Konten dari Pengguna

Mengenal Hormon Tiroid dan Berbagai Peranannya

Krishna Suryoadi
Mahasiswa S1 Kedokteran Universitas Airlangga
21 Mei 2023 18:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Krishna Suryoadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi tiroid. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tiroid. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terletak tepat di bawah laring, pita suara kita, dan di depan tenggorokkan. Kelenjar ini memiliki berat 15 hingga 20 gram pada orang dewasa, membuatnya menjadi salah satu kelenjar endokrin terbesar.
ADVERTISEMENT
Kelenjar tiroid memproduksi 2 jenis hormon tiroid, yaitu Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3). Kedua hormon ini ternyata berperan sangat penting dalam meningkatkan kecepatan metabolisme tubuh. Lantas, bagaimana sebenarnya kedua hormon ini disintesis?
Untuk membentuk T4 dalam jumlah normal, kita membutuhkan 50 mg yodium yang dikonsumsi setiap tahunnya. Yodium ini didapatkan dari garam dapur, di mana garam dapur diiodisasi dengan kira-kira 1 bagian natrium iodida untuk setiap 100.000 bagian natrium klorida.
Iodida yang dikonsumsi ini akan diserap dari saluran pencernaan kita ke dalam darah. Iodida ini kemudian dimasukkan ke folikel-folikel, yaitu unit produksi hormon tiroid dalam kelenjar tiroid, dan mengalami oksidasi.
Ilustrasi tiroid. Foto: Shutter Stock
Sel-sel di folikel ini juga melakukan sintesis sebuah protein yang disebut sebagai Tiroglobulin, yang mengandung asam amino tirosin. Iodida yang telah teroksidasi bergabung bersama Tiroglobulin.
ADVERTISEMENT
Asam amino tirosin yang ada dalam Tiroglobulin dapat diiodisasi oleh iodida menjadi Monoiodotirosin dan Diiodotirosin. Apabila dua molekul Diiodotirosin bergabung, akan membentuk hormon Tetraiodotironin atau Tiroksin (T4).
Sedangkan apabila satu molekul Diiodotirosin bergabung dengan satu molekul Monoiodotirosin, akan membentuk hormon Triiodotironin (T3).
Setelah disekresikan dari kelenjar, T4 dan T3 beredar di sepanjang peredaran darah kita menuju organ-organ target. T4 sebenarnya adalah bentuk penyimpanan dari T3 karena T4 cenderung lebih stabil.
Ilustrasi tiroid. Foto: Shutter Stock
Saat akan berikatan dengan reseptor sel-sel organ target, T4 akan mengalami deiodinasi untuk membentuk T3 yang lebih aktif untuk berikatan. Lalu, bagaimana reaksi yang terjadi setelah pengikatan T3-reseptor tersebut?
Secara umum, sel-sel organ target memiliki respons yang sama terhadap pengikatan tersebut. Setelah masuk ke dalam membran sel, T3 akan berikatan dengan suatu reseptor bernama asam retinoat.
ADVERTISEMENT
Pengikatan ini menyebabkan inti sel melakukan sintesis dari suatu protein. Protein ini nantinya akan menjadi transporter dari ion Natrium dan Kalium.
Transpor yang dilakukan ion Natrium dan Kalium ini ternyata melawan gradien konsentrasinya, menyebabkan dibutuhkannya ATP, mata uang energi pada tubuh, untuk membantu transpor ini.
Meningkatkan metabolisme Foto: Thinkstock
Maka dari itu, energi akan semakin banyak dibutuhkan untuk setiap sel-sel organ target menjalankan fungsinya untuk aktivitas yang lebih banyak.
Pada hati, terjadi proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Kedua proses ini menginduksi pembentukan satu molekul yang sama, yaitu glukosa.
Glikogenolisis adalah pemecahan molekul glikogen menjadi glukosa, dan glukoneogenesis adalah pembentukan molekul glukosa dari bahan-bahan non-karbohidrat.
Hormon tiroid akan membuat kedua proses ini berjalan semakin cepat, meningkatkan kadar glukosa dalam darah, yang nantinya akan menjadi bahan untuk sel membuat energi melalui serangkaian proses katabolisme.
Ilustrasi kesehatan jantung. Foto: Foto: Shutter Stock
Peran hormon tiroid di jantung sendiri adalah menstimulasi ekspresi reseptor hormon epinefrin dan norepinefrin. Denyut jantung, curah jantung, dan tekanan darah akan meningkat karena lebih banyak epinefrin dan norepinefrin yang berikatan dengan reseptornya di jantung.
ADVERTISEMENT
Hormon tiroid juga berperan dalam sistem saraf pusat, yaitu menambah pembentukan dendrit, selubung mielin, dan sinapsis yang berperan dalam penghantaran impuls listrik. Dengan demikian, impuls sebagai stimulus ataupun respons di tubuh kita dapat berjalan dengan lebih cepat.
Pada jaringan tulang, hormon tiroid berperan untuk osifikasi dan pertumbuhan tulang. Pada jaringan lemak, hormon tiroid akan menginduksi gen yang dapat memecah lemak menjadi trigliserida dan asam lemak, yang dapat digunakan untuk proses glukoneogenesis membentuk glukosa.
Pada kulit, hormon tiroid akan memperbesar diameter pembuluh darah yang ada di kulit, membuat panas dapat dengan mudah keluar melalui keringat kita.
Gambaran Histologis Kelenjar Tiroid. Sumber : Arsip pribadi penulis
Hormon tiroid juga berperan dalam mempercepat motilitas makanan di sepanjang saluran pencernaan dan sekresi enzim-enzim pencernaan.
ADVERTISEMENT
Kini kita telah melihat seberapa banyak peran hormon tiroid terhadap organ-organ di tubuh kita. Karena peranannya yang sangat penting ini, tentunya kadar hormon tiroid perlu dipertahankan dalam jumlah normal.
Apabila kadar hormon tiroid berada di atas batas normal, akan terjadi penyakit-penyakit hipertiroidisme seperti penyakit Grave. Gejala hipertiroidisme adalah tubuh sangat mudah terangsang, intoleransi terhadap panas, berkeringat banyak, penurunan berat badan, diare, kelemahan otot, kecemasan, kelelahan, hingga tremor.
Apabila kadar hormon tiroid berada di bawah batas normal, dapat terjadi penyakit-penyakit hipotiroidisme seperti penyakit Hashimoto. Gejala penyakit ini misalnya frekuensi denyut jantung menjadi lambat, berat badan naik, konstipasi, serta kelambatan mental.
Ternyata hormon tiroid berperan sangat penting dalam tubuh kita, dan apabila jumlahnya tidak berada dalam batas normal akan menimbulkan gejala-gejala yang cukup berbahaya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, perlu bagi kita menjaga kadar hormon tiroid tersebut. Beberapa upayanya adalah menjaga asupan garam sehari-hari serta mengkonsumsi sayur dan buah.