Konten dari Pengguna

Handalnya Taktik Infografik dalam Menggaet Mata Audiens Muda

Konner Indonesia
PR Digital Consultant
7 Juli 2017 12:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Konner Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Handalnya Taktik Infografik dalam Menggaet Mata Audiens Muda
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Fathkur Roji adalah penulis konten di salah satu media Indonesia. Selain menulis, ia tentu harus membekali diri dengan insight yang banyak. Banyak sekali bahan bacaan yang biasa jadi makanan sehari-hari Roji, panggilan akrabnya.
ADVERTISEMENT
Rata-rata, kata Roji, ia mencari bahan bacaan dari website-website luar. Tapi belakangan, ia tertarik dengan portal berita yang menggunakan gaya penulisan esai dan terdapat konten infografik di setiap artikelnya.
“Saya sangat menikmati apa yang disuguhkan Tirto, Good News From Indonesia, atau motion-grafic Youtube di Kok-Bisa?,” kata Roji.
Tidak hanya Roji, di era digital seperti sekarang ini, ketersediaan informasi atau berita terkini menjadi prioritas utama bagi sebagian besar orang. Menurut survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sebanyak 31,3 juta orang Indonesia menggunakan internet untuk update informasi.
Artinya mereka menggunakan internet untuk mengetahui hal-hal yang aktual.
Seperti yang pernah dibahas pada artikel sebelumnya, Milenial dan Generasi Z merupakan target audiens potensial. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa layanan informasi, khususnya media massa, perlu memahami karakteristik generasi penentu pasar yang akan memengaruhi keberlangsungan usahanya.
ADVERTISEMENT
Fast Company telah mendapatkan fakta mengenai karakteristik Gen Z, dimana merupakan generasi yang mendominasi pasar di era digital. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rentang perhatian Gen Z telah menyusut hingga 8 detik dan mereka tidak bisa fokus dalam waktu yang lama.
Generasi Z tumbuh di mana ketersediaan informasi ‘membludak’, sedangkan di sisi lain, mereka memiliki keterbatasan waktu dan energi untuk menerima dan memahami informasi yang disampaikan. Belum lagi distraksi lain seperti media sosial dan game yang sudah menjadi bagian dari aktivitas mereka sehari-hari.
Karakteristik mereka tidak jauh berbeda dengan generasi sebelumnya, yaitu Milenial. Oleh karena itu, hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan layanan informasi untuk merancang sebuah strategi yang bisa menjangkau audiens yang dominan di era digital.
ADVERTISEMENT
Motion infografik
Salah satu metode untuk menyusun informasi agar lebih ringkas dan menarik untuk disimak adalah melalui penggunaan infografik. Penyajian informasi dalam bentuk visual ini cenderung lebih mudah menarik perhatian pasar digital yang inginnya instan dan nggak suka bertele-tele. Infografik ini bisa berupa ilustrasi yang mendeskripsikan informasi secara analogi, simbol, dan metafora.
Metode ini jugalah yang dimanfaatkan oleh banyak media mainstream seperti Tempo dan Kompas untuk menyampaikan sekaligus mempercantik tampilan informasi yang disajikan. Bahkan, beberapa media yang berbasis online pun sudah banyak menerapkan infografik dalam bentuk yang lebih kompleks.
Jangan heran jika kini penyampaian informasi berbentuk teks sudah mulai digantikan oleh konten audio visual.
Tidak hanya infografik statis – bentuk paling umum dari infografik yang kerap digunakan media massa untuk menanggapi perubahan perilaku audiens, jenis infografik animasi dan interaktif juga telah banyak dimanfaatkan.
ADVERTISEMENT
Adanya elemen audio visual dan juga pergerakan (motion) turut memperkuat informasi yang disampaikan. Untuk mendukung metode ini, tentunya dibutuhkan SDM yang mumpuni sesuai bidangnya agar penyampaian informasi dapat diwujudkan sesuai kebutuhan.
Beberapa waktu lalu, penulis pernah menyimak sebuah konten audiovisual dari Tempo tentang Tan Malaka. Setelah dipikir-pikir, penulis merasa pernah membaca konten tersebut. Tempo ternyata mendaur ulang konten di majalah mereka dan mengkonversikannya menjadi konten audiovisual.
Jonathan Long, dalam Huffington Post, menyatakan bahwa penggunaan infografik memiliki banyak keuntungan dibanding dengan narasi. Perhatian orang akan lebih besar terhadap informasi dalam bentuk visual ketimbang dalam bentuk teks yang panjang.
Karakteristik ini juga dimiliki oleh Milenial dan Gen Z yang mayoritas dari mereka tidak ingin membuang waktu untuk membaca artikel panjang lebar. Informasi yang sifatnya ringkas dan menarik lah yang akan menjadi perhatian mereka.
ADVERTISEMENT
Sifatnya yang sangat picky menjadi pekerjaan rumah bagi pelaku bisnis untuk merancang infografik yang kreatif, inovatif, juga edukatif. Maka, ketika informasi naratif tidak memungkinkan lagi untuk dimuat di ruang media yang tersedia, infografis bisa menjadi pilihan yang tepat untuk menghadapi pasar modern di era digital.
By the way, ide penggunaan infografik tidak lah hanya berlaku untuk media masa saja. Perusahaan selain media pun dapat menggunakan infografik sebagai salah satu taktik penyampaian konten marketing untuk target audiens dan target marketnya. Ide ini dipercaya sebagai cara halus dalam taktik pemasaran.