Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Mengenang Gerakan 1 Maret di Korea Selatan
17 Maret 2017 23:21 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari KOREA CHOBO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Merasakan semangat perjuangan Korea Selatan agar terbebas dari kolonialisme.
(Photo: Koogle TV)
ADVERTISEMENT
Masa penjajahan memang sangat pahit untuk dikenang, namun ada baiknya sebuah negara untuk terus mengenang seluruh perjuangan dalam melawan penajahan itu. Korea Selatan dan Utara punya satu hari libur nasional yang sama yaitu setiap tanggal 1 Maret.
Hampir 100 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1919 sebuah kejadian bersejarah terjadi di Korea Selatan. Sebuah gerakan yang diikuti lebih dari 2 juta orang Korea untuk melakukan aksi menuntut kebebasan Korea dari genggaman kolonialisme Jepang. Gerakan tersebut sering disebut sebagai Samil Undong yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Gerakan 1 Maret. Selama kurang lebih 12 bulan lamanya sejak tanggal 1 Maret 1919, lebih dari 1.500 aksi demonstrasi dilakukan.
Aksi dimulai oleh 33 orang penting dalam masyarakat atau para pemuka agama. 33 orang penting dalam masyarakat ini menyatakan keinginannya untuk dapat meproklamasikan kemerdekaan Korea setelah 10 tahun diduduki Jepang. Memulai gerakan 1 Maret di kota Seoul, kabar aksi kemudian menyebar keseluruh daerah dan memicu aksi-aksi lainnya.
ADVERTISEMENT
Saat melakukan aksi, 33 pemimpin dan pemuka masyarakat tersebut kemudian menandatangani dan membaca teks proklamasi buatan mereka, berharap kemerdekaan akan cepat diraih. Jepang yang merasa terancam kemudian menangkap bahkan tega melukai sampai membunuh orang-orang yang mengikuti aksi ini.
Dikabarkan lebih dari 7.000 orang terbunuh oleh polisi dan tentara Jepang. Tidak hanya itu lebih dari 16.000 orang Korea mengalami luka-luka, 46.000 orang ditangkap dengan 10.000 diantaranya diadili dan dihukum. 715 rumah pribadi, 47 gereja dan 2 gedung sekolah juga kemudian dihancurkan dengan api serta menjadi sasaran keganasan dan kekejaman tentara Jepang.
Selama hampir satu tahun lamanya berjuang, pada akhirnya aksi ini berhasil tentara dan polisi Jepang gagalkan. Meskipun begitu, aksi ini berhasil membangun serta meningkatkan semangat perjuangan orang Korea untuk lepas dari kolonialisme. Setelah penggagalan aksi ini, sebuah struktur pemerintahan Korea terbentuk di Shanghai. Pemerintahan kecil ini menjadi kelanjutan dari aksi yang menuntut kemerdekaan ini. Sampai saat ini, Gerakan 1 Maret masih dirayakan setiap tahunnya dengan aksi berjalan sambil membawa bendera di Korea Selatan. Baik Korea Selatan maupun Korea Utara menjadikan 1 Maret sebagai hari libur nasional.
(Photo: China Travel Writer)
ADVERTISEMENT
Untuk informasi tentang Korea lainnya, nantikan terus ya di Koreachobo!
Source: Britannica