Ada 7 Bank Berminat Danai Inalum Beli Saham Freeport

13 April 2018 11:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Asahan Alumunium, Inalum (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Asahan Alumunium, Inalum (Foto: Michael Agustinus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Negosiasi pembelian 40% Participating Interest (PI) atau hak kelola Rio Tinto agar bisa mencaplok 51% saham PT Freeport Indonesia (PTFI) masih berlangsung. PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) atau Inalum selaku induk holding BUMN pertambangan, tengah mengumpulkan dana untuk melakukan pembelian tersebut.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Inalum, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan ada 7 bank yang tertarik mendanai pembelian hak kelola Rio Tinto di Freeport dalam bentuk sindikasi. Saat ini, kata dia, tujuh bank tersebut sudah setuju dengan syarat dan kententuan yang ada, termasuk besaran dana yang diminta Inalum.
”Semua ada 7 bank yang siap-siap untuk berpartisipasi dalam bentuk sindikasi. Terms-nya sudah setuju, ammount-nya juga sudah cukup. Tinggal dieksekusilah,” kata Budi usai menghadiri acara HUT KBUMN ke-20 tahun di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (13/4).
Menurut Budi, dari 7 bank itu, ada juga bank-bank BUMN yang tergabung dalam Himpunan Bank Negara (Himbara). Dia mengatakan, sebagai sesama BUMN, wajib mengajak Himbara. Meski begitu, dia juga tetap menawarkan ke bank luar negeri.
ADVERTISEMENT
“Ini kan sindikasi. Ammount-nya besar. Tiap bank kan ada limit-nya per proyek berapa. Jadi bareng-bareng. Kita kan sesama bumn, ajak dulu. Kalau misalnya mereka enggak bisa masuk atau ammount-nya enggak bisa diambil, bagi-bagi dengan yang lain. Jadi tergantung kondisi keuangan mereka. Ini kan dolar ya,” katanya.
Tambang Grasberg, Freeport (Foto: OLIVIA RONDONUWU / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Tambang Grasberg, Freeport (Foto: OLIVIA RONDONUWU / AFP)
Namun, Budi enggan merinci 7 bank yang berminat menyuntikkan dananya ke Inalum tersebut. “Enggak boleh dikasih tahu. Bahaya. Nanti mereka (Rio Tinto) tahu,” katanya.
Sebelumnya, Budi mengatakan tengah menjajaki pinjaman dari bank di Jepang. Menurut dia, bank asal Negeri Sakura itu dapat memberikan pinjaman dengan bunga yang murah.
Sebenarnya, kata Budi, kas Inalum sudah cukup kuat. Adapun saat ini dana cash yang mereka miliki sekitar USD 700 juta. Namun, Budi memilih mengambil langkah antisipasi dengan pinjaman dari bank dan menarik dividen dari anak usaha mereka. “Dividen dari anak usaha diambil supaya ekuitasnya bagus dan lebih sehat,” katanya.
ADVERTISEMENT
Divestasi 51% saham merupakan salah satu syarat yang diajukan pemerintah kepada Freeport jika perusahaan tambang raksasa asal Amerika Serikat (AS) itu ingin tetap mengelola Tambang Grasberg di Papua sampai 2041.
Saat ini, saham PTFI sebesar 90,64% dimiliki Freeport McMoRan Inc dan 9,36% dimiliki pemerintah Indonesia. Namun secara economic interest, Freeport McMoRan memiliki 54,32% saham PTFI, Rio Tinto 40% saham PTFI, dan pemerintah Indonesia memiliki 5,68% saham PTFI.
Nantinya, 40% Participating Interest Rio Tinto dikonversi menjadi 40% saham PTFI secara equity interest.