5 Negara Ini Pertumbuhan Ekonominya Paling Rendah

13 Desember 2017 10:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bongkar Muat Peti Kemas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bongkar Muat Peti Kemas. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Momentum ekonomi sebagian besar bertahan di negara dengan ekonomi terbesar dunia dan kemudian efeknya menyebar ke negara-negara lainnya. Dalam perjalanannya, perekonomian global diuntungkan dari kombinasi kebijakan fiskal yang mendukung, inflasi rendah, dan perdagangan global yang kuat.
ADVERTISEMENT
Namun, tidak demikian dengan 5 negara ini yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah. Berikut kumparan (kumparan.com) merangkum negara-negara tersebut yang dilansir dari Forbes:
1. Macau (-4%)
Gedung Pencakar Langit di Macau (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Pencakar Langit di Macau (Foto: Thinkstock)
Sebuah wilayah di pantai selatan dengan industri kasino utama Asia menjadi negara berkinerja terburuk. Berdasarkan data dari International Monetary Fund (IMF), pertumbuhan turun menjadi 4% pada tahun lalu.
Meskipun ekonomi Macau mulai berkembang lagi tahun ini, perintah Presiden China Xi Jinping yang masih melarang pegawai pemerintah bermain kasino akan berdampak pada ekonomi Macau. Perintah tersebut telah menjatuhkan ekonomi Macau pada 2016 karena perjudian berkontribusi 60% pada ekonomi di Macau.
2. Brunei (-2,5%)
Brunei Darussalam. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Brunei Darussalam. (Foto: Pixabay)
Penurunan kondisi ekonomi Brunei sebagian besar disebabkan produksi minyak dan harga minyak dunia yang semakin anjlok. Pertambangan dan penggalian, yang mencakup pengeboran lepas pantai, menyumbang 45% untuk ekonomi Brunei.
ADVERTISEMENT
Pemerintah kehilangan pendapatan sehingga mengurangi konsumsi serta investasi publik. Indikator ekonomi Brunei hingga saat ini sebenarnya cukup membaik, namun hanya pada ekspor bahan bakar mineral.
3. Korea Utara (+ 1%)
Kondisi masyarakat di Pyongyang, Korea Utara (Foto: AP Photo/Kim Kwang Hyon)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi masyarakat di Pyongyang, Korea Utara (Foto: AP Photo/Kim Kwang Hyon)
IMF menempatkan pertumbuhan PDB pada angka 1% tahun lalu untuk Korea Utara. Namun berdasarkan laporan yang mengutip dari bank sentral Korea Selatan, PDB Korea Utara mencapai 3,9% setelah terjadi kontraksi pada tahun 2015.
Berapapun pertumbuhan PDB sebenarnya, kemungkinan besar didasarkan pada ekspor utama seperti batubara, timbal, dan makanan laut, kata Forum Ekonomi Dunia.
Bahkan jika benar mencapai 3,9%, sanksi ekonomi yang diumumkan pada bulan September oleh PBB untuk memprotes pengembangan senjata nuklir Korea Utara akan memblokir banyak barang tersebut untuk menjangkau pasar luar negeri.
ADVERTISEMENT
4. Jepang (+ 1%)
Istana Kaisar Jepang di daerah Chiyoda, Tokyo, Jepang (Foto: Yudhistira Amran Saleh)
zoom-in-whitePerbesar
Istana Kaisar Jepang di daerah Chiyoda, Tokyo, Jepang (Foto: Yudhistira Amran Saleh)
Perekonomian terbesar ketiga Asia setelah China dan India ini hampir tidak bergerak maju karena orang tidak mengeluarkan uang yang disebabkan pertumbuhan upah yang rendah.
Jepang hanya mampu meningkatkan pertumbuhan PDB menjadi 1% tahun lalu. Pejabat Jepang mengatakan bahwa keadaan menjadi lebih baik pada semester pertama tahun 2017 karena output industri dan investasi bisnis yang lebih kuat. Namun, permasalahan konsumsi tersebut menyumbang 60% dari pelemahan PDB.
5. Taiwan (1,4%)
Hari Kemerdekaan Taiwan (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)
zoom-in-whitePerbesar
Hari Kemerdekaan Taiwan (Foto: REUTERS/Tyrone Siu)
Negara pusat ekspor ini, terutama di bidang teknologi tinggi dan mesin, bergantung pada ekonomi dunia untuk bisa bertumbuh. Jika importir utama dari China ke Amerika Serikat makmur, maka eksportir Taiwan mengikuti.
Penguatan global harus mendorong pertumbuhan hingga 3,6% tahun ini dan menambahkan 0,1% lagi pada 2018. Perekonomian Taiwan hanya meningkat 1,4% tahun lalu sebelum menunjukkan kenaikan yang sedikit lebih kuat di tahun 2017 sampai saat ini.
ADVERTISEMENT