5 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Memulai Investasi Kripto

22 November 2021 11:02 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi investasi kripto. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi investasi kripto. Foto: Shutterstock
Obrolan seputar cryptocurrency atau mata uang kripto selalu menarik perhatian. Apalagi saat ini semakin banyak orang yang melek investasi.
Meski kripto tidak berlaku sebagai mata uang di Indonesia, ia menjadi salah satu jenis aset investasi yang memiliki cukup banyak peminat dari berbagai kalangan karena dianggap dapat memberi keuntungan menggiurkan dalam waktu singkat.
Bahkan diperkirakan pemilik dompet blockchain untuk pembelian kripto di seluruh dunia mencapai 75 juta orang. Dilansir laman resmi Kementerian Perdagangan RI, Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, juga mengatakan bahwa hanya dalam beberapa tahun saja perdagangan asset crypto sudah mencapai Rp 1,7 triliun per hari atau mencapai 10 persen nilai transaksi Bursa Efek Indonesia.
Di sisi lain, ada risiko tinggi di balik keuntungan yang diimingi investasi kripto. Itu artinya, kita tidak boleh gegabah, apalagi hanya karena ingin mengikuti tren atau takut FOMO (fear of missing out) saat memutuskan berinvestasi.
Tanpa strategi yang matang, bukan untung yang didapat, risiko kerugian besar justru mengancam, lho. Untuk itu, bagi Anda yang memutuskan berinvestasi kripto, perhatikan dulu beberapa hal ini:

1. Pahami mekanisme jual beli kripto

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kripto bisa menjadi aset investasi menggiurkan bagi mereka yang sudah menguasai strateginya. BAPPEBTI melalui Peraturan Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset) di Bursa Berjangka, pun memperbolehkan perdagangan kripto di Indonesia.
Namun bagi pemula, melakukan riset untuk memahami berbagai istilah hingga mekanisme jual-beli kripto sangat penting untuk meminimalisasi kerugian. Pertama adalah spread harga. Mirip dengan membeli emas, ada spread atau selisih harga jual dan beli yang harus diperhatikan oleh trader.
Kemudian saat melakukan transaksi perdagangan aset kripto, Anda juga akan dibebankan biaya layanan, yakni biaya pembelian dan penarikan. Perlu diketahui ada beberapa exchange atau platform jual-beli kripto yang menerapkan flat rate, namun ada juga yang menggunakan sistem skema persentase sesuai nominal penarikan.

2. Ketahui jenis kripto yang ingin dibeli

Ilustrasi uang kripto. Foto: Shutterstock
Mungkin masih segar di ingatan kita dengan kasus kripto Squid Game yang sempat heboh pada awal November lalu. Mata uang dengan kode SQUID ini jadi perbincangan karena lonjakan harganya yang tidak masuk akal. Pada 1 November lalu, SQUID mencapai harga tertinggi USD 2.861 (sekitar Rp 40 juta) per koin, kemudian kurang dari 15 menit kemudian mengalami penurunan hingga tak bernilai.
Melihat kasus tersebut, kita perlu benar-benar memahami jenis-jenis mata uang kripto yang beredar di pasaran. Apalagi dengan banyaknya jenis kripto yang belum populer dan pergerakan harganya sangat agresif.
Bisa dibilang, Bitcoin merupakan jenis yang paling populer dan favorit banyak orang. Namun menurut data Statista, sejak 2013 hingga November 2021, ada lebih dari 7.500 mata uang kripto yang beredar.
Dari banyaknya jenis kripto tersebut, dilansir Forbes, ada 10 jenis kripto yang paling populer. Urutan pertama masih dipegang oleh Bitcoin dengan market cap atau nilai rata-rata aset mencapai USD 1,17 triliun, diikuti oleh Ethereum (USD 520 miliar), Binance Coin (USD 88 miliar), Tether (USD 70 miliar), dan Cardano (USD 66 miliar). Selain itu, jenis kripto seperti Solana, XRP, Polkadot, Shiba Inu, dan Dogecoin juga masuk daftar kripto populer di dunia.

3. Nilai kripto sangat fluktuatif

Bukan tanpa alasan jual beli kripto disebut sebagai investasi berisiko tinggi. Dari kasus kripto Squid Game kita juga bisa melihat bahwa nilai kripto sangatlah fluktuatif. Artinya bisa sangat tinggi, namun tiba-tiba juga bisa terjun bebas dalam waktu cepat karena berbagai faktor.
Adanya supply and demand yang tinggi dari pada trader crypto menjadi salah satu faktor yang juga membuat tingginya intensitas naik turun nilai. Selain itu, kripto yang masih seumur jagung dan masih berpeluang untuk berkembang pun membuat volatilitasnya (naik turun nilai) tinggi.
Ilustrasi investasi kripto. Foto: Shutterstock
BAPPEBTI bahwa ada dua kriteria yang harus dipenuhi pedagang kripto yang dikurasi menggunakan pendekatan analytical hierarchy process (AHP). Kriteria pertama, dilihat dari kapitalisasi pasar aset kripto yang ada. Semakin besar aset kapitalisasi pasar, semakin besar kemungkinan untuk dapat diperdagangkan di Indonesia. Kemudian kriteria kedua adalah aspek kualitasnya dan jaminan keamanannya.
BAPPEBTI sendiri telah merilis 229 aset kripto yang dapat diperdagangkan, dan 13 pedagang aset yang telah terdaftar secara resmi. Aset kripto tersebut termasuk di antaranya, Bitcoin, Ethereum, Tether, XRP, Polkadot, Chainlink, hingga Litecoin.

5. Gunakan uang dingin

Saat memutuskan untuk berinvestasi, jangan pernah menggunakan uang panas yang seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi nekat meminjam uang sebagai modal investasi.
Sebaliknya, gunakan uang dingin atau uang nganggur yang bila digunakan untuk berinvestasi tidak akan memengaruhi kestabilan finansial Anda. Lalu yang tidak kalah penting adalah tidak memaksakan berinvestasi hanya berlandaskan iming-iming keuntungan instan.
Nah, setelah memutuskan untuk mulai investasi kripto, jangan lupa untuk selalu melacak perkembangan aset kripto setiap hari. Namun mencari informasi tentang kripto satu per satu dari banyak media tentu bisa sangat merepotkan, apalagi bila sehari-hari sudah disibukkan dengan berbagai aktivitas.
Memang kini mulai banyak bermunculan aplikasi yang khusus dibuat sebagai ‘alat’ analisa kripto. Meski begitu, belum banyak yang dapat secara maksimal memenuhi kebutuhan para investor. Apalagi saat ini kripto juga mulai dilirik para investor pemula yang tentunya ingin berinvestasi sambil belajar lebih jauh mengenai berbagai hal mengenai kripto.
Inilah yang mendorong Founder of Indonesia Altcoin, Suleman Dotutinggi, membawa Sonarplatform.io ke Indonesia. Telah berkecimpung selama 5 tahun di dunia kripto, Suleman merupakan satu-satunya founder dari Indonesia yang juga menjabat sebagai Strategic Partnerships di Sonar Analytics, Ltd.
Lewat sonarplatform.io, Suleman ingin memberikan sebuah aplikasi analisa yang mudah dimengerti, baik bagi investor di level beginner maupun advance, yang ada di Indonesia. Karenanya, Sonarplatform.io menyuguhkan sistem pelacakan all-in-one yang menyederhanakan data agar investor lebih mudah meneliti, mengelola, hingga membuat keputusan berdasarkan data. sonarplatform.io dapat melacak dan menganalisis data dari dua blockchain utama, Ethereum dan Binance Smart Chain.
Menawarkan kemudahan dalam berinvestasi kripto, sonarplatform.io menyuguhkan beberapa fitur. Pertama adalah dashboard terkustomisasi yang memungkinkan Anda untuk lebih fokus ke data portofolio yang sedang diincar, dan sembunyikan yang tidak diperlukan.
Menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI), Anda juga dapat melacak tren yang datanya tidak hanya diambil dari blockchain; tapi juga dari media sosial seperti Twitter, YouTube, Reddit; influencer, dan lain sebagainya.
Fitur ini akan membantu pengguna menganalisa dengan cepat apa yang sedang terjadi. Pengguna aplikasi juga dapat mengetahui keamanan dan risiko portofolio, hingga menganalisa adanya risiko penipuan.
Lalu ada fitur Price Analitycs yang menyuguhkan fluktuasi harga, daftar DEX/CEX, hingga sinyal trading. Agar token Anda semakin aman, ada Sonar Wallet yang transparan dan dapat dilacak melalui website sonarplatform.io. Kunci dan kata sandi juga tidak akan tersimpan, sehingga hanya Anda yang dapat mengakses dompet Anda.
Tidak kalah menarik, sonarplatform.io memiliki Token PING yang merupakan merupakan token deflasi dengan membebankan pajak 10 persen yang diterapkan pada setiap transaksi. Fungsinya membantu mengempiskan pasokan cryptocurrency sehingga seiring berjalannya waktu dan permintaan tumbuh, harganya akan akhirnya naik.
Pemilik token PING akan memiliki akses ke fitur pelacakan lanjutan. Di antaranya Tier 1 untuk menambahkan pelacakan history token, dasbor token khusus, pelacakan portofolio otomatis, dan menghapus iklan. Lalu Tier 2 dapat menambahkan pelacakan history lanjutan, notifikasi lanjutan, dan banyak lainnya.
Lewat berbagai fitur yang diberikan, sonarplatform.io berkomitmen memberi kemudahan bagi pemula, dan memberi kekuatan bagi para profesional yang telah lama berkecimpung di dunia kripto.
Informasi lanjutan mengenai sonarplatform.io bisa Anda dapatkan di laman resminya sonarplatform.io.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan sonarplatform.io