Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Film Animasi Indonesia Harus Fokus Pada Praktik Transmedia
17 Oktober 2024 12:53 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Kristin Sihotang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Film animasi Indonesia banyak tayang di berbagai platform yang memudahkan penonton menyaksikan film kesukaannya. Film animasi merupakan teknik untuk mewujudkan imajinasi manusia menjadi sesuatu yang kasatmata, dapat dilihat. Dalam membuat film animasi yang paling penting adalah pergerakan. Menurut John Lasseter (Co-founder Pixar), mendefinisikan animasi sebagai seni menceritakan kisah melalui gambar bergerak. Jenis film animasi juga beragam mulai dari film animasi 2D, 3D, dan Stop Motion/Clay Animation.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki banyak film animasi karya animator yang luar biasa dan bertalenta. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya film animasi Indonesia yang menarik perhatian masyarakat khususnya anak kecil. Film animasi Indonesia antara lain Kiko, Si Juki The Movie, Adit & Sopo Jarwo, Keluarga Somat, Entong, Petualangan Si Unyil, Super Neli, (D.O.A) Doyok, Otoy Ali Oncom, Riska dan Si Gembul, Syamil dan Dodo, juga Nussa dan Rara. Selain itu, banyak film Indonesia yang berhasil menembus pasar internasional dan meraih penghargaan festival film animasi dunia. Beberapa film animasi Indonesia yang tayang di luar negeri antara lain Si Juki The Movie (2017), Knight Kris (2017), Kuku Rock You (2008), Candy Monster (2020), dan Battle of Surabaya (2015).
ADVERTISEMENT
Praktik Transmedia Pada Film Animasi
Kearney menjelaskan bahwa transmedia storytelling merupakan pengembangan multiplatform dan multimodal konten media. Transmedia dapat dilakukan sebagai usaha memperkenalkan film animasi menggunakan berbagai platform khususnya media sosial. Sebelumnya praktik ini banyak diimplementasikan di industri film animasi luar negeri contohnya Frozen I (2013) dan Frozen II (2019). Banyak film animasi Indonesia yang sudah mengimplementasikan praktik transmedia storytelling. Hal ini menyebabkan peningkatan yang pesat pada film animasi Indonesia mulai dari tahun 2015 sampai 2019.
Berdasarkan riset AINAKI pada 120 studio animasi Indonesia kurun waktu 2015-2019, industri animasi Indonesia mengalami peningkatan sebesar 153%. Hal ini membuat Indonesia meraih pendapatan 122 triliun pada total belanja iklan (2020). Perkembangan ini diperkirakan akan terus berkembang dengan meningkatnya demand produk animasi pada berbagai kanal over-the-top (OTT). Kanal-kanal OTT yang dimaksud yaitu Youtube, Instagram, Netflix, Viu, Goplay, dan tidak melupakan media televisi dan bioskop. Kondisi ini dapat menjadi momentum pas bagi industri animasi Indonesia untuk memanfaatkan praktik transmedia dalam perkembangannya.
ADVERTISEMENT
Penulis:
Kristin Marianty Sihotang_Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Referensi:
R.A. Vita. N.P.Astuti. Ph. D. (2022). Buku Ajar Filmologi Kajian Film. UNY Press.
https://ainaki.or.id/indonesia-animation-report-2020/