20 Ribu Ton Daging Kerbau Asal India akan Masuk Indonesia Pada Akhir Bulan Ini

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal, mengatakan 20 ribu ton pertama akan disalurkan untuk kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri 2023.
"Tahun ini Bulog mendapatkan penugasan mendatangkan daging kerbau beku 100 ribu ton untuk satu tahun. Mudah-mudahan akhir Maret atau awal April sudah sampai untuk kuota pertama," kata Iqbal ketika dihubungi kumparan, Kamis (23/3).
"Untuk kuota pertama, kurang lebih 20 ribu ton. Kisaran 18 ribu sampai 20 ribu ton," ujarnya.
Iqbal menyatakan daging kerbau yang diimpor berasal dari India. Daging yang diimpor akan diterima Bulog dari pelabuhan Tanjung Priok, dan kemudian disalurkan kepada masyarakat, agar harga jual daging kerbau tidak terlalu tinggi.
"Kerbau asal India ini akan kami terima di Tanjung Priok, kemudian nanti disesuaikan distribusinya. Harapannya harga bisa tekan ya jika pasokan daging banyak," jelas Iqbal.
Iqbal juga menegaskan Bulog telah memastikan kerbau beku yang diimpor terbebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Ia menuturkan pihak Bulog telah melakukan kunjungan langsung ke India untuk memastikan daging aman untuk dikonsumsi.
"Tim Bulog telah ke India untuk memastikan daging yang kita beli terbebas dari PMK. Sudah uji sampel dan terbukti daging bebas dari PMK," katanya.

Tak hanya Bulog, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/BUMN Holding Pangan ID Food juga sedang mempersiapkan pasokan menjelang bulan Puasa dan Lebaran. Sebanyak 100.000 ribu ton daging sapi dari Brasil siap diimpor oleh ID Food.
Direktur Utama Holding Pangan ID Food Frans Marganda Tambunan memperkirakan impor daging sapi dari Brasil sebanyak 100.000 ton akan tiba setelah Lebaran dengan mempertimbangkan jarak dan waktu ketersediaan. Oleh karena itu, ID Food menyiapkan stok daging yang berasal dari negara lain seperti Australia.
"Kita sudah punya stok penopang sebelum Brasil tiba, asalnya dari stok daging Brasil penugasan kemarin dan kita siapkan stok daging Australia. Kita punya stok daging Brasil 2.500 ton dan tambahan dari Australia 500-1.000 ton," ujar Frans saat ditemui di Gedung Waskita Rajawali Tower, Kamis (2/3).
Frans mengaku pengiriman daging sapi impor tersebut terlambat dikirim, sehingga pihaknya mencari mitra pemasok daging yang stoknya siap sebelum lebaran.
"Kita sudah siapkan beberapa stok daging yang berasal dari negara lain seperti Australia dan sebagian carry over, penugasan tahun lalu kita carry over tahun ini," katanya.