183 Tahun Benteng Pendem: Dulu Penjara, Kini Cagar Budaya

28 Juli 2022 20:17 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Progres revitalisasi Benteng Pendem Van Den Bosh, Ngawi, Jawa Timur. Foto: Muhammad
zoom-in-whitePerbesar
Progres revitalisasi Benteng Pendem Van Den Bosh, Ngawi, Jawa Timur. Foto: Muhammad
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Benteng Pendem Van Den Bosch berubah fungsi dari waktu ke waktu, pernah jadi penjara kini menjelma cagar budaya Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
183 tahun lalu, Gubernur Van Den Bosch dan pasukan Belanda-nya membangun benteng ini sebagai pertahanan dan untuk melumpuhkan transportasi logistik para pejuang. Benteng yang diberi nama Pendem oleh masyarakat karena lokasinya terpendam ini, dibangun dalam kurun waktu 1829-1845.
Kini, hampir dua abad setelahnya, Kementerian PUPR tengah melakukan revitalisasi terhadap 13 bangunan yang ada dalam benteng ini.
Pantauan kumparan dalam kunjungan kerja Kementerian PUPR, Nuansa Belanda tampak masih sangat kentara pada setiap bangunan. Dengan banyaknya jendela dan dinding-dinding terbuka tanpa pintu.
Puluhan petugas masih sibuk melakukan sentuhan akhir untuk bangunan. Di antaranya adanya pemasangan papan jati untuk lantai dua yang sebelumnya tidak ada.
Progres revitalisasi Benteng Pendem Van Den Bosh, Ngawi, Jawa Timur. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Dulunya, setelah Van Den Bosch dan pasukannya menjadikan benteng ini sebagai markas pertahanan, fungsinya kemudian selalu berubah dari waktu ke waktu. Pada tahun 1940-1943, benteng ini menjadi kamp tahanan orang-orang Eropa yang memihak Jerman.
ADVERTISEMENT
Bahkan benteng ini sempat menjadi kamp tahan bagi orang Belanda yang tak lain perancangnya. Mereka dipenjarakan di sana masa pendudukan Jepang. Gubernur Jenderal Count van den Bosch juga punya jejak sejarah tanam paksa di sana.
Kendati demikian, jejak sejarah benteng ini menurut Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah II BPPW Jawa Timur Any Virgyani, tidak banyak tertulis dalam catatan. Literasi sejarahnya hanya berkembang dari mulut ke mulut. Sama kencangnya dengan mitos-mitos yang kerap menyertainya.
"Benteng ini merupakan salah satu kawasan benteng terbesar di wilayah Indonesia dan belum mendapatkan sentuhan. Nilai sejarahnya banyak, zaman Belanda untuk benteng logistik, mengawasi transportasi yang membentang dua sungai," ujar Any.
Sepanjang proses revitalisasi yang dimulai pada Desember 2020 ini, tidak sedikit juga temuan-temuan yang didapat tim PUPR saat melakukan penggalian. Mulai dari selongsong peluru, drainase, hingga galian-galian yang mirip tempat cuci senapan. Ini masih bisa dilihat di tengah-tengah kawasan benteng.
Progres revitalisasi Benteng Pendem Van Den Bosh, Ngawi, Jawa Timur. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Dari sekian temuan, temuan tempat-tempat duduk berbahan bata ukuran dua jengkal tangan adalah yang paling menarik perhatian. Tempat yang ditemukan setelah menggali 1,5 meter ini, diduga merupakan tempat pemandian. "Kita juga menemukan artefak lepas, koin zaman belanda, selongsong peluru, alat makanan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT

Benteng Pendem Ikon Fashion Show ala Ngawi

Revitalisasi Benteng Pendem dipatok kelar Desember 2022, sebulan lebih cepat dari rencana sebelumnya. Presiden Jokowi diharapkan dapat meresmikan keberadaan benteng yang kini jadi cagar budaya tersebut.
Progres revitalisasi Benteng Pendem Van Den Bosh, Ngawi, Jawa Timur. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Bila dulu kawasan dengan total lahan 15 hektar ini adalah tempat pertahanan dan penjara, kini ia akan berubah fungsi jadi ikon baru Kabupaten Ngawi. Sebagai penunjang pariwisata dan tumpuan ekonomi.
Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menyebut, benteng akan jadi tempat kongko baru di Ngawi. Bahkan ia menyebut, sejak pemanfaatan benteng dibuka ke publik setelah sebelumnya merupakan markas militer pada tahun 2012, berbagai kegiatan musik dan hiburan sudah digelar di sana.
Perbaikan Benteng Pendem yang menelan dana Rp 130 miliar ini diharapkan punya multiplier effect kepada masyarakat Ngawi. "Nanti bisa Ngawi Fashion Show. Di Ngawi mungkin sedikit beda. Isinya sobat ambyar, ada Denny Caknan dan almarhum Didi Kempot. Popdut (pop dangdut) di sini bisa jadi ikon juga," jelas Ony.
ADVERTISEMENT
Adapun kawasan inti benteng, akan diutamakan kegiatan wisata sejarah dan pendidikan. Termasuk promosi produk-produk UMKM khas Ngawi.
Sedangkan kegiatan-kegiatan hiburan, akan disediakan tempat di sekitar bagian luar. Untuk itu, pemerintah daerah akan menambahkan fasilitas penunjang seperti pedestrian hingga jogging track.
"Jadi selain konteks memberikan wahana pendidikan sejarah, kedua bagaimana kegiatan ekonomi kreatif bisa ada di lingkungan Benteng Van Den Bosch," pungkas Ony.