Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Satu per satu bisnis ritel berguguran di tengah gempuran pandemi COVID-19. Terpuruknya perekonomian membuat sektor yang sudah babak belur sejak era digital menguat ini, kini kian sulit bertahan.
ADVERTISEMENT
Teranyar, adalah Centro yang harus rela gulung tikar. Pusat perbelanjaan di bawah Centro Department Store ini sudah 18 tahun hadir di Indonesia.
Jauh sebelum Centro, sederet usaha di sektor ritel sudah lebih dulu berpamitan. Mulai dari 7-Eleven, Giant, sampai pada Matahari Departement Store turut merasakan beratnya operasional di tengah wabah yang masih belum tahu kapan berakhir. Berikut sederet bisnis ritel yang sudah gulung tikar:
7-Eleven
Jaringan toko kelontong asal Amerika Serikat ini sempat berjaya pada tahun 2009. Convenience store 24 jam ini dulu begitu melekat dengan gaya hidup anak muda Ibu Kota.
Sebelum sempat merealisasikan rencana melebarkan sayap, bisnis yang dikelola PT Modern Internasional Tbk ini terpaksa menutup seluruh gerai pada pertengahan tahun 2017. Ini terjadi karena kegagalan akuisisi bisnis senilai Rp 1 triliun.
ADVERTISEMENT
Matahari Department Store
Gerai pakaian ini terus mengalami penurunan pendapatan saat pandemi merebak. Puncaknya pada kuartal pertama 2021 perusahaan tercatat merugi Rp 95 miliar.
Hingga Desember 2020, bisnis yang sudah hadir di Tanah Air sejak 1972 ini, tercatat memiliki sebanyak 147 gerai. Setelah menutup 25 gerai pada tahun 2020, tahun ini sebanyak 13 gerai lagi akan disetop operasionalnya.
Giant
Jaringan toko swalayan yang menyediakan kebutuhan sandang ini tercatat memiliki 46 hypermart dan 104 gerai supermarket di Indonesia pada tahun 2010. Dalam perjalanannya, Giant menutup seluruh jaringan operasinya pada tahun 2019.
Debenhams
Department store asal Inggris ini juga masuk deretan industri ritel yang tumbang. Pada tahun 2017, PT Mitra Adiperkasa Tbk memutuskan menyerah, tepat saat Debenhams sudah berusia 242 tahun.
ADVERTISEMENT
Perusahaan ini beroperasi di tiga lokasi, yakni di Kemang Village, Supermall Karawaci, dan Senayan City. Persaingan ketat disinyalir jadi alasan gerai ini tak mampu lagi ikut dalam kompetisi.
Centro
Perusahan ini gulung tikar usai dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Perusahaan ini pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 2003.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, mengaku jika sektor ritel mengalami pukulan telak selama pandemi.
"Salah satu sektor usaha ritel yang mengalami kondisi paling berat selama pandemi adalah sektor usaha sandang, busana dan apparel," katanya kepada kumparan, Selasa (18/5).