Konten dari Pengguna

Bagang Alat Pencari Ikan Teri di Malaysia

Konsulat RI Tawau
Konsulat RI Tawau adalah kantor perwakilan Republik Indonesia yang terletak di Kota Tawau, Sabah, Malaysia. Wilayah kerja KRI Tawau meliputi Kota Tawau, Kunak, Semporna, Lahad Datu, dan Kalabakan.
2 Februari 2021 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Konsulat RI Tawau tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Merajut Asa Sebagai Nelayan Bagang di Inderasabah

Foto bagang di Perairan Inderasabah, Tawau, Sabah, Malaysia
zoom-in-whitePerbesar
Foto bagang di Perairan Inderasabah, Tawau, Sabah, Malaysia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagang adalah (alat penangkapan ikan yang menggunakan jaring dan lampu supaya alat ini dapat digunakan untuk memancing cahaya (pemancingan cahaya/light fishing), yang berasal dari Indonesia. Salah satu daerah di Malaysia yang menggunakan bagang untuk mencari ikan adalah di Kampung Inderasabah di Tawau, Sabah. Bagang di Inderasabah digunakan utamanya untuk mencari ikan teri atau ikan bilis (Bahasa Melayu).
ADVERTISEMENT
Kampung Inderasabah di Tawau, Sabah, Malaysia adalah kampung nelayan kecil di Sabah yang berada di muara sungai dan menghadap ke laut Sulawesi. Inderasabah terletak di Kota Tawau di Pantai Timur Negri Sabah, Malaysia yang berdekatan dengan perbatasan Indonesia yaitu Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Melihat letaknya yang berada di muara sungai menjadikan perairan di kawasan Inderasabah tinggi akan mineral sehingga sangat baik untuk ikan teri atau ikan bilis (dalam Bahasa Melayu). Oleh karena itu, Inderasabah menjadi salah satu daerah pusat penghasil ikan teri terbaik di Malaysia.
Bagang di Inderasabah dibuat menggunakan kayu Nibung (Oncosperma tigillarium syn. O. filamentosum) yang ditancapkan ke dasar laut sedalam 16-25 meter. Saat ini terdapat sekitar 200 bagang di Inderasabah dan sekitarnya. Untuk membuat satu buah bagang diperlukan sekitar 24 hingga 40 kayu nibung. Dalam satu tahun, diperkirakan lebih dari 5000 batang kayu nibung digunakan untuk pembangunan dan perbaikan bagang. Selain itu, dibutuhkan sekitar 20 gulung jaring untuk dipakai di satu buah bagang. Biaya pembuatan satu buah bagang diperkirakan memakan biaya sekitar RM20.000, 00.
ADVERTISEMENT
Para nelayan bagang akan berada di atas bagang selama satu malam. Di atas bagang terdapat rumah kecil dari kayu untuk tempat berteduh nelayan, kompor untuk memasak ikan teri dan jaring untuk mengeringkan ikan.
Salah satu WNI pemilik bagang bernama Haji Alimudin yang memiliki 7 bagang di wilayah Inderasabah dan masing-masing dijaga oleh satu orang pekerja.z
Pembuat bagang di Inderasabah semua adalah orang WNI yang juga bekerja mencari ikan di bagang. Bagang di perairan Inderasabah rata-rata dapat berdiri selama dua tahun jika tidak hancur karena badai dan setiap tahun akan dilakukan perbaikan dan penggantian kayu agar bagang dapat tetap berdiri.
Kayu Nibung banyak terdapat di wilayah Kalimantan (Indonesia dan Malaysia), namun dikarenakan kegiatan bagang di Inderasabah sudah dimulai sejak tahun 70an, sehingga saat ini hanya tersisa kayu nibung yang berumur muda karena telah habis untuk bagang. Oleh karenanya, masyarakat Inderasabah lebih memilih mengambil kayu nibung dari wilayah Kalimantan Utara, Indonesia. Menurut Haji Alimudin, Kayu nibung di Indonesia tidak banyak fungsinya selain membuat bagang, sehingga di Indonesia banyak dibuang. Kayu nibung dibawa masuk ke Inderasabah dengan ditarik dari wilayah Sebatik Indonesia langsung ke Inderasabah, Malaysia.
ADVERTISEMENT
Melihat potensi ekonomi yang tinggi dari pembuatan bagang untuk mencari ikan teri di perairan Inderasabah, kiranya potensi ini dapat ditangkap oleh Pemerintah Daerah di Kalimantan Utara untuk mensuplai kayu nibung dan peralatan pembuatan bagang lainnya menjadi salah satu produk ekspor andalan Indonesia ke Sabah

Penulis: Septania Rubi Prameswari, KRI Tawau