Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) menyatakan produksi dan cadangan (reserve to production) minyak dan gas perusahaan akan habis dalam 7 tahun ke depan. Perusahaan pun tengah gencar mencari cadangan baru agar produksi bisa meningkat.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan salah satu cara cepat untuk menjaga agar cadangan tak habis adalah melakukan akuisisi lapangan migas. Dia mengaku saat ini perusahaan tengah mengincar lapangan di luar negeri.
"Perlu breakthrough, cara cepatnya dengan akuisisi, langsung mendapatkan peningkatan produksi dan cadangan karena reserve to production kita saat ini hanya 7 tahun. Jadi bisa dibayangkan kalau kita tidak temukan atau akuisisi cadangan migas besar, maka cadangan ini akan habis," kata dia dalam diskusi Indonesia Energy Watch secara virtual, Minggu (26/7).
Dengan lapangan tua yang dikelola perusahaan, saat ini produksi minyak Pertamina hanya 420 ribu barel per hari. Padahal pada 2028 perusahaan punya target produksi 1 juta barel.
Di dalam negeri, Pertamina memiliki 6 proyek kilang mulai dari Kilang Balikpapan, Kilang Balongan, Kilang Cilacap, Kilang Plaju, dan Kilang Tuban, dan Kilang Bontang.
ADVERTISEMENT
Pembangunan kilang ini bertujuan meningkatkan kualitas produksinya dari euro 2 menjadi euro 4 sesuai standar dunia. Pertamina juga masuk ke bisnis petrokimia sebagai sumber bisnis barunya.
"Mengenai akuisisi, kita sedang lakukan akuisisi blok migas di luar negeri untuk tingkatkan reserve. Kita fokus di oil, karena dengan bangun kilang-kilang perlu tambahan crude untuk feed stock," ujarnya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.