AC Impor Laris Manis di Glodok

18 Oktober 2019 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di kawasan pusat elektronik Glodok Jakarta Barat, Jumat (18/10). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kawasan pusat elektronik Glodok Jakarta Barat, Jumat (18/10). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Produk Air Conditioner (AC) impor masih menjadi yang paling diminati oleh konsumen. Hal itulah yang tampak terjadi di kawasan pusat belanja elektronik Glodok Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
Salah seorang pedagang, Ipul (30) mengatakan para pembeli banyak yang mencari produk impor, yaitu bermerek Daikin. Menurutnya, AC yang diproduksi di Thailand itu relatif lebih tahan lama dan dinginnya terasa lembut.
"Yang paling laku Daikin, produksi Thailand. Harganya 1 pk-nya Rp 3,4 juta, itu yang banyak dicari," ujar Ipul ketika ditemui kumparan di kawasan Glodok, Jakarta Barat, Jumat (18/10).
Adalagi yang menurut Ipul, banyak peminatnya yaitu AC dari China. Ia bilang, harganya memang bisa lebih terjangkau dengan kualitas masih bersaing.
"Kalau yang China paling murah Rp 2,5 juta. Paling mahal sampai Rp 4,2 juta, tergantung budget," kata dia.
Hal senada juga diungkap Lin (42). Ia juga mengatakan, produk AC dari Thailand dan China masih paling diminati pembeli.
ADVERTISEMENT
“AC Daikin dari Thailand itu harganya mulai Rp 3,2 juta bisa kejual 3 sampai 4 unit. Kalau yang impor lagi ada Mitsubishi tapi lebih laku Daikin, kalau lokal jarang juga paling ada Panasonic tapi jarang,” tutur Lin ditemui di lokasi berbeda.
Lin mengaku tren penjualan secara langsung saat ini memang menurun. Perubahan situasi cuaca seperti panas saat ini pun, menurutnya tak banyak berpengaruh pada peningkatan permintaan.
"Tetap segitu aja, ya paling tidak satu dua sehari tetap ada aja," ujarnya.
Suasana jelang pelatikan presiden dan wakil presiden di kawasan pusat elektronik Glodok Jakarta Barat, Jumat (18/10). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Sebaliknya, hal yang cukup berdampak yang pihaknya rasakan ialah karena maraknya penjualan online. Pihaknya tak menyangkal memang masih belum benar-benar memanfaatkan peluang online sebagai strategi penjualan.
Sebab, kata dia, pihaknya masih mengandalkan sistem pemesanan dari para langganan. Baik dari individu atau perkantoran.
ADVERTISEMENT
"Ya orang Jakarta sini sih, mereka bisa telepon langsung ke sini,” katanya.