Pertikaian Diplomatik Kanada-India: Mengulas Kembali Gerakan Separatis Khalistan

Krisman Heriamsal
Master of International Relations, Universitas Gadjah Mada
Konten dari Pengguna
23 September 2023 9:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Krisman Heriamsal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ketegangan Hubungan Diplomatik Kanada dan India. Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ketegangan Hubungan Diplomatik Kanada dan India. Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kanada dan India tengah dalam ketegangan hubungan diplomatik dalam beberapa hari belakangan. Kedua negara tersebut bahkan saling usir diplomat keluar dari negaranya. Pemerintah India menyatakan bahwa Kanada terlalu ikut campur terhadap urusan dalam negerinya.
ADVERTISEMENT
Ketegangan Diplomatik kedua negara juga ditunjukkan atas sikap India yang manangguhkan proses pengurusan dan penerbitan visa bagi warga Kanada. Sementara itu, terdapat juga diskriminasi dalam cara pemberian visa bagi warga India oleh Kanada.
Adanya kekhawatiran atas keselamatan warga negaranya, membuat kementerian luar negeri India mengambil sikap untuk menghimbau kepada seluruh warga negara India di Kanada untuk tidak mengunjungi wilayah atau tempat yang potensial terjadinya kekerasan rasial dan kriminal.
Pertikaian diplomatik ini awalnya dipicu oleh tuduhan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, terhadap India yang menurutnya terlibat dibalik pembunuhan seorang pemimpin separatis Sikh atau Khalistan warga Kanada, Hardeep Singh Nijjar, yang kabur meninggalkan India, dan kemudian berbasis di Kanada (Regencia & Ali, 2023).
ADVERTISEMENT
Hardeep Singh Nijjar Sendiri adalah orang Sikh sekaligus buronan di India selama bertahun-tahun. Saat ia meninggalkan India ke Kanada, ia masih dilabeli sebagai Separatis Khalistan di luar negeri yang merupakan ancaman bagi India, dan pada tahun 2020 ia dicap sebagai teroris oleh India.
Anggota gerakan Separatis Khalistan asal India yang berbasis di Kanada, Foto: shutterstock
Gerakan Separatis Khalistan
Tuduhan atas kematian anggota Separatis Khalistan yang memicu Keretakan hubungan Kanada dan India, kemudian memunculkan pertanyaan, siapa sebetulnya Gerakan Separatis Khalistan sehingga keberadaannya mampu membuat hubungan diplomatik kedua negara terpecah?
Gerakan Separatis Khalistan adalah Gerakan yang dibentuk sekitar tahun 1940-an saat kemerdekaan India dan Pakistan, yang beranggotakan orang-orang Sikh. Tujuannya adalah mendirikan negara Sikh yang berdaulat dan terpisah dari India, yang letaknya di wilayah Punjab, India utara (Rupam&Shivam, 2023)
ADVERTISEMENT
Sikh sendiri adalah agama yang didirikan di Punjab pada abad ke-15, totalnya telah mencapai kurang lebih 26 juta orang, 24 juta diantaranya tinggal di India, sedangkan selebihnya tersebar ke beberapa negara terutama di Kanada, Inggris, Amerika Serikat, dan Australia. Sikh tergolong sebagai minoritas di India, sekitar 2% dari total populasi penduduk, sedangkan di Punjab mereka tergolong sebagai mayoritas (Sammy, 2023).
Agama Sikh menekankan ajarannya pada kesetaraan dan persatuan. Mereka juga sangat menentang sistem kasta India, dan otoritas agama Hindu yang dominan. Maka tidak heran, kelompok agama ini tidak jarang menjadi sasaran umat Hindu bahkan islam di India.
Bendera Gerakan Separatis Khalistan di Punjab, India. Foto: shutterstock
Di India yang mayoritas beragama Hindu, orang-orang Sikh merasa diperlakukan sebagai warga negara kelas dua. Kondisi inilah yang kemudian menguatkan semangat gerakan separatis Khalistan untuk memerdekakan diri dari India.
ADVERTISEMENT
Dalam upayanya untuk merdeka, Gerakan Separatis Khalistan sering melakukan aksi pemberontakan dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang, bahkan warga sipil Sikh sendiri tidak jarang menjadi korban atas aksi mereka.
Merespon aksi-aksi pemberontakan yang dilakukan oleh Separatis Khalistan selama satu dekade, pada tahun 1984 pemerintah India melakukan penyerangan ke salah satu kuil di negara bagian Punjab yang diduduki kelompok militan Sikh. Penyerbuan itu kemudian membuat pimpinan separatis Khalistan, Jarnail Singh Bhindranwale terbunuh (Suresh, 2023).
Peristiwa itu semakin memicu kemarahan dari kalangan Sikh, dan beberapa bulan berikutnya perdana menteri India, Indira Gandhi, dibunuh oleh pengawalnya yang merupakan Sikh. Insiden tersebut memicu kerusuhan anti Sikh di India dan ribuan orang Sikh terbunuh. Pemerintah waktu itu melakukan tindakan keras untuk melawan orang-orang Sikh. Peristiwa inilah yang kemudian membuat banyak orang-orang Sikh meninggalkan India.
ADVERTISEMENT
Selama bertahun-tahun Pemerintah India terus berupaya untuk menumpas pemberontakan yang dilakukan Separatis Khalistan. Meskipun langkah tersebut sedikit banyaknya mengurangi pemberontakan di India, tetapi ketegangan antara kedua pihak nyatanya masih tetap ada (Sammy, 2023).
Walaupun dukungan terhadap Separatis Khalistan terbilang sedikit di India, tetapi mereka mendapatkan dukungan penuh dari Diaspora Sikh di Kanada, Inggris, Australia, dan Amerika Serikat. Baik Sikh di India maupun di luar negeri, mereka masih memiliki keinginan untuk merdeka dari India, bahkan masih tetap mengupayakan keinginan tersebut melalui berbagai aksi.
Aksi kampanye Diaspora Sikh di Amerika Serikat yang menginginkan kemerdekaan Khalistan/Sikh. Foto: shutterstock
Kanada adalah basis terbesar orang-orang Sikh selain India. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan jumlah populasi Sikh di negara tersebut. Berdasarkan sensus tahun 2021, ada sekitar 770.000 orang Sikh di Kanada, atau sekitar 2,1% populasi penduduk Kanada (Bryan Pietsch, 2023).
ADVERTISEMENT
Sebetulnya masalah Gerakan Khalistan ini telah lama menjadi sumber ketegangan Kanada dan India. Namun baru pada tahun ini ada aksi pengusiran Diplomat kedua negara. Selama ini India menganggap Kanada telah memberikan toleransi kepada teroris dan ekstremis.
Tetapi, dengan populasi yang cukup besar, membuat kelompok Sikh di Kanada sangat diperhitungkan keberadaannya. Orang Sikh memiliki kecenderungan sifat yang kompak sebagai sebuah komunitas. selain itu, mereka dikenal sebagai pekerja keras, memiliki keterampilan berorganisasi yang baik, dan jejaring yang luas di wilayah kanada bahkan berbagai negara (Sharma, 2023).
Potensi-potensi tersebut tentu saja adalah sebuah posisi tawar yang sangat besar sebagai pendukung yang ideal bagi politisi Kanada. Perhatian perdana menteri Kanada terhadap Kelompok Sikh yang menyebutkan India terlibat dalam pembunuhan pimpinan mereka, sedikit banyaknya akan membangun citra positifnya dimata orang-orang Sikh di Kanada yang merupakan sumber daya potensial, terlebih lagi dalam upayanya merebut kepemimpinan partai Liberal federal di Kanada.
Kunjungan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau kepada kelompok Sikh yang berbasis di Kanada. Foto: Reuters
Meskipun ada keinginan yang kuat dari India untuk menumpas gerakan Separatis Khalistan, sepertinya hal itu akan sulit untuk diwujudkan. India telah meminta negara-negara seperti Kanada, Australia dan Inggris untuk mengambil tindakan hukum terhadap pendukung Khalistan. Namun, negara-negara tersebut sepertinya akan sulit mewujudkan keinginan India karena berbagai alasan.
ADVERTISEMENT
Australia sendiri menyebutkan bahwa mereka tidak akan menghentikan penganut Sikh di Australia dalam melakukan aksi-aksi untuk mengekspresikan keinginan mereka terkait kemerdekaan Khalistan dari India. Sementara itu, di Inggris dan Amerika juga terlihat masih memberikan ruang bagi kelompok-kelompok Sikh untuk menunjukkan dan mengekspresikan keinginan mereka untuk memerdekakan Khalistan/Sikh.