam memilah sampah,” tambahnya.
Berbagai latar belakang keilmuan seperti Teknik Lingkungan, Perencanaan Wilayah dan Kota, Ilmu Komunikasi, Administrasi Publik, Kesejahteraan Sosial, dan Pendidikan Biologi akan turut mendukung tim dalam menjalankan program ini.
ADVERTISEMENT
Tantangan Terbesar Pengolahan Sampah
Lurah Pasirkaliki, Bondan Prabu Nur’alam, menyatakan bahwa FGD yang dilakukan merupakan langkah awal untuk menghadapi darurat sampah yang terjadi saat ini.
“Kegiatan FGD dapat membantu warga kelurahan Pasirkaliki dalam mengurangi ritasi sampah. Warga merespon dengan baik kegiatan ini, terjadi peningkatan informasi juga dari warga yang hadir di FGD kemarin. Semoga dengan adanya kegiatan ini, terjadi perubahan drastis ritasi sampah ke TPS Cicendo,” ujarnya.
Ade Gunawan, Pengelola Rumah Maggot Pasirkaliki, mengungkapkan bahwa tantangan terbesar dalam pengolahan sampah di rumah maggot adalah keterbatasan lahan.
“Target sampah organik yang masuk itu 600 kilogram. Saat ini yang masuk ke rumah maggot rata-rata 100-180 kilogram per hari. Untuk pengolahan sampah, kendala terbesarnya kita di konstruksi lahan terbatas,” katanya.
ADVERTISEMENT
Ia berharap ada perluasan lahan agar pengolahan maggot dapat dioptimalkan.
“Nah ini yang perlu dibantu koordinasi. Kalau alat pencacah alhamdulillah kemarin ada bantuan dari pak Lurah, jadi kita bisa cepat ngolahnya untuk ngasi pakan ke maggot-maggotnya ini,” tambah Ade.
Selain di Kelurahan Pasirkaliki, LLDIKTI IV-Tim Unpas juga melakukan sosialisasi di Kelurahan Tamansari, Kota Bandung. Serta mendampingi edukasi dan mencatat sampah yang masuk ke rumah maggot di wilayah tersebut.
Sumber: Pasjabar