Generasi Roti Lapis: Terhimpit Dua Pilihan

Kartika Dewi
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
31 Mei 2022 15:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kartika Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sandwich generation. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sandwich generation. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Memilih satu pilihan dalam hidup sangatlah susah. Apalagi, yang harus memilih dua pilihan dalam hidup. Bukan hanya memilih saja tetapi harus melaksanakan kedua pilihan tersebut. Ya, itulah yang dialami dan dirasakan oleh Generasi Roti Lapis.
ADVERTISEMENT
Generasi Roti Lapis adalah yang harus dan berusaha untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan kehidupan sehari-hari terutama dalam segi ekonomi. Generasi Roti Lapis yang mau tidak mau harus memenuhi dan mencukupi kebutuhan ekonomi antara orang tua yang dirawatnya dan anaknya yang menjadi tanggungan untuk dibesarkan.
Generasi Roti Lapis yang harus terhimpit oleh kedua pilihan antara merawat orang tua yang sudah tua dan juga anak yang masih kecil-kecil menjadi tanggung jawabnya untuk dibesarkan. Jika, mereka memilih untuk merawat orang tua yang akan mengakibatkan anak yang masih kecil-kecil ini terlantar dan mereka tidak bertanggung jawab dalam membesarkan anaknya. Tetapi, jika mereka memilih untuk merawat anak yang masih kecil-kecil inilah yang akan mengakibatkan orang tua yang sudah lanjut umur ini kebutuhan ekonominya tidak terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Memenuhi kebutuhan ekonomi antara untuk merawat orang tua yang sudah lanjut usia dan anak yang kecil-kecil yang harus dibesarkan. Generasi Roti Lapis ini yang memiliki tanggung jawab dan peran ganda untuk bisa mencukupi ekonomi yang dibutuhkan untuk anak-anak dari keluarga dirinya dan orang tua yang sudah lansia.
Yang seharusnya, diutamakan oleh Generasi Roti Lapis ini adalah kesejahteraan keluarga dirinya sendiri, terutama anak-anaknya yang masih membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya, sehingga akan memunculkan proses interaksi antara anak dan orang tua.
Bukan hanya material saja yang dibutuhkan anak, tetapi anak membutuhkan peranan penting dari keluarganya untuk mendapatkan ketentraman hidup karena keluarga merupakan proses sosialisasi terkecil dan awal anak untuk bisa berkembang nantinya, terutama di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, orang tua juga harus mempersiapkan masa depan anak, bukan hanya materials saja tetapi juga immaterial, seperti kepribadian anak dan perkembangan anak itu sendiri agar nanti dapat hidup berdampingan di masyarakat dan dapat menghindari dari penyimpangan sosial di masyarakat nantinya.
Meskipun, yang harus diperjuangkan oleh Generasi Roti Lapis adalah keluarga dirinya. Terutama, anak yang masih membutuhkan perhatian lebih dari orang tuanya. Tetapi, kenyataan yang dialami oleh Generasi Roti Lapis tidaklah begitu, mereka teruslah berbakti kepada kedua orang tua, mereka yang harus taat dan tidak boleh durhaka kepada kedua orang tua, apabila durhaka kepada orang tua.
Memanglah pemikiran masih kuno, tetapi banyak orang tua juga yang masih menganggap anaklah investasi dimasa depan, seperti hubungan timbal-balik bahwa orang tua sudah membesarkan dan merawat anak dari kecil hingga bertumbuh dewasa, maka nanti sebagai gantinya, anaklah yang harus merawat orang tua yang sudah lansia.
ADVERTISEMENT
Hubungan timbal-balik itulah yang dibutuhkan karena manusia sendiri makhluk sosial, tetapi ketika orang tua menganggap anak adalah investasi dimasa depan itulah hal yang keliru dikarenakan orang tua ketika sudah memutuskan untuk memiliki anak merakalah juga yang harus merawat anak.
Sebelum, memutuskan untuk memiliki anaklah juga diperlukan kesiapan secara finansial yang baik, karena membesarkan anak membutuhkan baiya yang besar bukanlah anak yang dianggap investasi di masa depan. Banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh Generasi Roti Lapis ini, mereka inilah yang harus melaksanakan kedua pilihan itu, mau tidak mau mereka harus menjalankannya karena dua tuntunan ini, mereka harus menjalankannya.