7 Perusahaan RI Tambah Ekspor Listrik ke Singapura Jadi 3,4 GW, Nilai Rp 308 T

5 September 2024 18:32 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin ditemui saat Indonesia International Sustainability Forum 2024, Kamis (5/9/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin ditemui saat Indonesia International Sustainability Forum 2024, Kamis (5/9/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Pemerintah Singapura resmi menambah kuota ekspor listrik 1,4 gigawatt (GW), dari awalnya 2 GW menjadi total 3,4 GW dari 7 perusahaan. Penambahan kuota ekspor diresmikan pada gelaran Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 hari ini, Kamis (5/9).
ADVERTISEMENT
Minister for Manpower & Second Minister for Trade and Industry of Singapore, Tan See Leng, mengatakan pada ISF 2023 lalu Singapura sudah meneken nota kesepahaman (MoU) pengembangan proyek komersial dan interkoneksi untuk perdagangan listrik lintas batas dengan Indonesia.
Energy Market Authority (EMA), kata Tan, telah memberikan persetujuan bersyarat kepada lima perusahaan untuk mengimpor listrik rendah karbon sebesar 2 GW dari Indonesia ke Singapura yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Kelima perusahaan tersebut yakni Konsorsium Pacific Medco Solar Energy Medco Power with Consortium partners, PacificLight Power Pte Ltd (PLP) and Gallant Venture Ltd, a Salim Group company, Adaro Green, dan TBS Energi Utama, yang sudah melaksanakan studi kelayakan.
"Dengan gembira saya umumkan bahwa tahun ini, EMA akan menerbitkan lisensi bersyarat kepada kelima perusahaan ini. Selamat. Ini bukan prestasi kecil karena ini sebenarnya merupakan pengakuan bahwa proyek-proyek ini berada dalam tahap pengembangan lanjutan," katanya saat IISF 2024, Kamis (5/9).
Singapura mengumumkan akan menambah impor listrik hijau dari Indonesia menjadi 3,4 GW dalam Indonesia International Sustainability Forum 2024, Kamis (5/9/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Lisensi bersyarat tersebut, lanjut dia, juga menandakan bahwa proyek-proyek ini telah secara substansial memenuhi persyaratan ketat dari Indonesia dan Singapura. Melanjutkan keberhasilan tersebut, Tan mengatakan ada tambahan dua perusahaan yang akan membangun PLTS di Indonesia dan mengekspor listriknya ke Singapura.
ADVERTISEMENT
Tan mengatakan, pihak EMA akan memberikan persetujuan bersyarat tambahan kepada dua proyek lagi, masing-masing dari Total Energies RGE dan Shell Vena Energy Consortium dengan total 1,4 GW.
"Kedua proyek ini akan mengekspor tambahan listrik rendah karbon sebanyak 1,4 GW dari Indonesia ke Singapura. Saya juga ingin menyampaikan salam hormat karena kemajuan sebanyak ini dalam kurun waktu satu tahun ini tidak akan mungkin terjadi," tuturnya.
Tan menjelaskan, impor listrik regional menjadi bagian penting dari transisi energi Singapura target emisi nol bersih pada tahun 2050. Singapura sebelumnya mengumumkan akan mengimpor 4 GW impor pada tahun 2035.
Ilustrasi Bendera Singapura. Foto: Shutterstock
"Kami akan berupaya meningkatkan impor kami menjadi sekitar 6 GW pada tahun 2035. Kami siap untuk melakukan lebih banyak lagi, terutama jika kami dapat bekerja sama dengan tetangga kami untuk mengembangkan jaringan listrik ASEAN," tegas Tan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan total nilai proyek ekspor listrik Indonesia ke Singapura mencapai USD 20 miliar atau setara Rp 308 triliun.
"Saya kira penandatanganan ini nilai proyek ini, Pak Rachmat bisikin ke saya sekitar USD 20 miliar," ungkapnya.
Luhut menjelaskan, pembahasan kerja sama tersebut antara Indonesia dan Singapura sudah berlangsung lama dan sangat strategis. Hal ini menjadi langkah penting menuju komitmen bersama untuk masa depan yang berkelanjutan.
Sejumlah penari menampilkan tarian sambutan selamat datang dalam pembukaan Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
"Bagi Singapura, kerja sama ini akan mengamankan pasokan listrik bersih melalui sistem penyimpanan energi baterai dan panel surya yang diproduksi di Indonesia," jelasnya.
Sementara bagi Indonesia, kata Luhut, kerja sama ini penting karena Indonesia memiliki banyak pasir silika untuk bahan baku panel surya, sehingga industri manufaktur panel surya bisa terintegrasi dari hulu ke hilir di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Jadi, kita membangun industri panel surya karena kita telah mengekspor energi bersih ke Singapura. Jadi, saya rasa ini menguntungkan kedua negara, itu sangat penting," ucap Luhut.