6 Juta Mobil Listrik di Dunia Pakai Baterai Buatan CATL dari China

13 November 2022 20:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) bersama Chairman and Founder CATL Zeng Yuqun (kanan) menyampaikan paparan dalam diskusi panel B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) bersama Chairman and Founder CATL Zeng Yuqun (kanan) menyampaikan paparan dalam diskusi panel B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Chairman sekaligus pendiri produsen baterai kendaraan listrik terbesar di China yaitu PT Contemporary Amperex Technology (CATL), Zeng Yuqun mengungkapkan, baterai yang diproduksi telah dipasang pada enam juta mobil listrik.
ADVERTISEMENT
Zeng mengeklaim keberadaan baterai kendaraan listrik dapat mendorong kelestarian lingkungan. Pasalnya, emisi gas dari mobil adalah salah satu sumber utama pencemaran lingkungan dan pemanasan global juga menjadi ancaman bagi kesehatan manusia.
“Teknologi canggih digunakan dalam sistem produksi, dan contoh baterai-nya adalah baterai AB, NP dan M3P. Kami juga menyediakan konsumen dengan baterai dengan densitas lebih tinggi,” kata Zeng dalam B20 Summit di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11).
Chairman and Founder CATL Zeng Yuqun menyampaikan paparan dalam diskusi panel B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (13/11/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
Zeng dan timnya bekerja keras untuk berkontribusi dalam inovasi teknologi baterai melalui energi terbarukan. Ia memberi contoh, dengan menggunakan kendaraan listrik, konsumen dapat mengisi ulang baterai hanya dalam kurun waktu beberapa menit.
“Dalam mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, upaya pertama yang dilakukan adalah menggunakan baterai lithium ion. Baterai ion ini sekarang memainkan peran yang sangat penting,” ujar nya.
ADVERTISEMENT
Zeng juga menemui hambatan untuk mengembangkan baterai lithium secara komersial akibat biaya yang tinggi. Ia pun akhirnya mengetahui penggantian energi bahan bakar fosil menuju energi baru terbarukan bukan hal yang mustahil.
“Kami terus mendorong kinerja baterai sehingga elektrifikasi baterai dapat terwujud secara menyeluruh, sehingga baterai produksi kami bisa memberdayakan keberlanjutan secara sosial maupun ekonomi,” sambungnya.