Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mendapatkan mandat dari Presiden Jokowi untuk ikut dalam program lumbung pangan nasional (food estate). Kemenhan kebagian menanam singkong.
ADVERTISEMENT
Lokasinya pertama yang bakal ditanami singkong berada di Kalimantan Tengah. Adapun tugas tersebut adalah sebagai pendukung Kementerian Pertanian (Kementan) mengantisipasi dampak krisis pangan akibat pandemi COVID-19.
Sebab, FAO berkali-kali memperingatkan agar semua negara bersiap terhadap ancaman krisis pangan. Sehingga harus disiapkan cadangan dengan membangun lumbung.
Berikut fakta-fakta seputar lumbung pangan singkong yang bakal digarap Prabowo.
Prabowo Akan Mulai Menanam Singkong di 2021
Prabowo mengatakan bakal mulai bertanam singkong di awal tahun 2021. Di tahap awal, sudah tersedia lahan seluas 30 ribu hektare khusus untuk ditanami komoditas singkong.
“Gubernur Kalteng sudah mendukung lahan dan backup di lapangan, sehingga kita sudah bisa mulai. Saya jelaskan sedikit tentang rencana ke depan, singkong kita mulai di Kalteng awal tahun 2021, seluas 30 ribu hektare,”’ujar Prabowo usai mengikuti ratas di Istana Negara membahas kesiapan food estate, Rabu (23/9).
Prabowo mengaku sudah menyiapkan roadmap untuk lima tahun ke depan. Menurutnya, luas lahan yang bisa ditanami singkong akan terus ditambah tiap tahunnya. Ia menargetkan, pekerjaannya itu bisa terealisasi hingga mencapai lahan seluas 1,4 juta hektare di tahun 2025.
ADVERTISEMENT
"Selanjutnya sampai 2025 meningkat terus sasaran kita akhir adalah sampai 1,4 juta di akhir 2025," jelas Prabowo.
Alasan Pemilihan Komoditas Singkong
Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono mengatakan, pemerintah memilih komoditas singkong karena ada jenis pangan tersebut memiliki banyak kelebihan. Mulai dari bisa langsung dikonsumsi, digunakan untuk industri hingga harganya yang terjangkau.
“Kenapa singkong? Singkong itu kan bisa untuk apa saja ya. Untuk bahan industri jadi tepung, dimakan langsung seratnya bagus untuk kesehatan dan umurnya lebih pendek dalam menanam. Juga mungkin lebih murah ya,” ungkap Heru dalam Webinar Kumparan dan BNI, Bertani di Era Digital, Senin (28/9).
Selain itu kemudahan dalam menanam juga jadi pertimbangan pemerintah.
Sehingga harapannya lahan luas di Kalimantan bisa langsung ditanami. Berbeda jika harus menanam padi misalnya. Menurut Heru untuk menanam padi membutuhkan beberapa proses lagi sehingga akan lebih memakan waktu.
ADVERTISEMENT
Heru mengatakan Presiden Jokowi juga berharap lumbung pangan berupa lahan singkong ini bisa dipercepat. Tujuannya tidak hanya untuk ketahanan pangan, namun juga untuk menjamin ketersediaan pangan yang cukup sehingga harga pangan tetap stabil di tingkat masyarakat.
“Kalau kebutuhan pangannya ada tapi (jumlahnya) sedikit, (sedangkan) konsumennya banyak kan harganya juga meningkat. Nah ini adalah beban pemerintah supaya dari sisi harga juga bisa stabil,” ujarnya.
Bertujuan Untuk Kurangi Impor Tapioka
Selain alasan yang disampaikan Heru, Prabowo juga menjelaskan, penanaman singkong tersebut merupakan upaya untuk mengurangi ketergantungan impor tapioka, di tengah terbatasnya aktivitas ekspor impor akibat merebaknya pandemi COVID-19.
"Dengan singkong kita bisa menghasilkan tapioka, mocaf, tepung yang bisa menjadi bahan utama kebutuhan pangan kita. Kita ingin menjamin tidak tergantung persediaan di luar negeri," jelas Prabowo usai mengikuti ratas di Istana Negara membahas kesiapan food estate di Kalteng, Rabu (23/9).
ADVERTISEMENT
Menurut Prabowo, singkong garapannya itu nantinya dapat diolah menjadi tapioka. Sehingga bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pangan cadangan seperti roti hingga mi.
Hal itu sejalan dengan tingginya konsumsi mi instan masyarakat Indonesia. Saat ini, lanjut Prabowo, konsumsi mi instan kita menempati posisi nomor dua terbesar di dunia.
"Kita mem-backup yaitu bahan pangan untuk roti, untuk juga nasi dari singkong dan juga mi. Indonesia sudah konsumen mi kedua terbesar di dunia," ujar Prabowo.
Dengan upaya tersebut, ia meyakini pemerintah dapat mengantisipasi ancaman krisis pangan, sebagaimana yang sering diperingatkan oleh FAO.