Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
3.000 Sapi Perah Impor dari Australia untuk Makan Bergizi Gratis Dikelola Swasta
5 Maret 2025 13:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan ) Sudaryono mengungkap sudah ada 3.000 ekor sapi perah yang masuk dari Australia untuk mendukung Makan Bergizi Gratis (MBG). Nantinya sapi-sapi tersebut akan dikelola oleh peternakan sapi perah terintegasi milik swasta (mega farm) dan mitra.
ADVERTISEMENT
Terkait teknis pengelolaan, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Sintong HMT Hutasoit menjelaskan ada dua skema terkait siapa yang melakukan pengelolaan untuk sapi-sapi tersebut.
“Sebagian sapi akan dipelihara di mega farm dengan kapasitas lebih dari 2.000 ekor, yang menerapkan sistem peternakan modern berbasis efisiensi produksi dan manajemen kesehatan ternak yang terintegrasi,” kata Sintong kepada kumparan pada Rabu (5/5).
Selain oleh mega farm, skema pengelolaan selanjutnya adalah pengelolaan melalui kemitraan antara investor dengan peternak lokal, termasuk pola joint shipment. Dalam hal ini pengadaan dan pemeliharaan sapi dilakukan secara bersama antara perusahaan dan kelompok peternak.
Soal lokasi untuk 3.000 sapi, kata Sintong, saat ini disebar di berbagai tempat.
ADVERTISEMENT
“Ada yang sudah sampai di peternak mitra dan mulai proses adaptasi, sementara sebagian lainnya masih dalam proses pengiriman dan dijadwalkan tiba dalam waktu dekat untuk kemudian didistribusikan ke lokasi-lokasi yang telah disiapkan,” ujar Sintong.
Nantinya sapi-sapi yang juga akan dikelola dalam dua model. Model pertama adalah pengelolaan secara modern di big farm. Keberadaan big farm di sini tidak hanya berperan sebagai pusat produksi susu melainkan juga untuk menerima hasil produksi dari para peternak binaan.
“Big farm ini memberikan pendampingan teknis kepada peternak kemitraan untuk memastikan kualitas produksi susu tetap terjaga,” kata Sintong.
Model kedua bagi pola kemitraan adalah menempatkan sapi di kandang milik peternak lokal. Tentunya hal ini dilakukan melalui supervisi dan dukungan dari perusahaan atau koperasi mulai dari aspek pakan, kesehatan sampai pemasaran susu yang dihasilkan.
ADVERTISEMENT
Untuk pakan, saat ini beberapa perusahaan juga sudah menjalin kerja sama dengan PT Perkebunan Negara (PTPN) dan Perum Perhutani dalam pemanfaatan lahan idle guna dimanfaatkan sebagai tempat produksi pakan hijau.
“Hal ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan pakan yang stabil dan berkelanjutan bagi ternak, mengingat kebutuhan hijauan yang cukup besar dalam menunjang produktivitas sapi perah,” ujarnya.
Sebelumnya, Sudaryono mengungkap sampai saat ini sudah ada 3 ribu ekor sapi perah yang masuk dari target 200 ribu ekor.
“Kalau dari Brasil belum, kita lagi nunggu yang dari Brasil aturannya sih sudah bisa kita lagi nunggu aja realisasinya,” kata Sudaryono di Istana Negara, Jakarta Pusat Senin (3/3) malam.
Selain Australia, nantinya sapi perah juga akan masuk dari Vietnam, Brasil, Denmark, sampai Belanda. Perihal ini Sudaryono mengungkap pemerintah akan memberi kemudahan izin terkait lahan dan lain-lain bagi para investor sapi perah.
ADVERTISEMENT
“Kita lagi dorong bagaimana industri susu yang existing bisa mendapatkan porsi (lahan) untuk Makan Bergizi Gratis (MBG), yang existing kan ada ya sudah ada di Baturaden, di Bogor, di Puncak dan lain-lain, itu bisa diserap untuk Makan Bergizi,” ujarnya.