Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengulik Kisah Hidup Penyair Korea, Kim Sowol : Bagian 1
21 Maret 2017 22:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
Tulisan dari KOREA CHOBO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengulik kehidupan Kim Sowol, penyair tahun 1920an di Korea.
ADVERTISEMENT
Kim Sowol bukan nama yang asing bagi para pecinta puisi di Korea Selatan. Kim Sowol terkenal dengan puisinya yang sederhana dan jujur. Uniknya banyak puisi hasil karyanya dapat diatur menggunakan musik.
Kim Sowol sendiri lahir pada tahun 1902 di daerah yang kini sudah menjadi bagian Korea Utara. Lahir sebagai putra pertama di keluarganya, Kim Sowol sudah belajar mengenai pelajaran cina klasik sejak usia muda. Masa kecilnya diwarna dengan tragedi menyedihkan. Hidup saat masa kependudukan Jepang, ayahnya terbunuh oleh para pekerja Jepang yang sedang membangun jalan kereta api di dekat rumahnya.
Ditinggalkan sang ayah, Kim Sowol kemudian menderita penyakit kejiwaan yang cukup berat. Pada masa dahulu, seseorang yang memiliki penyakit mental biasanya akan dibawa ke shaman untuk diobati. Begitu juga dengan Kim Sowol yang kemudian dibawa oleh sang kakek ke shaman terdekat untuk disembuhkan.
ADVERTISEMENT
Dalam proses pengobatan shaman di masa lalu, seseorang yang memiliki penyakit kejiwaan biasanya akan dipandang sebagai seseorang yang sedang dirasuki ruh jahat. Dalam proses pengusirannya, pasien biasanya akan dipukuli dan terkadang dipaksa masuk kedalam air es yang dingin. Pada masa lalu cara tersebut dianggap merupakan cara terbaik untuk mengusir ruh jahat.
Namun rupanya proses pengusiran yang cukup keras dan menyakitkan tersebut menyisakan luka mendalam dalam diri Kim Sowol. Sebagai cucu dari seorang pengusaha, Kim Sowol diharuskan untuk belajar sebagai penerus bisnis keluarga. Meskipun begitu, sebenarnya Kim Sowol tertarik dengan dunia puisi.
Terus belajar, Kim Sowol akhirnya lulus sekolah dan melanjutkan pendidikannya di Jepang. Namun gempa yang mengguncang Tokyo, Jepang, mengharuskan Kim Sowol untuk kembali ke negeri asalnya. Kondisi Jepang yang sedang kacau akibat bencana dan banyaknya gerakan aksi dari orang Korea yang ada di Jepang membuat negeri sakura tersebut bukanlah tempat yang baik untuk Kim Sowol bernaung.
ADVERTISEMENT
Nantikan bagian selanjutnya di Koreachobo!
References: Korea Times , All Poetry, Britannica