Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Hidupkan Semangat Literasi: Orda Ende Mengadakan Seminar Pendidikan di Malang
26 Agustus 2024 16:59 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Kristian Ndori tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam upaya membangkitkan kembali semangat literasi dengan tajuk “Budaya Literasi” di era modern, Keluarga Besar Ende Malang (KBEM) mengadakan seminar pendidikan yang mengangkat tema “Membangun Budaya Literasi Kabupaten Ende di Era Digital” pada hari (Minggu, 25/08/2024).
Adapun ketiga narasumber yang ikut membersamai acara seminar ini; Sabri Indradewa, SE (Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Ende), Vinsensius Triardi Wanggo, S.T., M.Eng (Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ende) dan Dr.Ir. Stefanus Yufra Menahen Taneo, M.S., M.Sc (Rektor Universitas Ma Chung).
ADVERTISEMENT
Acara seminar ini menghadirkan beberapa cabang organisasi daerah Ende lainnya, seperti Forum Mahasiswa Islam Ende (Forsime), Ikatan Keluarga Fonga Muri Sa’ate (Ikafoms), Komunitas Kader Inspiratif, Ikamel, dan Ikalom. Partisipan dari peserta dari luar Orda juga turut menghidupkan kembali semangat Literasi.
Aldenis Weo Seda (Ketua Umum KBEM) menyampaikan tujuan dari seminar yang diadakan adalah upaya untuk menyatukan kembali apa yang menjadi cita-cita dari setiap masyarakat Ende, yakni terciptanya taman literasi disetiap kecamatan agar seluruh masyarakat Ende bisa gandrung dengan literasi.
Literasi selalu dipandang sebagai pengetahuan yang terampil dalam membaca dan menulis. Namun, masih banyak porsi-porsi lainnya yang bisa di tampilkan dalam tubuh Literasi. Literasi bisa dimaknai sebagai pembimbingan ataupun pemberdayaan. Dalam acara seminar pendidikan KBEM yang diadakan di Gedung Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang berlokasi di Jl. Kawi, kec. Klojen, Kota Malang ini, menyampaikan harus adanya penyaluran budaya yang masif kepada seluruh masyarakat Ende untuk meningkatkan budaya literasi. Kristian Ndori selaku ketua pelaksana seminar pendidikan menyampaikan, bahwa pemerintah kabupaten Ende harus mengintervensi dan memberikan dukungan kepada seluruh elemen masyarakat Ende yang ingin menghidupkan kembali semangat Literasi, agar semua masyarakat jauh dari ketidaktahuan dan dekat dengan pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Adapun beberapa tambahan dari Yufra Menahen terkait pemberdayaan yang seharusnya dilakukan untuk membidik semangat literasi adalah membangun kembali semangat kesenian dalam setiap masyarakat agar mereka bisa membaca dan menulis sesuai dengan intuisi, tegasnya dalam sesi diskusi. Namun, problematik di beberapa wilayah di Kabupaten Ende, seperti yang disampaikan oleh Vinsensius mengenai stagnasi pada infrastruktur sekolah. Hal itupun, ditambahkan kembali oleh Sabri yang menekan pada kurangnya anggaran untuk pembangunan pendidikan. Dalam penyampaiannya, Alokasi Anggaran Pendidikan terbagi menjadi 50 per 50 hanya untuk Pembangunan Infrastruktur dan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam hal itu, Kristian Ndori memberikan pendapat agar pemerintah lebih fokus pada SDM pedagogi seluruh kabupaten Ende, yang artinya upah pengajar harus lebih banyak dari dana pembangunan sekolah agar tidak terjadi penyelewengan dana, tegasnya dalam sesi Q&A.
ADVERTISEMENT
Berangkat dari keresahan dan pengalaman sebelumnya, Bolly Atulolon menyampaikan terkait kebingungan para mahasiswa sarjana yang ketika selesai dengan pendidikannya, tidak bisa menemukan ruang untuk berpartisipasi langsung dengan instansi dan elemen masyarakat di Ende karena masih banyak masalah yang timbul dari minimnya literasi, sehingga propaganda maupun kecemburuan bisa dijadikan sebagai produk untuk membatalkan niat baik semua mahasiswa lulusan sarjana dari Ende.
Cindy Claudia selaku moderator dalam acara seminar ini juga memberikan sumbangsih wejangan kepada kedua narasumber online (Sabri & Vincensius) agar beberapa pertanyaan serta masukan dari peserta seminar bisa didengar dan diintervensi oleh pemerintah kabupaten Ende. Tak hanya itu, Cindy juga menekankan bahwa harus adanya rancangan tindaklanjut agar pemetaan literasi bisa tersalurkan kepada seluruh masyarakat Ende.
Literasi bukan hanya sebuah jendela untuk bisa membaca dan menulis semata, namun literasi bisa menjadi sebuah panduan untuk sebuah peradaban. Kemajuan peradaban berada kepalan pengetahuan yang ditinjau dari tumbuh-mekarnya literasi. Budaya Literasi bisa menjadi budaya yang luas; meluas peradaban serta pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Sehingga, pemberdayaan serta pembangunan (revitalisasi ) harus diperhatikan secara serius. Tema yang diangkat dalam seminar pendidikan KBEM, tentunya berangkat dari sesuatu yang dilirik belum terwujud, seperti pendidikan literasi (non-formal). Minimnya literasi bisa menciptakan padangan masyrakat menjadi lebih terarah kepada hal-hal yang arogan. Kecemburuan, kekacauan, penyelewengan, keegoisan, ketidakpekaan, dan lainnya, semuanya berasal dari kepribadian yang minim literasi. Sehingga, peran literasi sangatlah penting apalagi saat ini kita semua berkecibung dengan modernitas yang berselancar dengan globalisasi digital.
Pemerintah bisa membantu masyarakat untuk memanfaatkan digital sebagai produk untuk memperlajari suatu hal yang baru. Bisa juga sebagai produk untuk menciptakan hal baru. Digital tidak selalu buruk. Digital bisa menjadi jembatan untuk mempermudah kinerja manusia. Apalagi jika dilihat dari kondisi topografi wilayah kabupaten Ende, memang digitalisasi harus dimasifkan. Apabila belum bisa membangun perpustakaan di setiap wilayah kabupaten Ende, mungkin bisa membangun tower untuk melancarkan jaringan untuk mengakses internet. Namun, semuanya perlu ada intervensi dari pemerintah. Peran pedagogi pun harus benar-benar diperhatikan agar pemanfaatan digital bisa dipergunakan dengan baik.
Salam Literasi!
ADVERTISEMENT