Inderasabah, Surga Ikan Teri di Perbatasan Indonesia-Malaysia

Foto Ikan Teri di Inderasabah

Potensi ekonomi di perbatasan Indonesia - Malaysia

Ikan teri atau ikan bilis (Bahasa Melayu) adalah salah satu lauk yang wajib ada pada nasi lemak Malaysia, oleh karena itu konsumsi ikan teri di Malaysia cukup tinggi. Salah satu daerah penghasil ikan teri di Sabah adalah Kampung Inderasabah di Tawau, Sabah, Malaysia. Inderasabah adalah kampung nelayan kecil di Sabah yang berada di muara sungai dan menghadap ke laut Sulawesi. Inderasabah terletak di Kota Tawau di Pantai Timur Negri Sabah, Malaysia yang berdekatan dengan perbatasan Indonesia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Ikan teri di Inderasabah ditangkap setiap malam menggunakan bagang (alat penangkapan ikan menggunakan lampu). Setelah ditangkap akan dilakukan perebusan dengan air laut yang sudah di tambah garam yang selanjutnya dikeringkan. Setelah ikan teri sudah dikeringkan, dilakukanlah pembersihan isi perut dan pemisahan kepala dengan badan ikan teri. Kegiatan tersebut akan mempekerjakan ibu rumah tangga dengan upah sekitar RM2,00 untuk satu kilogram.

Ikan teri di Inderasabah terkenal dengan kualitasnya yang sangat baik yaitu kulit yang berwarna putih dan tidak keras setelah di goreng. Tidak ada penggunaan bahan kimia pada proses pengeringan ikan teri di Inderasabah sehingga warna putih yang dihasilkan adalah natural. Haji Hamzah, salah satu penjual ikan teri di Inderasabah yang juga WNI menyampaikan bahwa kualitas ikan teri yang dihasilkan di wilayah Inderasabah adalah yang terbaik se-Malaysia. Hal tersebut dikarenakan Inderasabah terletak di muara sungai dan lumpurnya memiliki kualitas mineral yang bagus. Hanya wilayah Inderasabah yang memiliki karakteristik perairan yang baik untuk ikan teri, di wilayah Sabah lainnya memiliki kualitas dibawah Inderasabah.

Rata-rata ikan teri yang dihasilkan dari bagang adalah 2 hingga 4 ton dalam satu bulan. Ikan-ikan teri yang dihasilkan dengan kualitas terbaik, dijual dengan kisaran harga RM33,00 per kilogram. Biasanya Haji Hamzah memasarkan ikan-ikan tersebut ke wilayah sekitar Tawau, Semenanjung, Kota Kinabalu, Kuching, bahkan hingga ke Pontianak, Indonesia.

Haji Hamzah menjelaskan bahwa penghasilan nelayan bagang dalam satu bulan adalah berkisar RM2000,00 - RM6.000,00. Penghitungan pemberian gaji kepada nelayan melihat besaran pendapatan dari hasil tangkapan ikan teri dalam satu bulan.

Nilai ekonomi yang cukup tinggi dari ikan teri, telah menjadikan para nelayan bagang lebih sejahtera karena dapat memiliki penghasilan diatas rata-rata pekerja ladang sawit. Para WNI yang bekerja sebagai nelayan bagang akan mengirimkan penghasilannya ke Indonesia untuk kebutuhan keluarga.

Penulis: Septania Rubi Prameswari, KRI Tawau