Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
BEM UMJ Selenggarakan Seminar Generasi Muda Sadar Gizi
5 September 2022 20:23 WIB
Tulisan dari UMJakartaOfficial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Jakarta menggelar seminar bertajuk Generasi Muda Bergerak Sadar Gizi: Bergerak, Berdaya, dan Bermanfaat. Agenda dilaksanakan secara hybrid dari Aula Fakultas Ekonomi dan Bisnis, pada Senin (5/9/22), dan diikuti lebih dari 300 peserta.
ADVERTISEMENT
Seminar yang digelar atas kerjasama BEM UMJ dengan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) tersebut dilaksanakan dalam dua rangkaian. Rangkaian berikutnya akan digelar di Universitas Airlangga (UNAIR). Bentuk kerjasama tersebut merupakan upaya dukungan BEM UMJ dan YAICI dalam pencegahan stunting di masyarakat.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor IV UMJ Dr. Septa Chandra, S.H., M.H., menuturkan dalam persoalan gizi sangat tergantung dari apa yang manusia konsumsi ke dalam tubuh. Dalam konteks agama, manusia sangat diwajibkan untuk mengonsumsi makanan yang Halalan thayyiban.
“Halal saja tidak cukup, banyak orang yang makan-makanan halal, tetapi justru menimbulkan penyakit. Halalan thayyiban artinya yang masuk kedalam tubuh kita yakni sesuatu yang halal dan baik. Jika makanan yang kita konsumsi itu halal dan baik, maka nantinya akan memberikan gizi yang baik juga. Karena gizi yang baik akan berdampak kepada pertumbuhan dan pola pikir anak,”ungkap Septa.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa persoalan tentang gizi bukan hanya berkaitan dengan peran dan urusan orang tua saja. Generasi muda juga harus peduli terhadap persoalan gizi. Kegiatan ini bisa menjadi salah satu upaya membangun kesadaran generasi muda untuk bergerak bersama mewujudkan Indonesia sehat tanpa permasalahan gizi buruk.
Seminar itu menghadirkan pemateri antara lain: Dr. Hasto Wardoyo, SP.OG.(K). (Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), Dr. Nyimas Heny Purwaty, M.Kep., Ns., Sp. Kep.an (Dosen Keperawatan UMJ), Maman Suherman (Pegiat Literasi), Arif Hidayat, S.E. M.M (Ketua Harian YAICI), dan M. Awam Prakoso (Ketua Kampung Dongeng Indonesia).
Pada kesempatan yang sama, Hasto (Ketua BKKBN) menegaskan kembali bahwa penentu Indonesia dalam menghadapi bonus demografi yakni generasi muda. Generasi muda harus lebih sadar dalam pemenuhan gizi dan nutrisi untuk tubuh. Maka dari itu, perlu adanya upaya pencegahan stunting dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Kemudian, Arif Hidayat (Ketua YAICI) membahas tentang tingkat literasi Indonesia yang sangat rendah. Hal itu dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh YAICI, ditemukan bahwa masih banyaknya orang tua belum mengerti bagaimana gizi yang baik untuk keluarga dan anaknya.
Arif mencontohkan tentang produk susu kental manis (SKM), bahwa masih banyak masyarakat beranggapan SKM merupakan susu yang bergizi dan harus dikomsumsi anak setiap hari. Arif menegaskan bahwa 50% kandungan dalam SKM merupakan gula yang jika dikonsumsi berlebihan oleh anak dapat menyebabkan permasalahan gizi yang serius. Hal itu diakibatkan karna masih rendahnya tingkat literasi, maka dari itu literasi sangat penting bagi masyarakat Indonesia.
Nyimas (Dosen Keperawatan UMJ) menjelaskan tentang bagaimana potret kesehatan generasi penerus bangsa. Nyimas menuturkan bahwa membahas mengenai generasi muda penerus bangsa sangat berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Anak merupakan investasi dan harapan bangsa di masa mendatang. Maka dari itu, anak perlu dibekali dengan zat gizi yang baik, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, Maman (penggiat literasi) juga menyampaikan bagaimana peran penting literasi di era media sosial. Generasi saat ini sangat terikat dengan dunia digital. Hal itu mengakibatkan kita banyak mendapatkan informasi.
Ia mencontohkan tentang persoalan SKM, dalam dunia literasi saat ini kita harus bekerjasama untuk saling memberikan informasi dan berpikir kritis tentang bagaimana SKM tidak baik untuk pemenuhan gizi anak. Terakhir ia juga menegaskan tentang menyebarkan informasi antara lain: benar, baik, dan bermanfaat.
Terakhir, Awam (Ketua Kampung Dongeng) bercerita mengenai kelinci dan kura-kura. Ia mencoba mengambil pelajaran dari kisah tersebut mengenai keteguhan, intregitas, kompetensi, dan kolaborasi.