Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Mengulik Tentang Raja Terakhir Kerajaan Baekje, Raja Uija
18 April 2017 23:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari KOREA CHOBO tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengenal Raja Uija, Raja terakhir dari Kerajaan Baekje
Baekje merupakan nama salah satu kerajaan masa lalu di Korea. Merupakan salah satu bagian dari sebutan Tiga Kerajaan, Baekje dibentuk pada 18 SM sampai saatnya runtuh di tahun 660. Berhasil dijatuhkan oleh Kerajaan Silla, Baekje pun berakhir dengan pimpinan Raja ke 31nya yaitu, Raja Uija. Kali ini Koreachobo akan membahas mengenai raja terakhir dari Kerajaan Baekje.
ADVERTISEMENT
Yuk simak!
Raja Uija merupakan raja terakhir dari Kerajaan Baekje. Memimpin kerajaan yang memiliki arti “seratus pengikut” ini, Raja Uija memimpin selama 19 tahun lamanya yaitu pada tahun 641 sampai 660. Sebagai seorang Raja, Uija dijunjung sebagai seseorang yang berani dan setia. Menjadi Raja dari sebuah kerajaan yang memiliki saingan yaitu, Silla dan Goguryeo. Raja Uija menjalankan militer yang sangat anti dengan Silla. Dengan gaya militer tersebut, Raja Uija menorehkan prestasi dalam 1 tahun ia memimpin yaitu pada 642 ketika ia berhasil menguasai benteng lawan yang bernama Daeya-seong.
Meskipun begitu, dikutip dari Korea.net, Raja Uija seringkali digambarkan sebagai seorang tokoh yang playboy yang menghancurkan Kerajaan Baekje. Namun berdasarkan “Memorabilia” sebuah catatan kerajaan masa lalu, Raja Uija merupakan salah satu pemimpin militer legendaris milik Kerajaan Baekje.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu raja terakhir, tentu banyak orang mengecap bahwa Uija gagal dalam membawa dan mempertahankan kerajaannya. Namun sebenarnya, raja yang satu ini merupakan Raja yang sukses dalam memimpin namun tidak berhasil dalam mempertahankan kerajaannya akibat hal yang tidak dapat ia kontrol. Hal tersebut ialah karena pihak lawan yang memiliki senjata lebih besar dan baik.
Pada tahun 660, Kerajaan Baekje jatuh ke tangan Silla setelah Komandan Militer Baekje, Gyebaek, berhasil dikalahkan oleh Jenderal dari Kerajaan Silla, Kim Yushin. Perang antar keduanya disebut sebagai Battle of Hwangsanbeol dan terjadi di antara dua kerajaan. Saat ini tempat tersebut berada di Kota Nonsan, bagian barat daya Daejeon.
Setelah kekalahan saat Battle of Hwangsanbeol, Silla yang kemudian menyerbu pusat Kerajaan Baekje yaitu, Buyeo. Sebelum Buyeo sepenuhnya dikuasai, Raja Uija kemudian pergi ke Benteng Woongjin-seong dan menyatakan bahwa Baekje menyerah. Akhir hidupnya tidak diketahui, berdasarkan yang tercatat Raja Uija meninggal dunia ditahun yang sama saat Baekje jatuh ke tangan Silla.
ADVERTISEMENT
Nah jadi itulah sedikit tentang Raja Uija dan akhir dari Kerajaan Baekje. Untuk informasi tentang Korea lainnya, nantikan terus di Koreachobo!
References: Korea.net