1.100 KRL Pakai Kereta Bekas Impor, Wamen BUMN Dorong INKA Bisa Produksi Sendiri

9 Mei 2022 20:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah penumpang KRL Commuter line  turun dari kereta saat tiba di peron Stasiun Tanjung Priok, Jakarta, Senin (14/3/2022).  Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penumpang KRL Commuter line turun dari kereta saat tiba di peron Stasiun Tanjung Priok, Jakarta, Senin (14/3/2022). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo, mendorong PT Industri Kereta Api (INKA) bisa memproduksi kereta rel listrik (KRL) secara mandiri. Hal ini mengingat masih ada 1.100 unit KRL merupakan kereta bekas yang diimpor.
ADVERTISEMENT
Upaya tersebut tercermin dalam penandatanganan nota kesepahaman atau MoU antara PT INKA, PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama anak usahanya PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dalam pengadaan 16 trainset KRL baru.
Kartika yang akrab disapa Tiko mengatakan, kerja sama ini adalah terobosan untuk menciptakan ekosistem perkeretaapian yang sehat dan terus mengembangkan produksi di dalam negeri secara bertahap.
"Harapannya produksinya juga bertahap di Indonesia. Masih banyak trainset yang diimpor dan tentunya INKA sebagai BUMN yang berfokus di situ, diharapkan menjadi champion untuk bisa memproduksi dalam negeri," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (9/5).
Selain itu, upaya ini juga sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di tubuh BUMN. Selain memproduksi KRL, INKA juga didorong untuk bisa mengembangkan sarana perawatannya.
PT KCI dan PT INKA menandatangani MoU pengadaan kereta disaksikan Wamen II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, Senin (9/5/2022). Foto: Kementerian BUMN
"Jadi kalau dulu kan kita pakai KRL itu impor bekas, kalau kita lihat dari total ownership-nya akan dipakai puluhan tahun. Kita akan lihat kualitas harus bagus dari sisi masa pakainya dan juga maintenancenya harus murah," lanjut Tiko.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan, saat ini jumlah KRL yang merupakan kereta bekas impor terdapat lebih dari 1.100 unit.
Dia berharap, sinergi kolaborasi dua BUMN ini bisa menggantikan kereta api bekas impor dengan produksi dalam negeri oleh INKA. Adapun kerja sama pengadaan 16 trainset KRL ini diharapkan rampung pada tahun 2024.
"Dengan pembuatan sarana kereta listrik yang baru yang merupakan sinergi kolaborasi PT INKA dan PT KAI yang akan dijalankan PT KCI, itu yang kita harapkan bisa berjalan sesuai dengan schedule dan berjalan sesuai rencana," tuturnya.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartantyo. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Berdasarkan laman website PT KAI, hingga Maret 2021, KCI mempunyai 1.196 unit KRL yang beroperasi melayani 80 stasiun di wilayah Jabodetabek dengan jangkauan rute mencapai 418,5 km.
ADVERTISEMENT
"Sekarang eranya kita ingin membangun kemandirian dari sisi dalam negeri dengan TKDN. Tentang cost kita akan bicarakan dengan Kemenhub, karena untuk KRL ada skema PSO (Public Service Obligation)," lanjut Didiek.
Sementara itu, Direktur Utama KCI, Roppiq Lutzfi Azhar mengatakan KCI memiliki target 1,2 juta pengguna tiap harinya. Hal itu membuat KCI memerlukan sarana KRL yang andal dalam menjalankan operasionalnya untuk memenuhi target tersebut.
“MoU antara KCI dan PT INKA ini diharapkan bisa mendukung terciptanya operation excellence KCI yang menjadikan transportasi KRL ramah lingkungan dan efisien” ujarnya.