2 Emiten yang Merah Saat IPO Perdana di 2021, Satunya Milik Tommy Soeharto

22 November 2021 16:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Investor melihat layar monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto:  Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Investor melihat layar monitor Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia atau BEI mencatat sudah ada 41 perusahaan yang IPO pada tahun ini. Meskipun sebagian besar saham emiten naik saat IPO perdana, namun ada dua perusahaan yang sahamnya harus merah saat debut melantai di bursa.
ADVERTISEMENT
Adalah PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel (MTEL). Anak usaha BUMN PT Telkom Indonesia Tbk yang bergerak di bidang bisnis menara tersebut harus menerima sahamnya ditutup turun.
Berdasarkan data dari RTI, saham Mitratel ditutup berada di Rp 765, turun 35 poin atau 4,38 persen dari awal perdagangan dibuka. Mitratel menjual sahamnya di angka Rp 800 saat penawaran perdana.
Mitratel merupakan pengelola 28 ribu menara telekomunikasi di Indonesia. Mitratel sendiri telah berpengalaman selama 13 tahun dalam bisnis ini.
Tommy Soeharto saat dikawal polisi ke pengadilan pusat di Jakarta, 27 Maret 2002. Foto: Adek Berry/AFP
Sebelum Mitratel, ada juga emiten yang gagal mencatatkan kenaikan harga saham saat IPO perdana, yakni GTS Internasional Tbk atau GTSI.
Perusahaan milik Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto yang bergerak di bidang energi seperti minyak, gas, dan batu bara ini melakukan penawaran perdana saham pada 8 September 2021.
ADVERTISEMENT
GTSI menjual saham Rp 100. Namun saat listing pada 8 September 2021, saham GTSI langsung anjlok ke Rp 93 per saham.
Adapun GTSI didirikan pada 1986. Berdasarkan situs resmi perusahaan, Pendirian GTSI diprakarsai oleh PT Humpuss dengan pembentukan divisi pengapalan LNG menyusul berdirinya Humolco Trans Inc.