1 Juta Jargas Terbangun, Negara Bisa Hemat Rp 468 Miliar per Tahun

1 November 2024 18:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Operator produksi PT Pertamina EP Subang Field melakukan pengecekan pipa dan metering jaringan gas di rumah warga Desa Cidahu, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Operator produksi PT Pertamina EP Subang Field melakukan pengecekan pipa dan metering jaringan gas di rumah warga Desa Cidahu, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Subsidi energi masih menjadi salah satu komponen pengeluaran terbesar dalam APBN. Untuk tahun ini saja, subsidi energi dipatok Rp 189,1 triliun. Di tahun depan, angkanya naik lagi menjadi Rp 204,5 triliun.
ADVERTISEMENT
Besarnya beban subsidi energi bisa dikurangi dengan membangun jaringan gas (jargas) rumah tangga. Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan dengan adanya jargas, subsidi energi bisa lebih tepat sasaran dan memperbaiki current devisa negara, mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat dan penyerapan tenaga kerja selama pembangunan jargas berlangsung. Sedangkan bagi masyarakat, jargas dapat menikmati energi yang praktis, aman, dan hemat.
"Jargas dapat membantu menurunkan impor yang selama ini membebani," ujarnya dalam kegiatan Investortrust FGD Gotong Royong Membangun Jargas, (29/10/2024).
Dalam acara yang sama, Gunawan Eko Movianto, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I-Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri menyampaikan dukungan Kemendagri untuk menjembatani kepentingan pemerintah daerah dengan pengembangan jargas.
ADVERTISEMENT
"Kemendagri mendukung pembangunan jargas untuk swasembada energi agar kita dapat memanfaatkan kekayaan alam domestik bekerja sama bersama seluruh stakeholder dengan eksekusi bertanggung jawab penting untuk dilaksanakan," ujarnya.
Jajaran petinggi PT Perusahaan Gas Negara, Kementerian ESDM dan Pertamina meninjau langsung progres pembangunan jaringan gas (Jargas) kerumah-rumah warga. Foto: Phaksy Sukowati/kumparan

Negara Bisa Hemat Rp 468 Miliar

PT PGN Tbk menyambut baik dukungan dari berbagai stakeholder yang harapannya menjadi stimulus ke depan dalam pengembangan jargas. Estimasi pengurangan Import LPG dari pengelolaan jargas eksisiting PGN saat ini mencapai 84.000 ton per tahun dan pengurangan Subsidi Rp 468 miliar per tahun per 1 juta sambungan rumah tangga.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari mengatakan angka ini tentu akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan jargas yang diakselesari secara bersama-sama oleh pihak-pihak terkait.
"Dibutuhkan penyelarasan bauran energi di wilayah jargas dengan bahan bakar substitusi, khususnya LPG bersubsidi untuk optimalisasi program Jargas, serta meningkatkan keberminatan pelanggan," ungkapnya.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari di acara Repnas National Conference, di Jakarta, Senin (14/10/2024). Foto: Dok. PGN
Demi kepentingan nasional, ada komitmen untuk lingkungan bersih dan menghemat devisa, jargas adalah solusinya. Komitmen untuk membangun jargas penting dan nurani dalam pengelolaan energi nasional penting untuk rakyat. Selain itu, dalam konteks geopolitik, ketika timur tengah goyang, maka 50 persen pasokan migas dapat terganggu.
ADVERTISEMENT
"Jargas akan jadi salah satu solusi menjaga ketahanan energi nasional," imbuh Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute.
Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio berharap pemerintah segera serius membangun jargas rumah tangga.
"Apakah kita mau atau tidak untuk mengurangi subsidi energi? Karena kondisi global juga cukup mengkhawatirkan. Dalam hal pengelolaan ketahanan energi nasional, mau diakui atau tidak diakui Indonesia cukup bergantung dengan impor. Now or never (bangun jargas)." tegasnya.