news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

5 Saham Paling Merugi Selama Pandemi, dari Smartfren hingga Sampoerna

12 Desember 2020 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan saham. Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
ADVERTISEMENT
Bursa saham Indonesia berguguran sejak pandemi COVID-19 melanda. Banyak saham yang harganya anjlok ke level terendah terutama ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh level 3.937. Meski dalam 6 bulan terakhir IHSG sudah kembali rebound dan menguat 22,5 persen, namun secara year to date IHSG masih terkoreksi 5,73 persen.
ADVERTISEMENT
Beberapa saham juga masih mencatatkan pelemahan hingga hari ini. Berikut lima saham yang tercatat mengalami penurunan paling dalam sejak awal tahun (year to date).

PT Real Power Asia Indonesia Tbk (REAL)

Saham REAL tercatat telah mengalami penurunan sebesar 87 persen sejak awal tahun. Penurunan tersebut menyeret REAL ke harga terendah yaitu Rp 50 alias jadi saham gocapan. Padahal pada Januari 2020, saham REAL sempat melambung ke level Rp 540 per saham.
Ilustrasi tabungan saham. Foto: Pixabay

PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC)

Saham Zinc juga tercatat mengalami penurunan dalam hingga 50,25 persen. Per Jumat (11/12) kemarin, harga saham ZINC berada di level Rp 196 per saham, naik 3,7 persen dalam sehari. Sepanjang tahun ini, ZINC sempat berada di level tertinggi pada harga Rp 402 per saham. Sedangkan level terendah tercatat pada harga Rp 115 per saham. Meski mengalami penurunan terdalam secara ytd namun jika dihitung dalam satu bulan, saham ZINC sudah kembali naik 59 persen.
ADVERTISEMENT

PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)

Emiten telco, Smartfren juga mengalami penurunan harga saham sejak awal tahun. Pada awal tahun saham FREN sempat berada di level Rp 153 per saham. Saham FREN kemudian mengalami fluktuasi yang cukup dalam. Sempat terjerembab di level gocap kemudian naik kembali ke level Rp 153. Namun penguatan tidak berlangsung lama karena FREN kembali mengalami pelemahan. Kini harga saham FREN ada di level Rp 74 per saham.
Kantor pusat Smartfren di Jalan Sabang, Jakarta. Foto: Aditya Panji/kumparan

PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN)

Perusahaan milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo ini juga tercatat mengalami penurunan dalam selama masa pandemi. Secara ytd, saham MNCN telah anjlok 35,89 persen. Berdasarkan data RTI, saham MNCN sempat berada di level Rp 1.750 per saham pada Januari 2020. Kemudian MNCN masuk dalam tren penurunan sejak Februari 2020. Saham MNCN menyentuh level terendah pada harga Rp 705 per saham. Kemudian perlahan rebound meski kini masih di level Rp 1.045 per saham.
ADVERTISEMENT

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)

Salah satu emiten bluechip, HM Sampoerna, juga tidak luput penurunan. Secara ytd, emiten rokok ini sudah anjlok 25,95 persen. Di awal tahun saham HMSP masih cemerlang di level Rp 2.320 per saham. Kemudian masuk ke tren penurunan seiring dengan anjloknya IHSG karena corona. Di akhir Maret 2020, saham HMPS tercatat di level terendah Rp 1.155 per saham. Kini harga saham HMSP berada di level Rp 1.555 per saham.