Berburu Kuota Tiang demi Akses Internet

Kreasi Natara
Blogger yang suka sekali menulis semua hal tentang gaya hidup sehari-hari dan memiliki tag line blog "Berkreasi merangkai aksara untuk memahat sejarah
Konten dari Pengguna
18 Maret 2022 20:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kreasi Natara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Berburu Kuota Tiang demi Akses Internet
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Kuota tiang merupakan istilah yang cukup terkenal bagi kami, warga Harapan Jaya, Bekasi. Saking terkenalnya hingga kami harus berebutan bak mengantri minyak goreng, khususnya ketika awal pandemi bermula. Termasuk di antaranya aku, yang memiliki pengalaman berburu kuota tiang ini.
ADVERTISEMENT
Buat yang bingung apa itu kuota tiang, istilah ini hadir di sekitarku untuk menggambarkan kalau ada kuota di setiap tiang provider internet. Jadi, kalau mau pasang wifi baru, harus cek dulu ada atau tidak kuota di tiang terdekat, kurang lebih begitu penjelasannya.
Sedikit cerita, keputusan memasang wifi di rumah ini berawal saat virus Covid-19 masuk ke Indonesia. Semua aktivitas yang harus dilakukan serba online itu membuat tagihan kuota internet ku meledak dan mengganggu sistem keuangan keluarga. Bersamaan dengan hal tersebut, berbagai promosi dari provider-provider internet pun cukup menggiurkan bagi ku.
Selanjutnya bisa ditebak, hari hari ku diwarnai dengan acara ‘berburu’ provider yang menawarkan wifi cepat, baik dari google, teman, serta tetangga. Yup, akhirnya keputusanku mendapatkan akses internet bergantung penuh pada google serta pengalaman orang-orang yang ku kenal baik.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, dengan berbagai pertimbangan aku pun memutuskan untuk memasang wifi milik BUMN di rumah. Cara daftar terbilang mudah, bahkan disediakan beberapa ‘jalan’ untuk kita, seperti dengan mengakses laman websitenya, atau datang langsung ke Plaza terdekat..
Sayangnya akibat ‘kuota tiang’ yang terbatas, kami musti berebut akses internet. Ini memang cukup sulit dipahami. Gampangnya gini, setiap tiang IndiHome itu ternyata memiliki kuota tertentu. Jadi kalau di suatu daerah peminatnya cukup banyak maka sering terjadi pelanggan baru harus menunggu kuota sampai tersedia dulu baru bisa terpasang.
Saking membludaknya kebutuhan internet, biasanya sang teknisi akan mengakali dengan menarik kabel dari tiang yang agak jauh atau akan ada penambahan tiang. Sayangnya, cara ini pun kadang masih belum banyak membantu, karena kuota yang tersedia itu akan langsung terisi penuh lagi. Begitu seterusnya. Terbayang dong seberapa antusiasnya masyarakat akan WiFi cepat.
ADVERTISEMENT
Niatku pasang internet rumah kebetulan memang bertepatan dengan dialihkannya sebagian besar aktivitas masyarakat ke daring. Jadi yang berpikir untuk pasang wifi di rumah jelas bukan aku saja. Alhasil kuota tiang tadi selalu habis di daerahku dong, benar-benar rebutan kuota. Huhuhu.
Kebutuhan beraktivitas tanpa batas bersama internet makin mengukuhkan semangatku untuk bisa mendapatkan kuota tiang IndiHome. Ini lagi-lagi, mirip dengan berebut minyak goreng di pasaran. Kalau tidak dapat akan komoditas tersebut, dapurku tidak ngebul asapnya.
Hingga suatu saat, teknisi perusahaan telekomunikasi pelat merah datang bertugas di sekitar rumahku. Mereka tengah melakukan pengecekan rutin. Maka, tak ku sia-siakan kesempatan bertukar nomor Handphone dengan mereka
Aku pun menyampaikan maksud dan tujuan yang sebenarnya. Jika ada kuota tiang yang tersedia aku minta tolong segera dikabari, agar bisa langsung mendaftar kembali pemasangan internet rumah saat itu. Aku tak berharap banyak dengan cara ini. Tapi, ikhtiar itu wajib kan.
Beruntungnya, selang beberapa hari kemudian, kakak teknisi tersebut benar-benar mengirim berita kalau ada tambahan kuota tiang tersedia dalam waktu dekat di daerahku. Tak pikir panjang, aku pun langsung mendaftar kembali.
ADVERTISEMENT
Saat teknisi tersebut menarik kabel optik melalui sela-sela rumahku, betapa bahagianya aku. Saat modem terpasang, aku pun tidak bisa menutupi ke-antusias-an ku ini. Hingga saat jaringan internetnya bekerja, akupun berjingkrak-jingkrak di dalam hati.
Aku memilih paket internet plus layanan TV kabel nya juga. Dengan begitu aku beserta keluarga bisa mendapatkan informasi penting dunia, termasuk ketika pawai pembalap MotoGP Mandalika beraksi di jalanan ibukota, yang dipimpin oleh Bapak Joko Widodo.
MotoGP Mandalika ini merupakan seri kedua MotoGP 2022 setelah sebelumnya digelar di Sirkuit International Losail, Qatar. Race MotoGP Mandalika kali ini akan dihelat di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, NTB.
Menonton perhelatan MotoGP series 2022 di Mandalika pastinya makin seru bersama keluarga. Banyak dari mereka yang fanatik olahraga balap itu mengejar informasi paket liburan ke Mandalika beserta tiket nonton balapan tersebut.
ADVERTISEMENT
Beberapa BUMN Indonesia juga menggelar giveaway bagi pelanggan setianya agar mendapatkan tiket nonton dan akomodasi gratis ke Mandalika. Mulai dari PELNI, Bank Mandiri, Bank BRI, hingga Telkom melalui IndiHome.
Tapi bagiku, mau menonton secara langsung di Mandalika maupun melalui layar TV sama-sama memiliki kelebihannya. Di rumah aku akan lebih mampu memantau anak-anakku sembari menonton aksi balapan Marquez dan kawan-kawan menggunakan internet rumah. Ya, internet hasil berburu kuota tiang kemarin memberi kemudahan bagiku beraktivitas tanpa batas.