3 Desa di Karawang Berisiko Kena Gelembung Gas dari Anjungan Pertamina

17 Juli 2019 17:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers PHE ONWJ terkait semburan gas, di Anjungan YYA-1 di Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers PHE ONWJ terkait semburan gas, di Anjungan YYA-1 di Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Gelembung gas muncul dari anjungan YYA-1 di Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat sejak Jumat, 12 Juli 2019. Anjungan migas milik PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) tersebut berjarak 2 km dari bibir pantai. PHE ONWJ sebagai operator Blok ONWJ telah menutup sementara anjungan tersebut.
ADVERTISEMENT
Vice President Relations PHE ONWJ Ifki Sukarya mengatakan, pihaknya masih melakukan peninjauan dan kajian di area keluarnya gelembung gas. Dia mengatakan, kemungkinan terburuknya ada 3 desa yang terdampak.
"Ada tiga desa diperkirakan bakal terpapar. Tapi kami tidak bisa sebutkan," kata dia dalam konferensi pers di PHE Tower, Jakarta, Rabu (17/7).
Adapun nelayan yang di sekitar daerah anjungan, kata Ifki, sudah diminta tidak mendekat atau melaut lebih dulu. Selain karena ada gelembung gas, juga karena ombak laut memang sedang tinggi, jadi tak banyak nelayan yang mencari ikan.
PHE ONWJ sendiri sudah melatih masyarakat di sana untuk menghadapi kejadian tak diinginkan yang merupakan imbas dari aktivitas tidak normal di anjungan.
ADVERTISEMENT
Mengenai kerugian yang disebabkan dari kejadian ini, Ifki mengaku perusahaan belum bisa memperkirakan karena penanganan gelembung gas masih berlangsung.
"Kita punya kelompok masyarakat yang kita bina kalau ada kejadian seperti ini," kata dia.
Selain itu, berbagai upaya dilakukan untuk menghalau agar semburan gas dan minyak nantinya tak mencemari laut, misalnya dengan memasang oil boom. Oil boom adalah peralatan yang digunakan untuk melokalisasi atau mengurung tumpahan minyak di air.
Ditemui di tempat terpisah, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Djoko Siswanto menuturkan bahwa PHE ONWJ sudah melaporkan kejadian ini ke pemerintah. Ditjen Migas pun mengirim perwakilan untuk ikut dalam tim manajemen insiden (Incident Management Team) Pertamina.
Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Djoko mengatakan, kemungkinan terburuk dari kejadian ini adalah rig bisa tenggelam. Saat ini, rig miring 8 derajat akibat gelembung gas ini.
ADVERTISEMENT
"Nah sekarang sedang diupayakan lakukan bor miring untuk atasi tutup terjadinya gas kick yang berakibat blow out," ucapnya.
Baik Djoko maupun Ifki belum bisa menyatakan apakah insiden semburan gas ini mengganggu rencana produksi di Lapangan YY yang ditargetkan sebesar 4.000 barel per hari mulai September 2019. Perusahaan dan pemerintah mengupayakan penanganannya manusia di sana lebih dulu.