Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jong Jawa, Kapal Raksasa Nusantara yang Melegenda
9 Oktober 2022 7:31 WIB
Tulisan dari Geo Kristian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum teknologi maritim dikuasai oleh orang-orang Eropa, bangsa Indonesia telah memiliki teknologi perkapalan yang luar biasa dan melegenda. Hal tersebut bahkan diakui oleh Claudius Ptolemy seorang astronomer ternama dari Yunani.
ADVERTISEMENT
Berawal pada abad ke-16 Masehi ketika orang Jawa menguasai jalur rempah antara Maluku, Jawa, dan Malaka hingga saat itu perdagangan berpusat pada pelabuhan Malaka. Terpusatnya perdagangan pelabuhan Nusantara menjadikan dukungan bagi orang Jawa untuk terus mengembangkan kapal-kapal besar demi keperluan ekspansi dagang.
Orang-orang Eropa pertama kali sampai di perairan Nusantara pada sekitar abad 16 , mereka menemukan sesuatu yang membuat takjub yaitu kapal Jung. Kapal tersebut memiliki ukuran yang lebih besar dari kapal-kapal para penjelajah Eropa pada saat itu, dan memiliki keunikan konstruksi yang tidak pernah orang-orang Eropa temukan sebelumnya.
Sebelum mengenal lebih jauh tentang kapal Jung, sebaiknya kita ketahui terlebih dahulu terminologi dari nama Jung itu sendiri. Jung dalam bahasa Inggris ditulis Junk pada masa modern lebih dikenal sebagai sebutan untuk kapal tradisional bangsa Cina, dan bukan untuk penyebutan kapal dari Nusantara. Junk Cina dan Jung Nusantara memiliki nama yang mirip, serta mempunyai karakteristik yang sama. Keduanya memiliki kapasitas kargo yang besar, papan lambung yang berlapis serta mempunyai beberapa layar, namun memiliki dua perbedaan yang mendasar pada teknik konstruksi dan sistem kemudi. Teknik pembangunan kapal Jung menggunakan pasak sebagai penyambung kapalnya, sedangkan Junk Cina selalu menggunakan paku besi dan penjepit. Selanjutnya sistem setir kapal Junk Cina menggunakan satu setir tengah sedangkan kapal Jung menggunakan dua setir samping.
ADVERTISEMENT
Informasi mengenai Kapal Jung banyak ditemukan pada catatan para penjelajah Eropa pada abad ke-16 Masehi. Uraian yang paling mengesankan tentang kapal Jung ini yaitu catatan Portugis saat penyerangan mereka ke Malaka ketika armada Portugis bertemu dengan Jung besar. Berdasarkan pada tulisan yang ditinggalkan oleh seorang penulis dari Portugis, perdagangan dari Asia Tenggara hingga ke Timur Tengah dilakukan dengan menggunakan kapal Jung Jawa. Barang yang diperdagangkan antara lain adalah beras, daging sapi, kambing, babi, bawang, senjata, emas, sutera, hingga kayu gaharu yang terkenal.
Dan pada masa itu juga, orang-orang dari Nusantara mencapai prestasi terbesarnya dalam melakukan penjelajahan. Akan tetapi sejarah kehebatan kapal raksasa Jung Jawa yang cukup melegenda ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat umum pada saat ini. Kegagalan regenerasi kekuasaan Mataram diduga kuat penyebab terkikisnya eksistensi kapal Jung. Hingga saat ini, peradaban kapal Jung dan perjalanannya membawa rempah ke seluruh penjuru Asia hanya sejarah yang sudah hampir terlupakan.
ADVERTISEMENT