Kisah Park Yeonmi, Warga Korea Utara yang Kabur dari Negaranya (2)

KOREA CHOBO
KOREACHOBO, jawaban atas segala rasa penasaranmu tentang Korea!
Konten dari Pengguna
20 Mei 2018 21:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari KOREA CHOBO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kabur sampai di China, perjuangan Park Yeonmi dan sang ibu tidak berhenti sampai disitu.
(Sumber Foto: Twitter/YeonmiParkNK)
ADVERTISEMENT
Berhasil mencapai provinsi China, Jilin, Yeonmi dan sang ibu mencoba mencari sang kakak Park Eunmi. Namun bukan bantuan yang diterima dari orang-orang lokal, ancaman didapatkan ibu dan anak ini.
Seperti dalam pidatonya, seorang broker mengancam untuk mengembalikan mereka ke Korea Utara jika tidak mengizinkan broker tersebut untuk berhubungan intim dengan Park Yeonmi. Sang ibu kemudian menyelamatkan putrinya yang masih belia dengan menyerahkan diri pada broker tersebut. Membiarkan dirinya diperkosa oleh broker tersebut selama sang putri tidak tersentuh.
Setelah kejadian tersebut sang ayah kemudian bergabung dengan menyusul mereka di China, namun meninggal beberapa saat kemudian. Meninggalkan Park Yeonmi dan sang istri kembali berdua. Dalam pidatonya Park Yeonmi mengatakan bahwa ia harus mengubur sang ayah secara sembunyi-sembunyi pada pukul 03.00 pagi.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya Park Yeonmi dan sang ibu kembali berjuang berdua. Kedua perempuan tersebut kemudian melanjutkan perjalanan menuju Korea Selatan melalui Mongolia. Namun saat menyebrang melewati gurun Gobi, keduanya ditangkap oleh penjaga perbatasan Mongolia.
Keduanya kemudian akan dikembalikan ke China. Namun, keduanya kemudian mengancam akan bunuh diri jika tidak dibiarkan tinggal di Mongolia. Pada akhirnya Park Yeonmi dan sang ibu berhasil mencapai Korea Selatan.
Sejak saat itu, bagai mencapai cahaya setelah berlama-lama dalam kegelapan, Park Yeonmi kemudian menjadi seorang aktivis yang memperjuangkan kesadaran akan kejahatan hak asasi manusia di Korea Utara.
Dalam pidato yang sama, Park Yeonmi juga menyampaikan betapa jahatnya kediktatoran Pemimpin Kim. Korea Utara hanya memiliki satu channel televisi. Rakyat Korea Utara juga tidak dibiarkan menikmati film selain produksi pemerintah yang merupakan bagian propaganda. Rakyat dilarang keras melakukan panggilan internasional, tidak ada buku, lagu atau media.
ADVERTISEMENT
Aktif menjadi akivis kemanusiaan, Park Yeonmi telah merilis bukunya yang berjudul “In Order To Live” untuk menyampaikan pengalamannya sebagai pelolos dari Korea Utara. Kini Park Yeonmi telah menikah dan berkeluarga, hidupnya semakin lengkap dengan kehadiran anak laki-laki dalam bahtera rumah tangganya. Mari kita doakan semoga Park Yeonmi terus semangat dalam perjuangannya akan hak asasi manusia rakyat Korea Utara!
Untuk informasi tentang Korea lainnya, nantikan terus di Koreachobo!
Sumber: