Hendak Menggunakan Influencer di Instagram? Perhatikan 3 Kunci Penting Ini

Konner Indonesia
PR Digital Consultant
Konten dari Pengguna
2 Agustus 2017 13:27 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Konner Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hendak Menggunakan Influencer di Instagram? Perhatikan 3 Kunci Penting Ini
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Dunia digital, khususnya media sosial, melahirkan banyak hal dalam dunia marketing. Salah satunya taktik penggunaan influencer marketing. Istilah ini digunakan untuk mendefinisikan praktik marketing dalam meraih aspek kognisi target market via pihak ketiga yang memiliki popularitas ‘cukup’ tinggi. Apa tujuan utama dibaliknya? Yang pasti untuk meningkatkan popularitasnya, dan ujung-ujungnya adalah meningkatnya penjualan.
ADVERTISEMENT
Jika dahulu proses promosi paling berkualitas ketika brand berhasil mengambil hati orang dan terjadi promosi dari mulut ke mulut (word of mouth), kini promosi word of post yang dihasilkan influencer diyakini lebih efektif untuk menggaet customer baru.
Kali ini Konner sudah mengumpulkan informasi dari beragam pengalaman meng-engage influencer. Kami akan berbagi tips mengidentifikasi influencer, khususnya Instagram, yang recommended untuk dimanfaatkan sebagai corong promosi brand. Mari disimak!
1. Perhatikan konten mereka
Sebagai pemilik brand, Anda tentu ingin membuat konten Instagram dengan gambar atau unggahan berkualitas terbaik, bukan? Maka Anda perlu mempertimbangkan apakah influencer yang Anda incar telah mengunggah gambar-gambar yang diinginkan dan sesuai dengan nilai brand atau produk Anda.
ADVERTISEMENT
Salah satu indikator bisa tidaknya seseorang disebut influencer memang jumlah pengikut. Jika pengikutnya banyak, bisa jadi konten yang disuguhkan juga berkualitas. Namun sayangnya hal ini bukan jaminan. Satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah jumlah engagement setiap unggahan atau foto mereka dengan khalayaknya. Influencer yang bagus memiliki konten yang ramai mendapatkan respon dari khalayak. Interaksi dalam kolom komentar pun bisa terjadi. Di Instagram, respon atau perhatian khalayak menjelma menjadi seperti like atau comment.
Jadi, percuma saja jika influencer memiliki banyak pengikut tapi interaksinya sangat sedikit. Bukannya suudzon, tapi bisa saja mereka membeli followers. Banyak lho jasa penyedia suntikan followers...
2. Hitung tingkat engagement
Ada banyak cara untuk menghitung tingkat engagement. Untuk mengetahui tingkat engagement akun influencer yang sedang Anda identifikasi, lihatlah 10 unggahannya terakhirnya dan lihat masing-masing like dan komentarnya.
ADVERTISEMENT
Eits, tugas Anda belum selesai. Ambil catatan, lalu tuliskan jumlah like dan komentar setiap unggahannya. Dikutip dari Iconosquare, lakukan penghitungan sederhana untuk mendapatkan gambaran kasar tentang tingkat engagement pada 10 unggahan pilihan Anda tersebut.
Formulanya: jumlah suka ditambah (+) jumlah komentar, kemudian dibagi (/) jumlah followers, lalu dikali (x) 100 untuk mendapatkan jumlah persennya. Hasilnya, bandingkan dengan penghitungan tingkat engagement unggahan-unggahan lainnya. Influencer yang oke memiliki tingkat engagement di atas 10%. Lebih bagus lagi jika persentasenya meningkat dari waktu ke waktu.
3. Influencer yang interaktif
Langkah terakhir untuk mengidentifikasi influencer yang bagus untuk memromosikan produk atau brand Anda adalah dengan memilih mereka yang interaktif terhadap pengikutnya. Influencer yang baik akan menyediakan diri untuk berdiskusi terkait unggahan-unggahannya.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dapat menjadi sebuah keuntungan tersendiri jika unggahan soal brand yang hendak mereka bawakan. Rasanya tidak akan terlalu sulit bagi mereka (jika Anda gunakan) untuk berinteraksi dengan khalayak dan berdiskusi tentang produk dan brand yang mereka endorse.
Poin satu ini cukup penting lantaran ada anggapan bahwa tidak peduli seberapa banyak follower dan tingkat engagement-nya, jika influencer tidak menyediakan diri untuk berinteraksi terhadap respon khalayaknya, maka coretlah nama mereka dari proses pengidentifikasi influencer yang hendak Anda gunakan.
Jika Anda belum terpikir tentang taktik pemasaran satu ini, maka tidak ada salahnya bagi Anda untuk segera menggunakannya. Ketimbang menggunakan pesohor hasil rahim media elektronik yang mematok harga tinggi, kenapa tidak mencoba menggunakan influencer media sosial yang mungkin followers-nya lebih rendah dari para pesohor... tapi harga pengikat dan efeknya terhadap produk bisa lebih seksi. Terakhir, emosi gap antara influencer dan pengikutnya di media sosial tidak jomplang lho!
ADVERTISEMENT