Konten dari Pengguna

5 Kuliner Khas yang Wajib Dinikmati saat Liburan ke Pontianak

Verdy Hartanto
Food Content Creator, Based in Pontianak. - Instagram : @KulinerKotaPontianak Youtube: Verdy Hartanto
7 Juni 2019 13:05 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:18 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Verdy Hartanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah Satu Makanan Pontianak yang sangat Populer, Chai Kue/Choi Pan. Foto diambil oleh @kulinerkotapontianak
zoom-in-whitePerbesar
Salah Satu Makanan Pontianak yang sangat Populer, Chai Kue/Choi Pan. Foto diambil oleh @kulinerkotapontianak
ADVERTISEMENT
Liburan! Yes, libur telah tiba! Dan, bagian paling menyenangkan saat liburan ke suatu daerah ataupun saat sedang melakukan perjalanan dinas ke sebuah kota adalah kuliner khasnya.
ADVERTISEMENT
Kira-kira makanan apa sih yang melegenda di daerah tersebut? Bagaimana sih makanan yang masuk kategori ‘enak’ menurut penduduk lokal setempat? Apalagi di Pontianak, kota dengan berbagai kuliner khas yang menarik dan penuh kenangan.
Nah, pada kesempatan kali ini, aku akan share ke teman-teman soal lima rekomendasi makanan khas yang wajib disantap ketika berlibur ke kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Siapa yang tidak kenal dengan makanan berkulit tipis, dengan berbagai isian di dalamnya dan bertabur bawang putih cincang ini? Aromanya yang harum menggoda dan juga dengan ciri khas kulit tipis ini selalu sukses menarik perhatian, baik dari penduduk lokal ataupun wisatawan yang berkunjung ke Pontianak.
Chai kue/choi pan merupakan kuliner khas Pontianak yang disajikan dengan cara dikukus dan juga digoreng. Untuk chai kue/choi pan kukus bentuknya menyerupai pastel dan chai kue/choi pan goreng berbentuk bulat dengan kulit yang sedikit lebih tebal agar saat digoreng tidak pecah.
ADVERTISEMENT
Untuk isian di dalamnya yang cukup populer adalah bengkuang, sayur kucai, keladi, dan kacang kedelai. Untuk menikmati chai kue/choi pan biasanya ditambahkan cabe cair atau kecap manis yang dapat kita cocolkan.
Cita rasa dari chai kue/choi pan itu lembut, gurih, enak, dan dengan ukuran yang tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil membuat makanan ini bisa disantap dengan sekali suapan masuk ke mulut dan selesai tanpa waktu lama. Kalau dinikmati sambil asyik ngobrol, tidak terasa beberapa puluh chai kue/choi pan dapat kita habiskan karena makanan ini sungguh lezat dan enak.
Harga chai kue/choi pan ini berkisar dari Rp 1.200- 1.500 per kue (kukus) dan mulai dari Rp 2.500-3.000 per kue (goreng). Berikut rekomendasi tempat yang dapat teman-teman kunjungi untuk mencoba chai kue/choi pan:
ADVERTISEMENT
Chai kue/choi pan kukus yang begitu menggoda apalagi dengan taburan bawang putih goreng yang aromanya sangat memikat, hociak!
Chai kue/choi pan goreng, varian lain dari chai kue yang disajikan dengan cara digoreng. keduanya menjadi Primadona di Pontianak.
Cabe Cair yang disediakan untuk menyantap chai kue /choi pan. pedas, asin, gurih!
Bongko terbuat dari tepung hungkwe yang dicampur dengan perasan daun suji dan daun pandan sehingga berwarna hijau, teksturnya kenyal dan lembut. Sedangkan ce hun tiau merupakan dessert berbentuk memanjang berwarna putih agak transparan seperti bihun, tapi berukuran lebih halus dan kecil yang terbuat dari tepung sagu dan kanji.
Bisa dikatakan ini merupakan cendol khas Tionghoa Pontianak yang dijual gerobakan ala street food. Kedua jajanan ini sering ditemukan bersamaan karena biasanya penjual ce hun tiau juga menyediakan bongko, baik untuk ditambahkan ke dalam ce hun tiau ataupun dinikmati terpisah.
ADVERTISEMENT
Ce hun tiau biasanya disajikan dengan tambahan bahan lainnya seperti cincau, kacang merah, ketan hitam, kembang tahu, mutiara, dan disiram kuah santan gurih yang juga dimasukkan gula merah: Taste-nya manis, legit, dan segar banget. Apalagi ditambahkan batu es ke dalam mangkoknya.
Harganya pun cukup terjangkau, mulai dari Rp 8.000 dan cukup bervariasi tergantung campuran apa saja yang ingin kita masukkan. Lokasi tempat berjualan ce hun tiau dan bongko ini dapat ditemukan di Jalan W.R. Supratman atau biasa disebut Gang Waru. Ada beberapa penjual yang dapat ditemui, beberapa yang sering aku datangi adalah Ce Hun Tiau AHUA, AHIEN, dan ATONG. Ce hun tiau dan bongko ini halal, ya, teman-teman.
Bongko yang juga dijadikan tambahan pelengkap di dalam seporsi ce hun tiau.
Penampakan dari ce hun tiau, putih sedikit transparan. So Recommended!
ADVERTISEMENT
Tiam Mie dalam bahasa tio ciu Pontianak artinya: Tiam berarti 'manis' dan Mie berarti 'Mi'. Tiam mie ini adalah mi kuning yang dimasak dengan cara digoreng dan bahan utama yang dicampurkan ke dalamnya merupakan sayuran kucai, minyak bawang putih cincang, kecap asin, gula mera cair, dan tauge. Tiam mie ini aromanya wangi banget yang berasal dari minyak bawang, tekstur mi-nya sendiri kenyal dan rasanya manis-asin-gurih. So tasty!
Biasanya aku tambahkan lagi telur goreng untuk menemani seporsi tiam mie ini. Harga tiam mie ini sangatlah terjangkau dengan harga di kisaran sepuluh ribuan rupiah membuatnya selalu ramai menjadi incaran saat makan siang ataupun makan malam. Berikut beberapa rekomendasi tempat berjualan tiam mie di Pontianak:
ADVERTISEMENT
Seporsi tiam mie lengkap dengan sayuran kuchai, tauge dan aku suka yang agak nyemek alias sedikit basah! Enak Banget!
Yes! Bakmie Pontianak merupakan salah satu yang terbaik, ciri khas bakmie yang ada di Pontianak umumnya berbentuk kecil tipis dan keriting. Hidangan ini sangat sulit banyak disukai karena penjualnya banyak berkreasi dengan pilihan topping yang bervariatif.
ADVERTISEMENT
Salah satu penjual bakmie di Jalan Tanjung Pura yang nama tempatnya 'Kwetiau Asua 81' menyajikan bakmie dengan topping seperti daging ayam kecap, stik ikan, bakso ikan, udang goreng yang dibalut tepung, dan ditemani pangsit goreng.
Masing-masing penjual biasanya ada variasi sendiri-sendiri untuk tiap topping bakmie-nya, dan yang cukup populer adalah yang menggunakan daging atau capit kepiting seperti 'Bakmie Ou Kie' di Jalan Sudirman.
Bakmie di Pontianak juga tersedia secara halal maupun non-halal, sebelum order ada baiknya bertanya dulu ke penjual untuk memastikan halal/non-halal. Semangkok bakmie ini bervariatif harganya, umumnya berkisar dari Rp 15.000-40.000 (bisa lebih apabila menambahkan topping tertentu seperti daging/capit kepiting). Berikut beberapa lokasi bakmie yang aku rekomendasikan ke teman-teman:
ADVERTISEMENT
Penampakan bakmie ayam halal di 'Kwetiau Asua 81' Jalan Tanjung Pura.
Membaca namanya pasti akan membuat kita berpikir Nasi Ayam? Apakah sama seperti nasi padang yang berisi nasi putih dicampur dengan daging ayam? Sepintas iya, memang nasi ayam ini merupakan nasi putih yang disiram kuah kaldu kental dan dicampur dengan daging ayam. Tapi, ditambahkan lagi beberapa bahan lainnya seperti daging babi kecap, daging babi merah, samcan (ketiganya non-halal), sawi asin, Kuan Chiang/sosis babi (non-halal), telur rebus kecap, dan potongan timun.
Untuk menemani nasi ayam ini biasanya kita juga disajikan semangkok kecil sup kuah kaldu ayam bening dan terkadang ada juga kuah tersebut berisi kacang kedelai.
ADVERTISEMENT
Lokasi penjual nasi ayam yang sering aku datangi ada di Jalan Gajah Mada, sebelum masuk ke Jalan Siam, nama tempatnya Nasi Ayam AFU, harganya Rp 30.000. Selain itu ada juga di Jalan Gajah Mada seperti Nasi Ayam AKIT, dan juga Nasi Campur ASAN di Jalan Diponegoro.
Nasi Ayam (Nasi Campur) yang lengkap dengan topping dan kuah kaldu kentalnya, non-halal.
--------
Seperti itulah kira-kira 5 dari sekian banyak kuliner khas yang dapat ditemukan di Pontianak beserta rekomendasi tempatnya. Bagi teman-teman yang sedang liburan ke Pontianak, jangan sampai melewatkan rekomendasi di atas.
Seperti pepatah: "Perut kenyang, hati pun senang".
Semangat untuk jalan-jalan pasti makin riang. Stay awesome, stay healthy, teman-teman. Salam kulinerkotapontianak.