5 Fakta Unik Sejarah Negara Kuwait

Tafwid Mulia
Pelayan Negara Futsal Holic Sixtylicious
Konten dari Pengguna
29 April 2018 22:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tafwid Mulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
5 Fakta Unik Sejarah Negara Kuwait
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kuwait merupakan negara penghasil minyak asal teluk yang kaya raya. Pada tahun 2014 GDP per kapita warga negara Kuwait mencapai 40.000 ribu dolar AS, jauh di atas Indonesia yang pada tahun yang sama hanya sebesar 3.500 dolar AS. Namun sebelum ditemukan minyak di wilayah Kuwait sekitar tahun 1937, Kuwait sebelumnya merupakan suatu daerah yang gersang dan tidak menarik. Pendapatan utama penduduk Kuwait hanyalah dari hasil penangkapan ikan ataupun mutiara. Setelah ditemukan minyak, Kuwait berubah menjadi wilayah yang seksi dan diperebutkan banyak orang. Mari kita simak 5 fakta unik lika-liku sejarah negara Kuwait yang kaya raya.
ADVERTISEMENT
1. Kuwait Pernah Menjadi Bagian Dari Irak.
Pada tahun 1913, Kuwait diakui sebagai salah satu bagian provinsi dari Irak. Pada tahun 1923, British High Commisioner for Iraq menentukan garis perbatasan antara Irak dan Kuwait karena pada saat itu wilayah keduanya berada dibawah jajahan Inggris, sebelum akhirnya Kuwait memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1961.
2. Minyak Ditemukan Tahun 1937, Namun Baru Dapat Dinikmati 14 Tahun Kemudian.
Pada tahun 1937, US-British Kuwait Oil Company menemukan salah satu cadangan minyak terbesar di dunia. Namun karena pada saat itu dunia tengah dilanda perang dunia kedua maka eksplorasinya baru dilakukan 14 tahun kemudian, atau sekitar tahun 1951. Sebelumnya mayoritas penduduk Kuwait hidup dibawah garis kemiskinan, namun setelah perang dunia kedua dan mulai dilakukan eksplorasi terhadap cadangan minyaknya, maka keadaan mulai berubah drastis. Pada tahun 1952 Kuwait menjadi negara pengekspor minyak terbesar di wilayah teluk Persia.
ADVERTISEMENT
3. Kuwait Pernah Menggunakan Mata Uang Milik India (Rupee) dan Irak (Iraqi Dinar).
Hingga pertengahan abad ke-20, sejumlah negara-negara Teluk dan Semenanjung Arab menggunakan mata uang India – Rupee. Karena banyaknya negara-negara yang menggunakan mata uang Rupee pada saat itu, maka guna mengurangi tekanan terhadap cadangan devisa India maka India memperkenalkan mata uang Gulf Rupee untuk wilayah Teluk. Mata uang ini digunakan oleh Kuwait, Bahrain, Qatar, dan UAE sejak tahun 1959. Namun Kuwait tidak terlalu lama menggunakan mata uang Gulf Rupee tersebut karena setelah mendapatkan kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1961, Kuwait memutuskan untuk menggunakan mata uang sendiri yaitu Kuwait Dinar.
Pada saat Irak menginvasi Kuwait tahun 1990, Irak mengganti mata uang Kuwait dari Kuwait Dinar menjadi Iraqi Dinar. Pada saat itu banyak mata uang Kuwait Dinar yang dicuri oleh pasukan Irak. Setelah Kuwait dibebaskan dari Irak oleh sekutu, Kuwait kembali menggunakan mata uang Kuwait Dinar. Kini Kuwait Dinar menjadi mata uang termahal di dunia, di mana 1 Kuwait Dinar equivalent dengan Rp 43.000.
ADVERTISEMENT
4. Kuwait Menjadi Korban Kedengkian Negara Tetangga
Setelah cadangan minyak Kuwait yang sangat besar itu mulai dimanfaatkan, dalam sekejap Kuwait berubah menjadi salah satu negara terkaya dan paling maju di wilayah tersebut. Hal ini akhirnya memancing kedengkian dari negara tetangganya, yaitu Irak. Di bawah pimpinan Saddam Husein, Irak merasa bahwa Kuwait masih merupakan salah satu bagian dari provinsi Irak yang diambil paksa oleh Inggris pada zaman dahulu. Dengan cadangan minyak yang melimpah dan kondisi perekonomian yang sudah sangat maju, akhirnya mendorong Irak untuk menganeksasi Kuwait pada bulan Agustus 1990. Namun invasi tersebut tidak berlangsung lama karena Irak akhirnya dipukul mundur oleh pasukan sekutu pada bulan Februari tahun 1991 yang terkenal dengan sebutan Perang Teluk.
ADVERTISEMENT
5. Jalan Raya Kematian di Kuwait
Pada saat Perang Teluk muncul tragedi pembantaian tentara Irak yang tengah melarikan diri ke negaranya setelah dipukul mundur oleh pasukan sekutu. Iring-iringan pasukan Irak yang terdiri dari ratusan kendaraan, mulai dari tank hingga mobil dan bus, habis dibantai oleh pasukan sekutu melalui serangan udara. Kejadian ini terjadi di wilayah utara Kuwait yang berbatasan dengan Irak di mana puluhan ribu nyawa tentara Irak melayang, sehingga dikenal dengan sebutan "High Way of Death".