Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Bursa Efek Indonesia (BEI ) mencatat ada 30 perusahaan sudah masuk dalam pipeline pencatatan saham bursa yang akan melantai (initial public offering/IPO) di tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Adapun sepanjang 2023, terdapat 79 emiten yang IPO di BEI dengan dana dihimpun Rp 54,14 triliun. Jumlah tersebut merupakan rekor IPO tertinggi sepanjang sejarah BEI dan terbanyak ke-6 di dunia.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, merinci 30 calon emiten yang masuk pipeline terdiri dari 2 perusahaan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar, 19 perusahaan aset skala menengah antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar, dan 9 perusahaan aset skala besar di atas Rp 250 miliar.
“Rincian sektornya adalah 3 perusahaan dari sektor bahan baku, 6 perusahaan dari sektor konsumer siklikal, 4 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal, 2 perusahaan dari sektor energi dan 0 perusahaan dari sektor keuangan,” kata Nyoman kepada wartawan, dikutip Minggu (31/12).
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Nyoman mengungkapkan perusahaan yang dalam pipeline IPO yakni 0 perusahaan dari sektor kesehatan, 5 perusahaan dari sektor industri, 3 perusahaan dari sektor infrastruktur, 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate, 5 perusahaan dari sektor teknologi dan 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, memastikan dari total 30 perusahaan tersebut, terdapat BUMN yang akan melakukan IPO. Namun, Inarno enggan menyebut nama perusahaan pelat merahnya.
“Alhamdulillah di pipeline masih ada 30 termasuk BUMN. Segala macam tentunya ada ke sana, tetapi ada beberapa yang belum bisa disebutkan,” ujar Inarno saat ditemui di penutupan perdagangan bursa di Gedung BEI, Jumat (29/12).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, 28 emiten telah menambah modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue dengan total nilai Rp 51,4 triliun hingga hari Jumat. BEI mencatat ada 24 perusahaan tercatat dalam pipeline rights issue.
Berikut daftar 24 emiten yang berada di pipeline rights issue:
1 perusahaan dari sektor bahan baku
8 perusahaan dari sektor konsumer siklikal
4 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal
4 perusahaan dari sektor energi
5 perusahaan dari sektor finansial
1 perusahaan dari sektor infrastruktur
1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik