Ada 3,5 Juta Angkatan Kerja Baru Tiap Tahun, Pengusaha Akui Tak Bisa Serap Semua

23 Februari 2023 16:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pencari kerja menunggu dibukanya Jakarta Job Fair di Gajah Mada Plaza, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2022).  Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pencari kerja menunggu dibukanya Jakarta Job Fair di Gajah Mada Plaza, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2022). Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Direktur Bina Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi dan Pemagangan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), M. Ali Hapsah mengatakan, jumlah angkatan kerja berdasarkan survei angkatan kerja nasional Agustus 2022 ada sebanyak 143 juta orang, naik 3,5 juta orang dibanding Agustus 2021.
ADVERTISEMENT
Ali mengungkap, setiap tahun ada 3,5 juta angkatan kerja baru dan itu menjadi pekerjaan rumah pemerintah agar angkatan kerja baru tersebut dapat terserap lapangan pekerjaan.
"Setiap tahun ada kurang lebih ada 3,5 juta angkatan kerja baru yang masuk ke dalam pasar kerja yang tentu jadi PR bersama untuk pastikan 3,5 juta ini dapat pekerjaan," kata Ali di Kantor Apindo Jakarta, Kamis (23/2).
Ali mengatakan, salah satu permasalahan angkatan kerja tersebut sulit diserap adalah kurang sesuainya SDM lulusan dari lembaga pendidikan dengan kebutuhan industri. Selain itu, tren investasi di industri padat karya yang menyusut padahal sektor tersebut banyak membuka lapangan kerja baru.
"Oleh karena itu pemerintah terus berupaya meningkatkan investasi padat karya termasuk di pusat-pusat ekonomi baru di luar Jawa, investasi di pertumbuhan-pertumbuhan baru seperti sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan ekonomi digital," ujarnya.
ADVERTISEMENT

Pengusaha Akui Tak Bisa Serap Tenaga Kerja

Ditemui terpisah, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengakui pelaku usaha saat ini tidak bisa menyerap besarnya angkatan tenaga kerja baru.
"Sekarang kita memang masalah, memang fokus kita di lapangan kerja. Kita belum bisa serap seluruh angkatan kerja," kata Shinta.
Senada dengan Ali, Shinta berharap investasi di padat karya terus didorong. Pasalnya saat ini mayoritas investasi industri yang masuk adalah ke sektor padat modal.
"Investasi yang masuk ini mayoritas padat modal sehingga penurunannya (penyerapan tenaga kerja) signifikan, hampir satu pertiga dalam tujuh tahun terkahir," jelasnya.
"Jadi kita harus terus cari jalan untuk bagaimana menciptakan lebih banyak lapangan kerja sehingga mencukupi. Kalau ditanya apakah cukup, saat ini belum mencukupi," tegas Shinta.
ADVERTISEMENT
Selain mendorong investasi padat karya, Shinta menjelaskan salah satu solusi lainnya adalah dengan mendorong lahirnya pelaku wirausaha-wirausaha baru.