Rektor UMJ Kunjungi PWM Lampung dan UM Palembang

UMJakartaOfficial
Akun resmi milik Universitas Muhammadiyah Jakarta yang dikelola oleh Kantor Sekretariat Universitas
Konten dari Pengguna
24 Oktober 2022 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari UMJakartaOfficial tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si., foto bersama pengurus PWM Lampung, di Kantor PW Lampung, pada Sabtu (8/10/2022).
zoom-in-whitePerbesar
Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si., foto bersama pengurus PWM Lampung, di Kantor PW Lampung, pada Sabtu (8/10/2022).
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Dr. Ma’mun Murod, M.Si., hadir di Universitas Muhammadiyah Lampung untuk menyampaikan pikiran-pikiran politiknya pada agenda Seminar dan Workshop Moderasi Beragama yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung, di Kantor PWM Lampung, pada Sabtu (8/10/2022).
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan tersebut, Ma’mun menjelaskan mengenai dinamika politik umat Islam. Ia mengatakan, “umat Islam terlalu sering bermain diatas isu dan genderang yang dilakukan orang lain, dimana ujungnya nanti selalu dikecewakan. Tak ada upaya untuk membangun kekuatan sendiri, termasuk dalam bidang politik”.
Selain itu, Ma’mun juga menyatakan bahwa banyak wacana yang ditawarkan dan dibungkus sedemikian rupa, seolah-olah baik dan bebas dari ‘pesan sponsor’, padahal ada pesan yang sangat kuat dengan maksud menyudutkan kelompok Islam. Lebih lanjut, ia mencontohkan tiga hal, yaitu radikalisme beragama (istilah yang lebih netral sebenarnya ekstremisme beragama), wasatiyah Islam, dan politik identitas.
Dalam Islam, wasatiyah pada intinya bermakna sikap tengah di antara dua kubu ekstrem. Wasatiyah sebagai sikap dasar keagamaan memiliki pijakan kuat pada ayat Al-Quran tentang ummatan wasathan dalam QS. Al-Baqarah ayat 143. Ketika ada isu radikalisme beragama, maka hampir dapat dipastikan bahwa yang dituduh radikal adalah kelompok umat Islam. Menurutnya, wacana wasatiyah Islam itu bagus dan seharusnya dikampanyekan secara masif, karena sejatinya Islam memang agama yang moderat, tidak terus menerus soal moderasi beragama.
ADVERTISEMENT
“Inikan menyempitkan makna Islam. Harusnya kampanye wasatiyah Islam tidak melulu bicara soal moderasi beragama, tapi bicara juga secara lantang dan masif, misalnya soal moderasi berpolitik dan moderasi berekonomi. Ketika bicara wasatiyah Islam hanya melulu soal moderasi beragama, justru akan terbaca dengan mudah bahwa memang ada silent agenda, yaitu menyudutkan kelompok Islam. Kalau mau adil, kampanyekan juga secara masif dan lantang soal moderasi berpolitik dan moderasi ekonomi. Memoderasi politik dan ekonomi kita justru jauh lebih penting, karena pada dua sektor ini praktiknya sudah sangat ekstrem, radikal, jauh dari moderat. Politik kita sangat liberal dan ekonomi kita sangat kapitalistik,” jelas Ma’mun.
Selepas menghadiri Seminar dan Workshop Moderasi Beragama, Rektor UMJ melanjutkan pembicaraan dengan pengurus PWM Lampung yang dalam pembahasannya juga mengenai politik dan Muhammadiyah. Lebih lanjut, Ma’mun meneruskan perjalanannya ke Palembang. Kehadirannya ke Kota Pempek itu selain untuk melakukan MoU dengan UM Palembang, juga untuk silaturahmi dan berbincang dengan Sekretaris PWM Sumatera Selatan, H. Suroso PR, M.Pd.I., serta Angkatan Muda Muhammadiyah Musi Rawas.
ADVERTISEMENT