Konten dari Pengguna

Memaknai Hari Pendidikan Nasional

Konfridus R Buku
Dosen Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat (STPM) Santa Ursula Ende
2 Mei 2024 14:40 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Konfridus R Buku tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi merayakan hari pendidikan nasional. Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi merayakan hari pendidikan nasional. Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai hari pendidikan nasional. Pada hari ini hampir semua lembaga pendidikan di Indonesia merayakannya dengan berbagai cara. Ada yang meramaikannya dengan melakukan berbagai perlombaan, ada yang memperingatinya dengan mengikuti apel bendera. Aneka bentuk kegiatan ini prinsipnya adalah kembali mengenang sejarah dan tokoh pendidikan di Indonesia sembari merefleksikan sejauh mana perkembangan pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT

Sejarah Pendidikan di Indonesia

Pendidikan di Indonesia telah ada sejak tahun 1901, zaman penjajahan Belanda. Pada tahun itu Belanda mulai memperkenalkan sistem pendidikan formal bagi penduduk Hindia Belanda (Indonesia).
Saat itu, Belanda mendirikan sekolah-sekolah di Indonesia untuk kalangan Pribumi. Namun pendidikan formal dibagi berdasarkan kelas sosial dan keturunan. Pada saat itu hanya anak-anak pejabat dan bangsawan pribumi yang bisa mengenyam pendidikan formal. Tujuannya adalah sebagai bentuk upaya dari kebijakan Politik Etis yang mereka terapkan.
Pada saat itu terdapat beberapa tingkatan dan bentuk sekolah yakni semisalnya Europeesche lagere school (sekolah dasar bagi orang Eropa), Hollandsch Inlandsche School (sekolah dasar bagi Pribumi), Meer Uitgebreit Lager Onderwijs (sekolah menengah pertama) dan Algemeene Middelbare School (sekolah menengah atas).
ADVERTISEMENT
Selanjutnya sejak tahun 1930-an pendidikan formal mulai diperkenalkan hampir di semua provinsi di Indonesia. Namun kondisi ini berubah ketika Jepang datang. Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) sistem ini digantikan.
Pertama, bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa resmi menggantikan bahasa Belanda. Kedua, sistem pendidikan diintegrasikan di mana sistem kelas sosial pada masa Belanda dihapuskan. Ketiga, masa belajar diubah di mana tingkatan sekolah dasar dimulai dari sekolah dasar enam tahun, sekolah menengah pertama tiga tahun dan sekolah menengah tinggi tiga tahun.
Namun pendidikan pada masa jepang nampak lebih buruk dibandingkan pada masa kolonial Belanda. Banyak tenaga pendidik dan pelajar dialihkan untuk membantu keperluan perang Jepang. Selain itu orientasi pendidikan diarahkan mengacu pada Jepang.
ADVERTISEMENT
Doktrin yang diberikan Jepang kepada pengajar dan pelajar adalah Hakko Ichiu (delapan benang di bawah satu atap). Doktrin ini merupakan ambisi Jepang untuk menguasai Asia Timur Raya di bawah kepemimpinan Kaisar Jepang.
Setelah kemerdekaan Indonesia, maka pada tahun 1947 dibentuk Panitia Penyelidik Pengajaran Republik Indonesia. Tugas dari panitia ini adalah meninjau masalah pendidikan dan pengajaran dari tingkat kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Panitia ini kemudian menghasilkan struktur dan sistem pendidikan yang baru. Setelah sistem pendidikan baru terbentuk terdapat empat tingkatan pendidikan yakni pendidikan rendah, pendidikan menengah pertama, pendidikan menengah atas dan pendidikan tinggi.
Setelah terbentuknya sistem pendidikan yang baru maka terbentuk juga kurikulum yang terus mengalami perubahan dari masa ke masa, mulai dari masa orde lama, orde baru hingga masa reformasi.
ADVERTISEMENT
Pada masa orde lama, kurikulum bertujuan untuk menetapkan karakter kebangsaan yang disertai dengan tujuan politik penguatan ideologi kekuasaan Soekarno. Pada masa ini kurikulum mengalami pergantian sebanyak tiga kali yakni tahun 1947, 1952, dan 1960. Kemudian, pada masa orde baru tujuan kurikulum adalah memperkuat ideologi Pancasila dan pembangunan negara. Masa ini kurikulum mengalami pergantian sebanyak empat kali yakni tahun 1968, 1975, 1984, 1994. Lalu ada masa orde reformasi kurikulum mengalami pergantian sebanyak tiga kali yakni tahun 2004, 2006, dan 2013.

Dasar Perkembangan Pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara

Perkembangan pendidikan di Indonesia terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Di mulai sejak masa kolonial Belanda hingga masa orde reformasi. Dalam sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia terdapat tokoh-tokoh yang menjadi peletak dasar pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tokoh pendidikan yang berjasa pada masa kolonial Belanda adalah Ki Hajar Dewantara, Moh Syafe'i dan Mr.Suwandi. Dari beberapa tokoh di atas Ki Hajar Dewantara cukup dikenal luas dan dijadikan sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Penetapan hari pendidikan nasional tidak lepas dari sosok Ki Hajar Dewantara. Ia merupakan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia pada era kolonialisme.
Ki Hajar Dewantara memulai perjuangannya dengan bergabung ke dalam organisasi Budi Utomo tahun 1908. Perannya adalah menyadarkan masyarakat pribumi akan pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia. Ia kemudian melanjutkan perjuangannya melalui bidang pendidikan.
Ki Hajar Dewantara kemudian mendirikan Perguruan Tamansiswa pada tahun 1922. Tamansiswa sebagai salah satu lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara telah berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan yang memerdekakan sekaligus meletakkan dasar bagi sistem pendidikan nasional.
ADVERTISEMENT
Kehadiran Ki Hajar Dewantara dalam membangun Tamansiswa memiliki spektrum sejarah nasional, yang tidak luput dari strategi kebudayaan yang digelutinya. Ia memadupadankan pendidikan bergaya Eropa dengan pendidikan bergaya Jawa tradisional.
Salah satu semboyan yang cukup dikenal dari Ki Hajar Dewantara adalah Tut Wuri Handayani yang kemudian menjadi semboyan pendidikan di Indonesia. Isi Tut Wuri Handayani adalah Ing Ngarsa Sung Tuladha (sang pendidik harus memberi teladan dan tindakan yang baik), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide), Tut Wuri Handayani (seorang guru harus memberi dorongan dan arahan).
Tut Wuri Handayani memiliki makna mengikuti di belakang sambil memberi pengaruh. Maknanya adalah jangan menarik-narik anak dari depan, biarkanlah mereka mencari jalan sendiri. Jika anak salah jalan barulah pamong atau guru memberi pengaruh menuju jalan yang benar. Prinsip ini menjadi dasar bagi kemerdekaan pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Selain menciptakan semboyan Tut Wuri Handayani Ki Hajar Dewantara juga mencetuskan lima asas pendidikan yang disebut Pancadharma. Isinya adalah pertama, kodrat alam, meyakini secara kodrati akal pikiran manusia dapat dikembangkan dan berkembang. Kedua, kemerdekaan; para peserta didik diarahkan untuk merdeka secara batin, pikiran dan tenaga.
Ketiga, kebudayaan; menyadarkan peserta didik bahwa pendidikan didasari oleh proses yang dinamis dan tidak berhenti. Keempat, kebangsaan; memperjuangkan prinsip rasa kebangsaan. Kelima, kemanusiaan; menempatkan manusia dalam hubungan persahabatan antarbangsa.
Prinsip-prinsip pemikiran Ki Hajar Dewantara inilah yang kemudian menggagas dasar perkembangan pendidikan di Indonesia yang terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Ki Hajar Dewantara memberikan dasar tonggak sejarah pendidikan di Indonesia, sehingga sejarah pendidikan di Indonesia tidak pernah lepas dari peran besar Ki Hajar Dewantara.
ADVERTISEMENT

Tantangan Pendidikan Masa Kini

Jika para penjasa pendidikan telah membangun dasar pendidikan di Indonesia dengan tantangannya pada kolonialisme atau penjajahan, maka bukan berarti bahwa setelah kemerdekaan pendidikan di Indonesia tanpa tantangan. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami berbagai tantangan yang harus dihadapi dengan berbagai strategi.
Pertama, tantangan akan aksesibilitas dan kesetaraan. Keterbatasan geografis, dan ekonomi menjadikan pendidikan memiliki tantangan tersendiri. Keterbatasan ini kemudian juga berkaitan dengan kesetaraan dalam pendidikan. Keterbatasan akan infrastruktur dan fasilitas pendidikan serta keterbatasan akan biaya pendidikan menyebabkan bahwa akses yang sangat terbatas akan pendidikan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sebagain besar penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas yaitu 59.62% masih berpendidikan SMP ke bawah. Selain itu, 302 kecamatan di Indonesia tidak memiliki SMP/MTs dan 727 kecamatan yang tidak memiliki SMA/SMK/MA.
ADVERTISEMENT
Kedua, tantangan kualitas pendidikan di Indonesia. Berdasarkan data Worldtop, peringkat pendidikan di Indonesia berada pada urutan 67 dari total 209 negara. Kualitas pendidikan ini mencakup sumber daya manusia dan kurikulum yang tidak beradaptasi dengan perubahan kebutuhan pasar.
Kompetensi guru perlu ditingkatkan dan tidak kalah penting adalah distribusi guru perlu dilakukan secara lebih merata. Secara nasional sekolah-sekolah di Indonesia masih mengalami kekurangan guru sebanyak 679 ribu.
Ketiga, tantangan terkait dengan teknologi pendidikan. Berdasarkan data, masih terdapat 12.548 desa di Indonesia belum memiliki layanan seluler 4G, hal ini menyebabkan kesulitan mengakses layanan internet. Sehingga menghambat kegiatan belajar mengajar berbasis digital.
Selain itu masih ada 3.153 sekolah yang belum memiliki akses terhadap listrik. Hal ini kemudian berdampak pada penerapan teknologi pendidikan masih sangat terbatas dan mengalami kesenjangan dengan wilayah-wilayah perkotaan.
ADVERTISEMENT
Keempat, tantangan akan pendidikan inklusif. Perlunya peningkatan dukungan dan fasilitas untuk siswa berkebutuhan khusus agar mereka dapat terlibat sepenuhnya dalam pendidikan. Banyak sekali sekolah yang belum ramah terhadap siswa yang berkebutuhan khusus. Hal inilah yang kemudian berdampak juga bagi pemerataan pembangunan di Indonesia.
Kelima, rendahnya gaji guru. Guru sebagai garda terdepan pendidikan di Indonesia seringkali tidak dihargai dengan upah yang memadai. Banyak sekali guru di Indonesia terkhususnya guru honorer tidak diberi upah yang sepadan dengan pengorbanan yang telah Guru berikan. Hal ini juga kemudian berdampak pada kualitas pendidikan di Indonesia.

Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan

Dalam menghadapi sejumlah tantangan yang ada maka dibutuhkan sejumlah strategi. Pertama, memastikan pemerintah mengalokasikan dana yang cukup terhadap pendidikan. Pemerintah perlu memenuhi 20% anggaran pemerintah untuk pendidikan.
ADVERTISEMENT
Perlu adanya pemerataan pembangunan sarana-saran pendidikan baik di kota maupun di desa. Prioritas anggaran bagi peningkatan kualitas pendidikan akan sangat berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kedua, terkait dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia pemerintah perlu memberikan insentif kepada individu berkualitas untuk menjadi guru. Pemerintah harus memastikan semua guru memperoleh memadai dalam pengembangan profesionalisme guru.Pemerintah perlu memberikan gaji dan insentif yang layak bagi guru.
Ketiga, kurikulum harus mengalami penyederhanaan dengan berfokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkarakter. Kurikulum merdeka yang saat ini sedang dilaksanakan perlu dievaluasi dan disempurnakan. Kurikulum hendaknya tidak berkutat pada hal-hal administratif melainkan lebih pada operasional.
Keempat, perlu adanya pemerataan teknologi pendidikan terutama bagi daerah-daerah 3 T. Sarana dan prasarana pendidikan perlu ditingkatkan menjadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
Kelima, pendidikan harus juga memperhatikan siswa yang memiliki kebutuhan khusus. Oleh karena itu sarana dan prasarana pendidikan harus juga mengakomodir siswa-siswi inklusif.
Pada akhirnya pendidikan yang baik membutuhkan manajemen dan tata kelola yang baik yang tidak berkutat hanya pada hal-hal administratif melainkan lebih memerdekakan peserta didik.
Para tokoh pendidikan telah meletakkan dasar pendidikan yang baik maka sebagai bangsa kita perlu menjaga dan mengembangkannya menjadi lebih baik dan berkualitas. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kita sebagai pemilik bangsa ini.
Oleh karena itu mari kita bersama-sama mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Berdasarkan surat edaran Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2024 yang dikeluarkan Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, tema peringatan Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2024 adalah "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar". Maka mari kita bergerak bersama dan lanjutkan belajar. Selamat hari Pendidikan Nasional.
ADVERTISEMENT