29 Proyek Strategis Pertamina Tak Terganggu Kerugian Penjualan BBM

30 Juli 2018 15:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara pertemuan Pengembangan Pembangunan TBBM Maumere, NTT. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Acara pertemuan Pengembangan Pembangunan TBBM Maumere, NTT. (Foto: Elsa Toruan/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) membangun 29 proyek strategis yang dibagi dalam 4 kategori, yakni pembangunan Terminal BBM dan pipanisasi, pembangunan Terminal LPG, perbaikan dan pengembangan sarana tambat serta pembangunan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) beserta dengan sarana penunjang lainnya.
ADVERTISEMENT
Pertamina mengalokasikan dana investasi lebih dari Rp 36 triliun, di mana senilai Rp 20 triliun difokuskan untuk proyek strategis, khususnya di wilayah timur Indonesia.
Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero) Gandhi Sri Widodo mengatakan, dana yang digunakan untuk investasi sudah dipisahkan dengan biaya lainnya.
Kata Gandhi, hal ini membuat Pertamina tetap bisa menjalankan kegiatan investasi tanpa terganggu kerugian dari penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium dan Solar.
“Memang dana investasi ini sudah kita cadangkan. Dana untuk investasi pasti kami pisahkan,” kata Gandhi usai Ekspose Proyek Strategis Direktorat Logistik, Supply Chain & Infrastruktur (LSCI) Pertamina dan Groundbreaking Pengembangan TBBM Maumere untuk Meningkatkan Ketahanan Energi Nasional di Nusa Tenggara Timur, Senin (30/7).
ADVERTISEMENT
Gandhi menyebutkan bahwa dana investasi ini tidak sepenuhnya berasal dari ekuitas Pertamina, ada juga dari kerja sama dengan anak-anak perusahaan. Gandhi menuturkan, dalam investasi ini tidak hanya pertamina saja yang terlibat, ada juga anak perusahaan Pertamina dan beberapa BUMN.
“Kami ajak mereka bekerja sama. Ada beberapa project itu yang dipegang sama anak-anak perusahaan Pertamina,” katanya lagi.
Sementara untuk kontraktor pelaksana, Pertamina bersinergi dengan BUMN Karya seperti Wijaya Karya, Barata Indonesia, Hutama Karya dan Rekayasa Industri (Rekin).
“Skema kerja sama yang dilakukan dengan BUMN, menggunakan sistem Kerja Sama Operasi (KSO),” ucap Gandhi.
Sebelumnya diberitakan, dari 29 proyek strategis tersebut, sebanyak 10 proyek dengan nilai Rp 4,9 triliun ditujukan untuk pembangunan Terminal BBM dan pipanisasi guna mendukung pola suplai yang lebih efisien.
Suasana TBBM Pertamina Plumpang (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana TBBM Pertamina Plumpang (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Sebanyak 4 proyek diantaranya berlokasi di wilayah timur Indonesia yakni Pengembangan Terminal BBM Maumere, Pengembangan Terminal BBM Bau-bau, Pengembangan Terminal BBM Biak serta penambahan Tangki Timbun di 14 lokasi lainnya di wilayah timur Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk pembangunan Terminal LPG sebanyak 12 proyek senilai Rp 10 triliun guna mendukung program Konversi Minyak Tanah ke LPG di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan proyek ini juga bertujuan untuk mengefisienkan pola suplai dengan menghilangkan Floating Storage and Offloading (FSO) yang selama ini digunakan sebagai media penampungan sementara.
Sementara untuk meningkatkan kehandalan operasi serta konektivitas antar pulau sejalan dengan pengembangan bandara baru, Pertamina tengah melakukan pembangunan 3 DPPU beserta dengan sarana penunjang lainnya senilai Rp 3,4 triliun. Sedangkan untuk meningkatkan keandalan suplai via laut, Pertamina saat ini mengeksekusi 4 proyek perbaikan dan pengembangan sarana tambat kepelabuhan senilai Rp 1,6 Triliun.
Proyek-proyek tersebut saat ini sebagian besar telah berjalan, dan masuk pada tahap konstruksi, sedangkan sisanya pada tahap persiapan.
ADVERTISEMENT