Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kiprah Pustakawan Perpustakaan UMJ : Refleksi Hari Pustakawan Nasional
12 Juli 2022 16:57 WIB
Tulisan dari UMJakartaOfficial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah 273,5 juta masyakarat Indonesia dengan berbagai macam profesi. Pelajar, mahasiswa, guru, buruh, petani, karyawan, supir angkot, dan masih banyak yang lainnya. Stereotype yang ada, khususnya di Indonesia, tentang mengucilkan beberapa profesi, menganggap profesi-profesi ini remeh yang didasari oleh ketertarikan ataupun jumlah manusia yang berprofesi tersebut. Salah satunya adalah Pustakawan. Profesi yang sangat minim peminat karena dianggap membosankan. Duduk diperpustakaan, invetarisir buku, dan mendata peminjam buku dari perusahaan. Tugas yang dianggap kecil bagi sebagian orang, yang padahal ada potensi dampak positif yang signifikan. Tulisan ini untuk merefleksikan Hari Pustakawan Nasional yang diperingati pada 7 Juli kemarin.
ADVERTISEMENT
Pustakawan merupakan profesi yang dapat diberikan kepada seseorang setelah menyelesaikan studi ilmu perpustakaan. Bukan berarti untuk menjadi pustakawan harus belajar dalam prodi tersebut, ada sertifikasi yang dapat diambil oleh seseorang bila ingin menjadi pustakawan. Ringkasnya, pustakawan adalah seseorang yang bekerja di perpustakaan, apapun bidangnya dalam perpustakaan, misal saja pelayanan, setelah sertifikasi, orang tersebut dapat dikatakan sebagai Pustakawan, yang bekerja dibidang pelayanan. Ruang lingkup seorang pustakawan yaitu mengolah, melayani, dan memelihara. 3 hal itu yang merupakan garis besar ruang lingkup kerja dari pustakawan.
Sering kali Pustakawan dianggap remeh untuk sebagian profesi lain, yang dianggap memiliki prospek kerja yang lebih cerah. Teringat ucapan seseorang pada saya yang mengatakan bahwa untuk sukses, tidak harus jadi pembisnis, tidak harus menjadi pengusaha, geluti dengan serius hingga menjadi profesional, maka kesukseskan akan datang. Pustakawan, dalam teritori universitasnya misalnya, dapat memberika dampak besar bagi nama baik universitas tersebut. Tentu memerlukan pengorbanan dan perjuangan dari Pustakawan perpustakaan tersebut dalam mencari formulasi baru, memperbaiki pelayanan, dan memecahkan masalah yang terjadi pada perpustakaan. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas dari perpustakaan tersebut, dengan kerja-kerja serius dan komitmen tinggi. Banyak yang dapat dilakukan, misal bekerja sama dengan banyak pihak untuk mengenalkan perpustakaan Universitas, menggelar beberapa rangkaian kegiatan yang menghasilkan citra positif dan ketertarikan dari pihak luar. Jika disematkan dengan orang yang tepat, maka profesi Pustakawan pun akan mampu berbicara banyak dalam hal kesukseskan karir.
ADVERTISEMENT
Satu cerita menarik yang penulis dapati dari Pustakawan di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Cerita ibu Dra. Rismiati selaku Ketua Unit Perpustakaan saat saya wawancarai ini yang seharusnya mampu menjadi pembakit semangat bagi Pustakawan lain di seluruh Indonesia. Bu Rismi bukan merupakan lulusan Ilmu Perpustakaan. 2016 ditunjuk sebagai ketua Perpustakaan hingga kini ibu terus belajar, menelaah segala hal, terutama belajar dari perpustakaan-perpustakaan di Universitas lain. Hal demi hal dilakukan ibu sampai akhirnya beliau mampu mengembangkan perpustakaan. beliau menceritakan bagaimana keadaan Perpustakaan saat pertama kali menduduki jabatannya. Perpustakaannya tidak memiliki apa-apa, buku terbatas, pelayanan konservatif, belum bermitra dengan pihak dengan konsen yang sama, dan fasilitas minim yang dimiliki.
Perjuangan untuk membangun perpustakaannya dimulai dengan membandingkan dengan perpustakaan lainnya, terutama serumpun Amal Usaha Muhammadiyah, dalam hal pengembangan dan pelayanan Perpustakaan. Hal pertama yang dilakukan adalah menuliskan paper-paper bertemakan perpustakaan sebagai alat promosi. Yang sangat penulis kagum adalah kemauan besar dan keseriusan beliau dalam membangun Perpustakaan meraih akreditasi A. Beliau mengatakan untuk membuat Perpustakaan ini berkembang dan maju, jangan malu untuk belajar, mengambil sisi baik dari membandingkan dengan Perpustakaan lainnya. Buang saja yang jauh sombongnya, rasa paling besarnya untuk melihat dan berkenalan dengan Perpustakaan lainnya. Karena peran penting pustakawan dalam hal mengelola, melayani, dan merawat perpustakaan. Banyak catatan sejarah akademik dari mahasiswa, seperti karya ilmiah, yang harus dijaga oleh pustakawan agar dikemudian hari dapat diolah kembali ataupun dinikmati oleh generasi selanjutnya yang membutuhkan informasi dari karya ilmiah tersebut. Anggapan menjaga karya ilmiah penting karena berguna bagi generasi selanjutnya justru lahir dari Pustakawan. Mahasiswa ataupun dosen yang sering menulis karya ilmiah kadang setelah terpublish, akan hanya dikenang dan diingat, tidak dengan dijaga bentuk fisiknya agar dilihat generasi selanjutnya. Padahal merupakan sumber ilmu, tapi kesadaran untuk menjaganya yang minim. Inilah yang menjadi kelebihan Pustawakan, yang peduli dengan kecerdasan generasi.
ADVERTISEMENT
Perjuangan untuk membangun Perpustakaan UMJ dengan seluas-luasnya mengenalkan perpustakaan di kalangan perpustakaan lainnya berbuah manis. Perpustakaan yang dipimpin Bu Rismi terpilih sebagai Kepala Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Se-Banten. Sebagai tanda awal banyaknya kerja sama dengan pihak eksternal yang dilakukan oleh Perpustakaannya. Beberapa pihak seperti Perpusnas telah menjadi mitra, Tujuan utama revolusi untuk Perpustakaan, tidak cukup hanya melakukan kerja sama tanpa ada pengembangan di internal. Ide-ide yang telah digagas dan akan segera terealisasi adalah penambahan fasilitas seperti website, yang nantinya akan mempermudah mahasiswa untuk meminjam buku melaluii daring. Komitmen untuk meningkatkan pelayanan selaras dengan ruang lingkup Pustakawan. Bukan cuma itu, penambahan fasilitas seperti Happiness Corner atau pojok senang yang direncanakan oleh Unit Perpustakaan UMJ untuk mahasiswa. Nantinya akan ada satu tempat diperpustakaan untuk bersantai mahasiswa dengan ditemani bacaan-bacaan ringan dan dilengkapi café untuk mempernyaman mahasiswa berlama-lama di Perpustakaan.
ADVERTISEMENT
Perguruan Tinggi yang tempatnya kaum intelektual, seharusnya, tempat favorit seharusnya Perpustakaan. Nyatanya perpustakaan hanya ramai dikunjungi oleh mahasiswa semester akhir, kepentingan penelitiannya, berbondong-bondong ke perpustakaan. Food court, kantin, dan tempat yang berkonotasi “asyik” lah yang sering didatangi oleh Mahasiswa. Namun dengan ide yang digagas oleh Unit Perpustakaan nantinya akan memberikannya kenyaman bagi mahasiswa dan akan datang lebih sering untuk menikmati waktunya sambal membaca bacaan yang ringan. Dengan peningkatan fasilitas dan penambahan sarana-prasarana akan menjadi titik bangkit dan berkembangnya Perpustakaan yang nantinya segera mendapatkan akreditasi sempurna. Peningkatan pelayanan itu juga akan memecahkan permasalahan literasi dari mahasiswa yang tergolong minim, karena kenyaman yang ditimbulkan. Dengan literasi yang meningkat, target UMJ sebagai Perguruan Tinggi berakreditasi unggul pun akan terealisasi dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Beliau menambahkan bahwa kolaborasi seluruh stakeholder diperlukan, ide-ide brilian untuk memajukan dibutuhkan, dan dukungan dari berbagai pihak yang terus membuatnya serius dalam mengupayakan peningkatan kualitas Perpustakaan. Semangatnya menular, komitmennya harus diapresiasi. Penulis sangat terinsipirasi dengannya, untuk terus berusaha dan memiliki sikap tegas untuk kemaslahatan umat dan kemajuan profesi serta tempat kerjanya. Betul memang pribahasa, Bagai Air dengan Tebing, hubungan yang baik satu sama lain akan saling membantu membesarkan. Institusi dengan unit perpustakaan mengalami simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Begitu pun segala profesi, tidak ada profesi yang jelek atau baik sekalipun jika dipegang oleh manusia yang tidak memiliki gagasan dan komitmen kerja keras untuk memajukan. Jangan sampai pandangan sebelah mata muncul, apalagi dari kaum terdidik seperti Mahasiswa. Mahasiswa harus bersikap objektif, dengan menimbang berbagai prespektif, mencari tau pengalaman orang lain agar menjadi pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Selamat hari pustakawan, Pustakawan adalah garda terdepan untuk memajuan Pendidikan terkhusus literasi di Indonesia. Bayangkan jika itu berhasil, bukan hanya Perguruan Tinggi yang akan menerima manfaatnya, tapi Negara juga. Akan mampu melahirkan sosok-sosok pemimpin masa depan yang bergagasan, berwawasan luas, dan mampu menemukan masalah serta solusi untuk membebaskan dan memajukan bangsa ini.