3 Direktur Astra Agro Lestari (AALI) Kompak Resign

6 Maret 2024 9:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan kelapa sawit milik Astra Grup, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengumumkan pengunduran diri 3 direksi perusahaan sekaligus.
ADVERTISEMENT
Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), AALI mengumumkan 3 direksi perseroan yang resign adalah Rujito Purnomo, Said Fakhrullazi, dan Mario C. Surung Gultom.
Pengunduran diri 3 direksi itu disampaikan pada 4 Maret 2024. “Perseroan telah menerima surat pengunduran diri Bapak Mario C. Surung Gultom, Bapak Rujito Purnomo, dan Bapak Said Fakhrullazi dari jabatan mereka masing-masing selaku Direktur Perseroan,” tulis Sekretaris Perusahaan AALI, Mario C. S Gultom.
Tidak ada penjelasan spesifik terkait alasan pengunduran diri tersebut.
Sebelumnya, Direktur Utama Astra Agro Lestari, Santosa mengatakan, perusahaan saat ini fokus pada replanting atau peremajaan perkebunan kelapa sawit.
PT Astra Agro Lestari (AALI) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 1,5 triliun di tahun 2024 dengan kebutuhan paling besar untuk replanting sawit.
CEO PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Santosa, saat berbincang dengan media soal kondisi industri sawit pada Jumat (1/12). Foto: Wendiyanto/kumparan
Santosa menyebutkan, perusahaan menargetkan program replanting perkebunan sawit sekitar 5.000-6.000 hektare per tahun. Hal ini untuk menjaga agar produksi kelapa sawit perusahaan tidak terlalu ambles.
ADVERTISEMENT
"Dengan demikian, saya masih bisa bagi dividen. Ini perusahaan sudah 35 tahun enggak boleh enggak bagi dividen," lanjutnya.
Dia melanjutkan, program replanting perkebunan sawit bertujuan menstabilkan produksi perusahaan yang stagnan, bahkan cenderung menurun karena usia tanaman kelapa sawit yang semakin tua. Replanting membutuhkan waktu minimal 3 tahun.
Astra Agro Lestari yang sudah berdiri selama 36 tahun ini memiliki total 210.000 hektare perkebunan sawit. Santoso menyebut, 1/3 dari total tanaman kelapa sawit perusahaan ditanam selama tahun 1994-1997, sehingga sudah melewati puncak produksi dan harus diremajakan.
Santosa menjelaskan, replanting ini akan menyasar pada tanaman sawit dengan yield rendah. Adapun istilah yield merujuk pada perhitungan produktivitas tanaman kelapa sawit per satu hektare per periode tertentu.
ADVERTISEMENT