Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
3 Tipe Konsumen di Festival Belanja Online, Kamu yang Mana?
10 November 2021 13:01 WIB
·
waktu baca 5 menit
Ketika kegiatan serba dibatasi, platform belanja online menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bahkan, window shopping lewat smartphone seolah jadi kegiatan yang menyenangkan untuk menghilangkan penat selama di rumah aja.
Apalagi saat tanggal-tanggal kembar bermunculan, mulai dari 9.9, 10.10, 11.11, hingga Harbolnas yang diadakan tiap 12 Desember. Pada momen ini, kamu bisa mendapatkan barang impian dengan harga yang jauh lebih murah. Semuanya berkat potongan harga, cashback, atau voucher belanja.
Uniknya, pola belanja konsumen jadi terlihat saat belanja online karena tiap orang punya cara dan kebiasaan yang berbeda-beda. Ada yang langsung beli tanpa pikir panjang, ada pula yang betah menaruh barang hanya di keranjang. Menariknya lagi, tipe konsumen ini juga memengaruhi barang yang mereka beli saat festival belanja.
Penasaran kamu tipe yang mana? Yuk, kita bahas satu per satu!
Tipe Pembeli saat Belanja Online
1. Si jago membandingkan harga
Tipe pertama datang dari mereka yang sudah mempunyai barang incaran dari jauh-jauh hari. Tipe ini cenderung mencari penawaran terbaik sebelum membeli. Mereka akan membandingkan harga dari satu toko ke toko lain, lalu memutuskan untuk check out setelah menemukan harga yang sesuai.
Di Indonesia, kategori fashion dan aksesoris paling banyak dibeli oleh orang-orang jago membandingkan harga. Setelah itu, kebutuhan sehari-hari, otomotif, dan kecantikan, menjadi kategori lain yang sering diburu saat festival belanja.
2. Si penjelajah e-commerce
Siapa yang lihat barang lucu dikit, langsung memutuskan untuk beli padahal enggak terlalu butuh? Bisa jadi kamu termasuk tipe ini.
Bagi si penjelajah e-commerce, produk maupun merek tertentu tidak menjadi fokus mereka. Selama ada barang yang disukai pada suatu kategori, tipe ini akan membelinya. Fashion dan aksesoris masih menjadi barang yang paling banyak diincar oleh si penjelajah.
Setelah itu, ada gadget, produk kecantikan, baru kebutuhan sehari-hari. Biasanya, tipe ini juga jadi yang paling banyak belanja di tanggal-tanggal kembar.
3. Si pecinta merek
Salah satu keseruan berburu barang di festival belanja adalah berbagai brand favorit akan menawarkan potongan harga yang lebih besar dari biasanya. Hal itulah yang dicari oleh si pecinta merek.
Ketika festival belanja dimulai, mereka sudah tahu produk apa yang akan dibeli. Bila harganya pas, tipe ini akan membelinya tanpa pikir panjang. Gadget dan peralatan rumah tangga menjadi kategori yang paling banyak dibeli oleh si pecinta mereka. Selanjutnya ada fashion, aksesoris, serta produk-produk yang cocok dijadikan kado.
Tahukah kamu, tiga tipe di atas juga sesuai dengan survei yang dilakukan InMobi, sebuah platform yang mendorong pertumbuhan bisnis lewat teknologi pemasaran, monetisasi, dan konten-konten menarik.
Berjudul Decoding the Connected Southeast Asian Festive Shopper in 2021, survei yang melibatkan 2,000 responden di sejumlah kota di Indonesia ini menemukan bahwa 92 persen konsumen di Indonesia berencana menggunakan platform online untuk berbelanja di festival belanja tahun ini. Jumlah uang yang dikeluarkan untuk berbelanja pun tidak tanggung-tanggung, rata-rata mencapai Rp 500 ribu setiap orang.
Sementara itu, sebanyak 69 persen menggunakan perangkat mobile saat berbelanja online dan memutuskan untuk membeli barang saat pagelaran festival belanja. Bahkan, 20 persen orang Indonesia mengaku akan berbelanja online lebih sering pada tahun ini. Di sisi lain, 50 persen responden akan mengurangi anggaran belanja langsung di toko karena kemudahan berbelanja di e-commerce.
Enggak cuma menyoroti perilaku konsumen Indonesia, InMobi juga telah melihat pola belanja masyarakat se-Asia Tenggara. Sebanyak 47 persen responden dari Asia Tenggara sepakat bahwa mereka akan memotong budget untuk membelanjakan uang di toko offline. Memang, belanja online cenderung lebih hemat dan irit, apalagi dengan promo-promo di tanggal cantik.
Dalam survei tersebut pun disebutkan, sebanyak 39 persen responden mengaku baru pertama kali melakukan belanja online. Vice President & GM, Southeast Asia, Japan & Korea InMobi, Rishi Bedi mengatakan, pandemi hanya mengubah kebiasaan masyarakat berbelanja, bukan tren itu sendiri. Biasanya langsung ke toko, kini kegiatan itu dapat dilakukan lewat genggaman. Hal tersebut pun sebaiknya dapat menjadi fokus sebuah brand untuk meningkatkan penjualan mereka.
"Penting bagi brand untuk mengikuti melalui strategi pemasaran agar bisa sepenuhnya memanfaatkan pembelian berkelanjutan (di platform online) ini. Jika tidak, brand akan kehilangan peluang di pasar yang semakin jenuh," katanya.
Lantas, apa yang bisa brand lakukan untuk menarik pelanggan, terutama di momen-momen festival belanja?
Setelah mengetahui dan mengidentifikasi minat pasar, buat konsumen tertarik dengan ragam konten kreatif. InMobi menyarankan, ada tiga strategi bisnis yang bisa dilakukan.
Pertama, timbulkan rasa penasaran konsumen lewat sesuatu yang out of the box. Para pelaku bisnis mungkin bisa mengunggah konten di media sosial. Setelah rasa penasaran konsumen muncul, rilis produk yang dijual dengan format video. Dengan format ini, pesan dan keunggulan brand bisa tersampaikan dengan jelas.
Terus picu ketertarikan konsumen dengan gaya penjualan yang sentimental. Alih-alih menyebutkan keistimewaan produk secara langsung, para pelaku bisnis dapat melakukan teknik storytelling untuk menyebarkan identitas brand.
Dengan strategi yang sesuai, brand tidak hanya dapat meningkatkan penjualan saat festival belanja, tapi juga bisa menarik loyalitas konsumen dalam membeli produk.
Untuk mengunduh survei Decoding the Connected Southeast Asian Festive Shopper in 2021, kamu bisa klik di sini.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan InMobi