11 Calon Emiten Antre IPO, Saham Mana yang Menarik Bagi Investor?

25 Oktober 2022 12:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebanyak sebelas perusahaan atau calon emiten sedang memulai masa penawaran awal melalui bookbuilding penawaran perdana initial public offering atau IPO.
ADVERTISEMENT
Memasuki minggu akhir Oktober ini, terdapat sebelas calon emiten yang berasal dari berbagai sektor antre untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Calon emiten yang menyita perhatian berasal dari sektor teknologi, yaitu PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli yang menawarkan harga Rp 410-460 per saham.
Perusahaan teknologi lainnya seperti PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) menawarkan harga Rp 70-Rp 90 per saham. Di sektor consumer cyclicals, ada PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN) dengan harga penawaran saham Rp 140-160.
Kemudian, retailer fashion muslim PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) dengan harga IPO Rp 100-130. Selanjutnya, ada dua calon emiten di sektor kesehatan yaitu PT Famon Awal Bros Sedaya Tbk (PRAY) dan PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED), yang masing-masing menawarkan saham Rp 900-950 dan Rp 204-310.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, ada PT Ketrosden (KETR) yang masuk ke sektor infrastruktur. Perusahaan di bidang jaringan telekomunikasi kabel serat optik ini menawarkan harga saham Rp 246-360.
Ada tiga calon emiten dari sektor consumer non-cylicals, PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR) dengan harga penawaran di rentang Rp 100-150, PT Primadaya Plastindo Tbk (PDPP) dengan harga penawaran Rp 195-200, dan PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) menawarkan harga saham Rp 690-Rp 1.280.
Seorang pengunjung mengabadikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dengan gawainya di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9). Foto: Puspa Perwitasari/ANTARA FOTO
Dari total sebelas calon emiten, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menilai tiga di antaranya dapat direkomendasikan untuk investor. Tiga calon emiten ini antara lain PT Menthobi Karyatama Raya Tbk (MKTR), PT Puri Sentul Permai Tbk (KDTN), dan PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA).
ADVERTISEMENT
“MKTR menarik karena harga CPO sejak awal kuartal IV ini mengalami rebound dan kembali ke atas RM 4000 per ton yang membuat kinerja emiten sektor perkebunan pada kuartal IV berpeluang naik,” kata Andhika kepada kumparan, Selasa (25/10).
Selain itu, Andhika mencermati harga IPO di rentang Rp 100 – 150 nya murah yang terjangkau oleh ritel di kisaran 100-150 terbilang murah dan perseroan juga membagikan waran 1:1.
Untuk saham KDTN, Andhika menyebut emiten bergerak di sektor perhotelan ini diuntungkan karena pandemi telah terkendali sehingga mobilitas masyarakat telah kembali normal. Hal ini membuat sektor pariwisata kembali menggeliat, yang membuat tingkat kunjungan masyarakat ke hotel kembali naik.
“Selain itu harga IPO-nya murah yang terjangkau oleh ritel di kisaran 140-160 dan juga membagikan waran 5;1,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Andhika, sektor ritel seperti ZATA menjadi menarik akibat mobilitas masyarakat kembali normal dan perekonomian Indonesia yang membaik, sehingga daya beli masyarakat membaik dan bisa berbelanja. Di samping itu, harga IPO-nya murah yang terjangkau oleh ritel di kisaran Rp 100-130.
“Untuk Blibli prospeknya masih akan berat mengingat emiten teknologi yang sebelumnya sudah listing BUKA dan GOTO harga sahamnya masih tertekan dan juga laporan keuangannya masih rugi. Jadi para pelaku pasar masih akan bersikap hati-hati untuk emiten teknologi,” jelas Andhika.
Sementara itu, Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mencermati biasanya ada beberapa kriteria untuk saham IPO yang dapat menarik perhatian bagi investor ritel.
“Yang dapat menarik perhatian investor ritel yaitu yang memiliki persentase saham yang dilepas sedikit misalnya pada PRAY (hanya sekitar 2 persen). Atau yang membagikan waran misalnya BSBK dan KDTN,” ujar Jono.
ADVERTISEMENT
Apabila perusahaan melepas saham beredar dalam jumlah sedikit, lanjut Jono, maka pergerakan sahamnya cenderung lebih volatile sehingga dapat dijadikan peluang untuk para trader. Faktor lainnya yang dapat menarik investor adalah perusahaan yang memiliki underwriter dengan track record baik untuk saham IPO seperti pada OMED.
***
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.