Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Keamanan dan Krisis Harga Minyak, Dilema Negara-Negara Timur Tengah
1 April 2018 22:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Tafwid Mulia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(sumber gambar: listland.com)
Wilayah Timur Tengah merupakan wilayah yang tidak pernah sepi dari konflik. Seperti yang diketahui bersama, bahwa hingga kini konflik masih terus berkecamuk di wilayah Timur Tengah, seperti konflik di Irak, Libya, Syria, dan Yaman. Disamping itu ketegangan antar negara-negara di Kawasan tersebut juga masih belum mereda, seperti ketegangan Israel-Palestina, Arab Saudi-Iran, Arab Saudi-Qatar, dsb.
ADVERTISEMENT
Pada umumnya, kondisi seperti ini akan mendorong negara-negara di Kawasan tersebut untuk memperkuat militer mereka sebagai langkah antisipasi dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara mereka.
Namun pada kenyataannya, anggaran belanja militer sejumlah negara di Timur Tengah justru terus mengalami penurunan dalam dua tahun belakangan ini. Menurut data dari International Institute for Strategic Studies (IISS) yang dikeluarkan pada bulan Februari lalu, total anggaran belanja sejumlah negara di Kawasan Timur Tengah pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 167 miliar dollar AS, atau sekitar 4% dari sebelumnya sebesar 174 miliar dollar AS pada tahun 2016.
Sejumlah negara yang memotong anggaran belanja militernya antara lain yaitu Israel dengan potongan 7% menjadi 18,5 miliar dollar AS, Oman memotong 5% menjadi 8,7 miliar dollar AS. Sementara Mesir menjadi negara dengan potongan anggaran belanja militer terbesar, yaitu hanya sebesar 2,7 miliar dollar AS pada tahun 2017, turun hampir 50% dari tahun sebelumnya sebesar 5,3 miliar dollar AS.
ADVERTISEMENT
Arab Saudi yang merupakan negara dengan anggaran belanja militer terbesar di Kawasan tersebut juga tidak luput dari kebijakan pemotongan anggaran. Pada tahun 2017 anggaran belanja militer mereka sebesar 76.7 miliar dollar AS, turun 4.8 miliar dollar jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Pemotongan anggaran belanja militer oleh negara-negara Kawasan Timur Tengah mulai terjadi sejak tahun 2016, khususnya pada saat harga minyak terjungkal dari kisaran 100 dollar perbarrel menjadi hanya 30 dollar per barrel. Mengingat pemasukan dari mayoritas negara-negara di Kawasan Timur Tengah sangat bergantung di sektor Migas, maka anjloknya harga minyak dunia memaksa negara-negara tersebut untuk melakukan penghematan anggaran, termasuk melalui pemotongan anggaran di sektor belanja militer.
(sumber: Nasdaq.com)
Pemotongan anggaran belanja militer tentunya akan berdampak pada kemampuan dan kekuatan militer suatu negara, mulai dari jumlah personil hingga pengadaan peralatan dan kendaraan tempur. Sehingga keputusan untuk mengurangi belanja militer tentunya meningkatkan resiko berkurangnya kemampuan militer negara di kawasan Timur Tengah dalam menjaga keamanan dan kedaulatan mereka ditengah-tengah konflik dan ketegangan yang berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
JIka ditarik benang merahnya maka terlihat bahwa pemotongan anggaran belanja militer merupakan refleksi nyata dari tekanan ekonomi dan fiskal yang dihadapi oleh negara-negara di Kawasan Timur Tengah. Meskipun instabilitas terjadi disejumlah titik di kawasan tersebut namun dikarenakan krisis harga minyak dan rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi membuat negara-negara tersebut tidak punya pilihan lain selain memotong anggaran belanja mereka, termasuk anggaran belanja militer.
Saat ini harga minyak dunia mulai merangkak naik setelah sebelumnya berada di kisaran 40 dollar per barrel pada tahun 2016. Menjelang akhir tahun 2017 dan awal tahun 2018 harga minyak terus mengalami kenaikan, bahkan sempat menyentuh angka 66 dollar AS per barrel. Seiring dengan kenaikan harga minyak tersebut maka diperkirakan anggaran belanja militer di Kawasan tersebut pada tahun 2018 juga akan mengalami kenaikan.
ADVERTISEMENT